orang pria di dekat Adhit
ntih Adhit
ali. Tidak ada tanda tanda orang lain. Selain dia d
ulitan. Adhiti mencoba menyipitkan kedua matanya. Ag
ti akhirnya sadar da
sini. Untung sebelumnya saya mencoba cek kemba
dak ada orang lain lagi. Dia yang sering duduk memojok di antara rak
ar ponsel. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam. Be
ri kalau perpustakaannya telah tutu
rdiri dari dudu
ngangguk dan t
mbak. Maaf tadi say
saya bapak jadi kesusahan. Seharusnya pintu perpustakaan telah
rsebut. Dia bergegas menuju lantai
aman perpustakaa
da beberapa panggilan tidak terjawab. Saat di dalam perpustakaan. Nada dering ponsel di matikan oleh Adhiti. Di
panggilan tidak terjawab itu berasal. Dia begitu m
ih Adhiti se
jung tertera. Hanya ada nama, daddy, abang
ibuat terkejut karena deringan pon
wab Adhiti pada
eru Shania dengan suara ke
uran di pe
rak Shania
a sama sama keluar dari gerbang kampus. Jangan bohong! Lu kencan sama
heo tidak apa apa, gua masih bisa menjawab dengan baik dan tenang. Abang lu nohhh!! Dia neror gua setiap lima menit. Gua sampai ngg
mendengar kelucua
api, di perpustakaan kota. Barus
di sana! Lu nggak bohongkan?
ung perpustakaan. Lalu me
tengah harian di sana. Ini baru jala
sendiri aja? Tidak
bisa dia selalu di dekat gua sela
oba memperc
Jam segini dia sudah pulang. Minta tolong jemput lu kesana. Kalau
. Ucapan Shania yang jujur
ya itu yang di
*
a menghubungi pria yang dia cintai tersebut. Awalnya pria itu hanya mereject panggilan A
kembali ke rumah menggu
nya daddy Adhiti ya
dak menjawab panggilan. Tadi hampir beberapa kali mecoba dan tidak kunjung
kota, dad. Aku minta maaf karena
ekat mereka. Wajahnya juga sama k
g kamu sudah pulang, n
kamarnya. Dia butuh istirahat. Selain tubuhny
ndi dan tidur,"
enang ke arah Adhiti. Gadis itu be
k?" Tanya Re
geleng Ad
saja, bang.
paham." Baiklah,
*
setengah dua malam. Mata Adhi
un memasukan makanan ke dalam perutnya. Hanya sarapan dengan dua l
rih Adhiti sambil menatap ba
yang siap dihangatkan atau di goreng. Adhiti hanya mengambil nugg
yaitu bi Titin. Dia tidak mungkin membangunkan asi
l Theo mengej
kompor. Tidak ada pergerakan apapun yang di lakukannya. Karena sudah t
k Adhiti meng
an? Makananmu sudah g
sudah menghitam. Gadis itu merenggut pelan. Betapa bodohnya
n Adhit
u la
Adhiti me
asak. Kamu tunggu
ada waktu untuk membantah. Dia menunggu dengan tenang tanpa bersuara.
you,
akini. Tidak dalam keadaan baik baik sa
Theo sambil mengambil
a melanjutkan makanannya, w
tidak ingin bertanya apapun dulu.
ggil Adhiti
b Theo den
rinduka
arang sekali Adhitu membahas tentang mommy nya. Kalau sudah seperti i
mommy mu," jawab Theo
rdengar rintihan tertahan suara putrinya. Bahkan, suapan m
engejar mommy dahulu? Apakah daddy yang mengatakan cinta
tu mencintai mommy mu. Dan...ya...
. Mungkin sekarang, ia mencob
t Theo mengusa
ncintai seseora
pelukannya. Saat itu juga, kesabaran yang telah di pupuk Adhiti. Runtuh, di dalam pe
ngatakan dia mencintaiku. Padahal kami sudah leb