Terakhir dia hanya mengirimiku sebuah pesan yang mengatakan ada pekerjaan mendada
a Mas Adit di cafe kemarin. Mengapa Mas Adit berani menciumnya di depan umum. Jika
nku yang masih di katakan muda. Terdengar suara mobil masuk ke bagasi rumah ini. Aku tau betul suara mobil itu. Suara yang selal
ut kepulangan suamiku. Bersiap-siap untuk tersenyum dan
u memudar saat ku lihat perempuan
Mas Adit menjeda ucapann
piriku dan mengulurkan tangannya kepadaku. Tapi ku
rkenalkan dirinya Vita. Namun belum sampai tangan ini menjabat tang
i pertama Mas A
lang. Istri pertama. Lalu aku, Siapa aku di sini. Kenapa
it dan mencoba menatap matanya. Dia hanya menu
a lolos begitu s
" Tak terasa air mataku
ia menikah dengan kamu. Jadi kamu itu madu
tau tentang ini, kamu bohong k
as. Ini bohon
tri pertama Mas," jawab
engar. Tuhan tolong aku. Aku butuh pegangan saat ini. Kakiku
t saat aku terjatuh. D
ukuli dadanya. Dada tempa
, Ren. Kasih
anak kita. Kamu mempermai
kuhku dan ku rasakan penglihatanku mulai mengabu
¤
rbangun dalam ruangan yang asing kembali. Ini bukan kamar yang aku
ati kamar tamu di rumah ini. Bukan lagi kamar utama yang selama sa
rdengar seorang bertanya dar
lah yang ku tau terny
apa kamu di
" jawab
ti. Harusnya kamu berterima kasih padaku karena masih mengizinkan kamu tinggal di sini dan mengizin
ksudmu,
pun aku istri pertama tapi aku
aku yang sudah tidak berg
i sekarang gak ada lagi alasan aku untuk tetap menginginkan kamu di sini karena mun
ah pembicaraan kamu," jujur aku semakin bingung dengan jawabanny
emasuki ruang tengah tempat aku dan Vita berbicar
an, Rena?" Jawab Vita sambil matanya mengkod
iya,
khawatir. Mungkin ia mengkhawatirkan aku yang semalam
tar dan bergegas ke
kepalaku. Apa sebenarnya maksud Vita. Apa selama ini Mas Adit memanfaatkanku,
kehidupan di dalamnya. Ada janin yang harus aku jaga. Ada satu
a apapun yang ku harap bisa menjawab pertanyaanku ini meski yang ku temui h
bu
ku mengingatnya dan merasakan jika aku membutuhkannya. Meskipun dulu ibu sering kasar p
anyak, supaya aku mudah membawanya karena aku sadari aku ti
anku hanya satu, pulang ke rumah ibuku. Aku butuh ketenang
ruang tamu. Mungkin begitu terburu-burunya aku hingga ta
datar. Masih ku rasakan sa
a, ini rumahm
i rumah kalian. Aku ma
akan mau nerima kamu. Apa belum cuku
Mas Adit. Ya memang ibuku tidak memperlakukanku dengan baik.
entak Mas Adit. Selama hampir dua tahun aku m
uturannya. Tapi bukanya menjawab Mas Adit malah pergi meninggalkanku