a
ndong wanita yang sudah mabuk berat ini. "Apa besok pagi dia akan mengamuk kalau sampai mereka berci
nya dengan tatapan ragu. Ia lega pria muda yang ia temui di klub barusan bukanlah khayalannya semata. I
tuk menarik pria asing itu kemudian menciumnya tanpa keraguan sedikitpun. Hasratnya bergejolak liar untuk merasaka
ia malu! Mereka hanya akan bertemu sekali ini karena itu ia harus menikmati semua proses
sadar, wanita cantik ini tidak akan lagi menginginkannya. "Aku akan membuatmu menginginkan a
at aku menjerit dan mencapai klimaks yang tidak akan pernah aku lupakan!" seru
elukannya ini. "Siapa namamu, Cantik?" tanya Samuel sambil memb
l bekerja sama membiarkan pakaiannya dilucuti satu persatu t
dak menyangka, tubuhnya sangat halus dan mulus! Ia seperti mendapatkan harta karun malam ini! "Sangat penting, agar aku bisa menye
h. Ia juga sudah tidak sabaran dan merasakan lebih! "Suka, sangat suka! Namaku Hesti. Kalau begitu aku juga
sambil mencumbu tubuh Hesti un
sahut Hesti seraya memejamkan mata m
aya tersenyum memandangi Hesti y
sti mengerang tertahan karena hisapan Samuel di pa
. Payudaranya ranum dan manis. Tubuh Hesti benar-benar indah dan tidak bercacat noda sedikitpun. Ia sudah bisa menebak kalau Hesti berasal dari keluarga berada tapi kenapa ia menginginkan bayi darinya? Ia merasa kecewa saat melihat jari Hesti yang sudah mengenakan cincin ksti dan ukurannya terlihat sangat sempurna di matanya. Samuel menelan air ludahnya dengan susah payah t
uel bertambah gairah untuk bergegas menyongsong hadiah pemberian dewa pada malam ini untuknya
a bagian tubuhnya dengan penuh gairah. Tubuhnya memanas dan menginginkan lebi
tu tangan perlahan turun ke area intim kewanitaannya dan memberikan belaian penuh kasih
ang memenuhi dirinya saat ini. Tangannya bergerak maju dan mundur dengan tempo yang senga
pinta Hesti sambil mendesah
?" tanya Samuel deng
mbut ciuman Samuel dan menambah pa
esti secara bergantian. Ia menikmati saat mata He
erit merasakan betapa gelombang kenikmatan menderanya saat kehangatan lidah dan mulut Samuel mencumbu payudaranya. Ia merasa sangat siap untuk menya
tnya tambah bergairah. Dia sangat menyukai erangan dan juga rintihan H
wahnya dengan menyerukan erangan kenikmatan. Apalagi saat Samuel menggerak-gerakkan jari-jarinya dengan gerakan cepat. Ia melihat sendiri
oda Hesti tapi pada akhirnya ia tidak ta
pkannya langsung dengan kejantanannya yang sudah mengeras dan berukuran sangat besar diband