ulsaka terlihat sedang menahan amarah. Senapati unggulan Kerajaan Karangt
tas mencerca dan merendahkan Tunggulsaka. Ganggayuda tidak perlu memojokkan Tunggulsaka. Sesama punggawa Kerajaan Karangtirta mestinya sal
menyatakankepada Raja Tiyasa bahwa yang dia dengar hanya sang raja, bukan yang lainnya.
hu tentang startegi perang untuk menumpas gerombolan pengacau di Kerajaan Karangtirta. Kalau dia peduli pada kejayaan Kerajaan Karangtirta, tentu minta kepada Ra
bahwa selain paduka raja tidak masuk dalam pemikiranmu. Apakah kamu tida
warih kepada Raja Tiyasa, "A
anya mengangguk. Raja Tiyasa sudah bisa memastikan, p
sebagai Putra Mahkota Kerajaan Karangtirta, aku punya hak untuk b
ukan Ganggayuda paling tinggi setelah raja, tetapi Banaswarih juga punya posisi yang ti
au dia sampai saat ini merahasiakan terhadap siapa pun, tetapi sejak saat memegang Soka Pratanda, dirinya berhak mengambil tindakan apa pun demi keamanan Ke
njut Banaswarih. "Walau Kerajaan Karangtirta sedang dilanda desas-desus akan adanya pemberontakan, tetapi Raja Tiyasa masih memegang tampuk kekuasaan di Kera
kencur ini! Mentang-mentang dia putra mahkota, berani bersikap kurang sopan terhadap orang yang lebih
a tegang dengan pik
ambil melakukan sembah hormat, "hamba mo
saja dia merasa dibela oleh Banaswarih, sehingga lebih percaya diri.
a Paduka Raja tidak percaya lagi pada hamba," lanjut Tunggulsaka. "Apabila Paduka Raja tidak percaya lagi pada hamba, maka mu
diam. Siap diam Raja Tiyasa dia anggap mendukung Ganggayuda. Ganggayuda yang begitu se
mat, lalu berlalu meninggalkan pertemuan penting itu. Langkah kaki Tunggu
iyasa. Namun Tunggulsaka telah j
iatnya itu dia batalkan. Dia merasa belum saatnya membuka rahasia besar itu. Walau hati merasa
pi atas kemauannya sendiri. Kita tidak mengusir, tapi pergi dengan sendirinya. Jangan khawatir, Paduka Raja, hamba sia
ati nada suara Ganggayuda seperti orang yang pura-pura. Pura-pura tul
an berbeda dengan isi hatinya. Orang semacam ini pintar menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Banyak orang yang tertipu oleh
ta akhiri," kata Tiyasa. "Mulai sekarang perketat penjagaan di seluru
n berakhir. Semua punggawa kerajaan meninggalkan istana menuju rumah masing
membuatku heran. Mengapa senapati unggulan kita itu bisa kalah hanya melawan gerombolan perampok? Padahal Ayahanda tahu sendi
. "Makanya aku memberikan tugas padamu disertai penyerahan Soka Pratanda itu. Kamu
a mata-mata di kota kerajaan ini. Aku sependapat dengan Senapati Tunggulsaka. Makanya ketika prajurit Karangtirta ke sana dengan dipimpin senapati, si mata-mata memberi kabar pada Olengpati.
gagumi Senapati Tunggulsaka dan Banaswarih. Senapati Tunggulsaka memiliki kehebatan dalam s
dicurigai punya hubungan de
ya, Ayahanda. Ku ingin menyelidiki sendiri, b
api kamu harus hati-hati! Siapa tahu Olengpati mempuny
ahanda sela
ormat kepada ayahnya. Lalu mohon
ja Tiyasa, Ganggayuda tidak ke Bangsal Kapatihan, tetapi
dilingkari pagar bambu. Dia mengetuk pintu rumah itu. Seorang wanita muda ber
patih selalu mengekangmu, kakang?" tanya wanita yang b
kan Jegonglopo! Kita akan merundingkan rencana baru kita!" kata Ganggayuda. Kemudian masuk
..., tunggulah d
*