cepat pula, pedang Tunggulsaka tersebut menempel di leher Olengpati. Pedang menyilang di depan leher Olengpati. Tubuh Tunggulsaka bera
dan dingin. "Kalau tidak mau menyuruh mereka mundur, kepalamu akan berada di telapak kakimu! S
lsaka, senapati andalan Kerajaan Karangtirta mempunyai dua kemenangan. Kemenangan pertama, dia menang untuk memenggal kepala Olengpati kalau pimpinan perampok itu
esahkan rakyat. "Tadi aku tidak bisa membantai ana buahmu karena aku harus sibuk bertarung melawanmu. Kalau kamu sudah mati, sebe
ntu dia tidak mudah menyerah terhadap tekanan musuh. Mestinya diriny
diri. Seseorang sudah tidak layak disebut kesatria ketika dirinya tidak
ada harga diri lagi. Diri tidak harga. Pribadi tidak punya harga diri lagi. Manakala tida
ama-sama beresiko. Pilihan pertama, menyerah, maka dirinya akan tetap hidup. Namun kalau dirinya menyerah, maka wibawanya sebagai pimpinan perampok, akan hilang. Bisa saja nanti anak buahnya sudah menaru
nkah caramu menjebak kami di hutan ini lebih
ini?" lanjut Olengpati dalam bentuk pertanyaan. "K
n Tunggulsaka. Dalam keadaan hampir mati saja masih berani-beraninya menggertak
engambil sikap tegas. "Kalau anak buahmu belum meni
masing-masing. Dia menunggu perintah dari Olengpati. Apa saja y
gu Tunggulsaka menghitung sampai tiga hitungan, Tunggulsaka menunggu keputusan Olengpati
Olengpati menangkap maksud Olengpati. Dalam sekejapan mata, seluruh gerombolan Olengpati berkelebat ce
melepaskan ancamannya. Dia berjalan memutari Olengpati dari sisi
lkan tempat ini!" perintah Tunggulsaka.
rajaan Karangtirta. Mereka bergegas meningg
areal, tinggal Tunggulsaka dan Oleng
yasa!" bujuk Tunggulsaka dengan nada penuh wibawa. "Sehebat apa pun kalian, kami sebagai abdi Kerajaan Kar
ingin mendapatkankekuasaan semata," Olengpati member
san
idak becus men
endapatmu bahwa Paduka Raja Tiyasa tidak mam
a. Aku tidak bisa mengu
apkan semua alasan, coba s
raja, banyak rakyat Kerajaan Karangtirta yang menderita. B
tu berdasarkan kenyataan ataukah
lit untuk menjawab pe
rtama kali adalah rakyat Karangtirta. Aku yang akan memimpin pemberon
ana? Apa kalian pernah tinggal di Karangtirta dalam waktu lama? Aku tahu kok, kalian hanya haus harta dan kekuasaan. Bukan ingin membela rakyat. Gaya kalian sok
kata pun, Olengpati me
era menuju istana K
ang masih tersisa menghadap ke istana. Namun saat itu Raja Tiyasa belum pulang dari
ggawanya. Tampak dalam pertemuan itu antara lain: Pangeran Banaswarih ~ putra mahkota keraj
ana hasil penyelidikanmu ke p
" kata Tunggulsaka, "hamba
eritakan apa yang tel
berkata kepada Tunggulsaka. Senapati Karangtirta muda usia yang sangat setia pada
in mengemukakan pendapat
n, Gang
rampok itu semata-mata karena kesalahan Senapa
nya bag
imana kekuatan lawan. Sebenarnya hamba sudah melarang sang senapati. Tetapi dia nekat, tidak menggunakan perhitungan matang. Dia belum tahu persis bagaimana kekuatan lawan. Seberapa besar kekuata
dibatasi sopan-santun, pasti sudah dia tantang patih Kerajaan Karangtirta. Patih yang dia curigai
da. "Hanya Paduka Raja yang berhak memberi maaf atau tidak kepada hamba. Hanya Paduka Raja yang berhak m
anaswarih. "Sekarang semua tergantung p
Menimbang-nimbang secara matang s