a
nikmati percintaan yang penuh gairah dengan suaminya tapi setelah dua minggu ia harus merasakan perasaan kecewa sa
ungan intim, tetap saja ia tidak kunjung hamil! Apa masalahnya! keluh Hesti
tu kepada mereka. Ia akan menyela kalau dia masih belum menginginkan anak dan menanggung semua kesalahan. Secara pribadi dia mengatakan kalau hal itu akan ter
tapi karena terlalu cinta perasaan bersalah belum bisa memberikan keturunan kepada mas
ris membanjiri rahimnya dengan benih cinta, sampai ia harus menahan diri untuk tidak bergerak terlalu aktif setelah mas Haris mencapai klimaksnya, ia mener
n! Belum lagi ia selalu meminum obat penyubur kandungan dan berbagai ramuan rekomend
dan frustasi, kenapa hal itu bisa berhasil kepada orang lain tapi tidak berhasil
uk dan menenangkannya bisa
kin saja karena Hesti kelelahan bekerja. Hesti merasa asumsi dokter memang benar adanya. Selama ini dia selalu aktif bekerja tapi
ak pernah ada masalah apa lagi mereka sampai bertengkar.
tulis untuk seluruh anak panti kemudian dengan sengaja, ia akan mengajak mas Haris ke ruang bayi dan melihat bayi-bayi yang lucu-lucu di sana tapi sa
ya semangat kalau mereka pasti bisa memiliki darah daging mereka sendiri kalau waktunya m
api rasa syukurnya langsung berubah menjadi emosi dan penuh rasa kecewa, saat ini dia benar-benar kaget sa
belum dia menikah dengan mas Haris! Tubuhnya lemas dan gemetar.
reka tidak berbenah untuk pindah ke mansion yang baru mana mungkin ia
man menghilang dari bibirnya saat menyadari kertas dalam geng
" tanya Hesti denga
tetap tenang meski dalam hati ia
l melemparkan lembaran
hati kenapa waktu itu bisa melupakan melenyapkan hal sepenting ini! keluhny
dan mengumpat dengan kesal! Perasaan bersalah yang menumpuk dalam hatinya beru
ris malah melakukan vasektomi?" serunya sambil memukuli mas Haris dengan perasaan kesal. Air matanya berderai meras
luan!" sentak Haris sa
rasa bersalah karena tidak bisa mengandung anakmu tapi Mas malah berpura-pura bodoh menghiburku!" seru Hest
ak hanya membuat hari-hari mereka repot sementara mereka memiliki segudang aktifitas bisnis yang mesti mereka jalani secara profesional tapi Haris tidak berani berterus terang k
adiran mereka di tengah-tengah kita!" seru Hes
aha untuk memberi Hesti pengertian. "Apa kau mau tubuh indahmu berubah dan membuatmu harus bekerja keras untuk mendapatkan tubuh idea
Rumah tangga tanpa kehadiran seorang anak? Tidak, Mas! Aku tid
napa perlu mempermasalahkannya sekarang?" sahut H
i dengan penuh kemarahan melayan
Hesti tapi berusaha untuk menahan diri dan
lagi. "Jangan pernah berani menyentuhku lagi!" ucap Hesti dengan kesal. Air matanya kembali
ita tidak akan fokus dan menikmati pernikahan kita. Selama ini kita bahagia mesti tanpa
aan Haris dengan kata-kata yang hanya ia dengar d
k menyangka Hesti sema
n diri lagi. Selama ini dia sangat menghormati semua keputusan suamin
i saat ini karenanya ia berusaha untuk mengalah. "Kau
Mas! Aku menginginkan anak karena itu Mas harus ikut bersamaku sekarang juga, ke rumah sakit unt
ris langsung men
ercaya kalau Haris menola
n final! Kau harus menuruti keputusan Mas atau ...!" kata H
Hesti menantang
sahut Haris mengatakan ekspre
lir begitu saja di pipinya. Sambil tersenyum kecut, dengan berani ia menatap mas Haris d
a meninggalkan Hesti sendirian di dalam kamar mereka u