img Adhiti  /  Bab 7 PART 6 | 18.92%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 PART 6

Jumlah Kata:2060    |    Dirilis Pada: 05/02/2024

denganku? Bian, jika hanya diam, masalah ini tidak akan selesa

rim Adhiti kepada Albian. Dia membaca pesan

iap lima menit sekali, dia menyakin hatinya Albian akan

ngan cara apa agar aku bisa berte

ng berada di perkarangan kampusnya. Dia menunggu kedata

ahh siang itu. Memikirkan kenangannya sa

hbac

berapa kali hentakan kepala yang menandakan matanya sempat terpejam. Setiap 5 menit mulutnya tidak berhe

pagi karena takut ketinggalan kelas pertama dengan dosen killer. Di pertengahan perjalanan tadi dia sempat mem

ia akhirnya ter

an dan mobil ya

chh

. Kepalanya membentur kursi bagian depan, benturan yang tidak keras

a berhenti mendadak. Tiba tiba mesin mobil

n bapak." Sekali lagi sopir pribad

menge

esuatu, Pak?" ta

ak,N

k ada yang perlu dikhawatirkan. Cukup

dekat dengan kita s

k mobil kita. Ada bengkel langganan bapak di d

ak berfikir

ula kalau di rumah saat ini da

on Adhiti mengantuk. Perbaikanny

nji tidak akan nakal." Sahutnya be

beli. Makanan itu cukup banyak yang bisa dimakan oleh 3 orang atau lebih. Dia begitu kalap memesan 1 bucket ayam goreng isi 9pieces dengan membeli 3 po

. Sedangkan Adhiti sibuk mencari tempat duduk yang kosong yang disediakan bengkel untuk customer. Bengkel yang dimaksud sopirnya begitu besar dan luas. Selain service dan memperbaiki kerusakan disebelah

anya ada mobil adhiti. Tapi c

t Adhiti." Untunglah di sini tidak

i yang tertutup. Di kampus dia mempunyai banyak teman dan bisa berbaur dengan Mahasiswa lainnya. Cuman kadan

tinya. Adhiti meletakkan semua makanan di atas meja b

i," pangg

bentar ya. Mau beli minu

ngsung mengh

ikan Non. Non Adhiti

Lagipula tinggal

lu menatap Adhiti. Dia melakukan ger

askan kerusakan mobil kepada

uk membeli minuman sampai mereka tak menya

ini saja biar bapak ya

imarket dan meninggalkan Adh

u?" Suara berat di dekat

rka tinggi pria tersebut. Adhiti yakin pria di depannya saat ini memeliki tinggi 180 cm, bahunya cukup lebar. Adhiti juga yakin ada roti sobek di balik baju yang dia kenakan saat ini. Keyakinannya se

tersebut. Matanya tidak berhenti melihat

rmi

memecahkan l

." gugupnya s

malu kedapatan menatap tanpa berkedip. Dia

menangani mobil

enganggu

membeli minuman di depan. Dia y

bia

Ternyata yang memanggil adalah pria

h Adhiti meng

ng cukup cepat dan terdengar keras. Sesekali dia menghela nafas dan menghembuskan pelan upaya untuk membuat jantungnya kembali normal

i n

erkejut dengan panggilan

Adhiti. "Bapak b

mineral dengan ukuran menen

k sengaja,"pak K

rapan. Sekarang sudah mau sore, bapak takut perutnya Non sakit.

tidak, bisa bisa asam lambungnya bakalan kumat kalau dia tidak memasukan s

ara makannya, berharap selesai makan, mobilnya pun selesai diperbaiki. Tapi sepertinya belum ada tanda tanda mobilnya puli

. Dia tersenyum malu malu disaat mengingat tatapan mata yang menging

hu pria yang telah membuat hatinya berdegup tidak karuan. Kalau perut sudah isi,maka disitu renca

tahu dia tinggal dimana. Tidak mungkin kan

ng bengkel berusaha mencari apa saja yan

di saja yang jadi m

sama sekali. Yakin deh bakalan sampai ke teling

lah yang selalu mengejarnya. Sudah tak terhitung lagi kolega daddy nya menjodohkan dia dengan anak lelaki merek

ndapat info apapun. Bergerak Adhiti, ayo puta

cukup menarik perhatiannya. Berhati hati dia berjalan pelan ke arah benda tersebut.

ting untuk menjalankan misinya. Tersenyum penuh kemenangan Adh

ian Danish Suwardi", Adhiti membaca nama

an berwarna biru muda dipinggir map tersebut. Yang membuat senyum Adhiti m

ma ini,"pikir Adhiti m

kampus mereka begitu besar jurusan mereka juga berbeda. Yan

i keluarga yang berada. Mana mungkin anak orang kaya mau bekerja di bengkel. Bukan berarti Adhiti meremehkan pekerjaan ini. Walaupun jurusan kuliah yang diambil Albian berhubungan

jelas dia telah menemukan identitas Albian. Hany

s diperjuangkan (hasyekk). Kalau hanya berdiam diri menunggu, kamu

duduknya. Untuk saat ini cukup sampai disini saja pencariannya. Nan

sudah se

balas Adhiti "cepat s

ak biaya pe

da Adhiti."Semuanya tertera di sini kak

e arah Albian. Mendengar suaranya saja

k Kardi memecahka

menggeleng kepala cepa

elah semuanya selesai,Pak Kardi sudah masuk ke dalam mobil

Adhiti menatap Albian yang berdiri teg

kaca jendela melambaikan tangan kepada Albian yan

jumpa lagi Bian. Senan

kin memerah saat teman

ya. Dia menuju meja tempat buku dan perlatan kampusnya. Di atas mejanya

ernyata sketsa dirinya. Posisi yang sama

uke bersora

an. Bikankah gadis itu sanga

Selain itu, ada satu kertas kecil yang

ang menjelang sore. Terima kasih atas bantua

hi

hbac

ta pada pandangan pertama itu memanglah ada. Aku tidak pernah menyangka akan men

auh. Awalnya, dia cukup ragu. Memaksakan matanya fokus menghadap ke depan. Setelah yak

kepastian hari ini," pikir

ggil Adhiti

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY