beda dengan Rinten dan Raras. Ketiganya pucat. Pucat pasi
a
mau masu
ya gemetar. Rinten dan Rarang bernama Srenggoloyo itu. "Kalian jijik melihat kedatanganku? Kalian m
dengan Raden. Hanya..., Raras tidak ma
permaisuriku? Boleh..., boleh saja kalau itu keinginanmu, Soma. Asa
elalu diucapkan bajul buntung ketika merayu calon mangsanya. Namun kalau sudah dapat, di kadipaten sana, cuma dijad
a bujuk rayu Srenggoloyo. Pada awalnya Srenggoloyo pasti akan sangat baik
g disuruh kembali ke Genturan dengan jalan kaki, ada yang disuruh meninggalkan Kadipaten Moncer tanpa boleh menginjak kota ka
t tenaga dia ingin menghindarkan Raras dari kekejaman macam begitu. Soma tidak ingin anak ga
ebagai orang tua, wajar-wajar saja kalau Soma berkeinginan begitu. Tidak ada o
ari Srenggoloyo. Di antaranya, membatasi Raras keluar dari ruma
an, Raras adalah kembang Dukuh Genturan! Soma –dan juga Rinten-sangat hati-hati menj
pun Genturan termasuk wilayah pelosok dan terpencil, rupanya Srenggoloyo tahu juga bahwa di sini ada gadis cantik ber
arti Soma sekeluarga berada dalam bahaya. Mereka tidak mun
mata! Maut sewaktu-waktu siap menjemput kalau sampai mereka tidak menuruti k
ngkapmu cah ayu?" tanya Srenggol
. Soma sudah tahu watak anaknya. Kalau tidak suka pada seseo
mu, Soma! Aku ingin jawab
a bila dia merasa tidak suka pada seseorang. Jadi hamba
untuk kelancangan mulutmu, hiaaa!" teriak Sreng
ti sejenis Golok Saraju, yaitu Golok Seroja yang sekarang masih di tangan Ardawalpa sebagai senjata andalan. Orang dunia p
enggoloyo dari sarungnya. Tubuh pendekar tampan itu masih me
n bagi Soma untuk menghindar! Kelihatannya Soma sendiri merasa
epat itu! Soma hanya membelalakkan mata lebar-lebar sewaktu Golok Saraj
ayun. Hanya berlangsung beberapa kejapan mata saja kejadian itu. Sulit diikuti oleh ge
Kedua wanita itu tidak bisa berbuat apa pun juga selain hanya menjerit panik. Mereka merasa seolah-ola
uluhan tombak. Tenaga dalam itu dikirim untuk mendorong tubuh Soma dan anak-ist
h tapi memisah. Tenaga dalam jarak jauh yang dikirimkan itu bukan tenaga dalam yang mematikan, sehingga k
m posisi berdiri. Cuma sedikit terhuyung karena ka
adari bahwa golok saktinya hanya menyabet angin. Menyabet tempat kosong. Padahal yang dia ingin
pah muntah dari mulut Srenggoloyo. "Setan mana yang menghalangi a
Kadipaten Moncer tidak boleh menentang setiap keinginannya. Prinsip
i berbicara untuk menyatakan kebenaran. Soma ta
benci itu adalah Srenggoloyo. Raras benci Srenggoloyo, maka dia tidak mau berbicara dengan Srenggoloyo. Da
rahannya yang muncul dengan cepat, adalah membunuh! Mematikan yang berani bicara. Mematikan bukan hanya dalam ar
*