kalau bukan gadis-gadis desa yang lugu. Gadis-gadis Genturan tidak berani menolak keinginan Srenggolo
uanya berbincang-bincang di emper rumah Soma. Sebuah rumah sederhana berdinding anya
rga makin resah saja dibuatnya," kata
i tidak ada yang bisa
n enam pemuda dibantai secara keji oleh anak buah Srenggoloyo. Perlu Nak Permana ketahui
it kadipaten itu malah di
u ini, Nak. Hanya tinggal pasrah menunggu nasib saja. Orang-orang yang duduk di atas singgasana Kadipaten Mun
mudah mupus seper
k mungkin kulakukan. Karena hal itu sama saja dengan bunuh diri, Nak. Sama saja denga
. Tetapi kalau Pak Soma dan penduduk sedukuh sini bersatu, nyali mereka akan ciut.
melaksanakan pendapat Permana. Mungkin anak muda yang ada di sampingnya itu bi
dan para penduduk Genturan ini? Paling-paling mereka hanya memiliki i
ok pagi, seperti kebiasaannya, Soma akan ke sawah seperti bersama istrinya, Rinten. Sedangkan Permana, akan
lap tidur. Keduanya terbangun ketika menden
kan perjalanannya, sedangkan Soma dan Rinten akan ke sawah dengan membawa peralatan tani mereka. Sedangkan R
di pembicaraan gadis-gadis sedukuhnya. Teman-te
perjalanan. Karena berhari-hari berjalan, maka kelelahan. Sesuatu yang wajar kalau Pende
n untuk menginap di rumah seorang penduduk. Penduduk i
diri. Dia harus menghilangkan segala godaan di hatinya. Pendekar Budiman itu tida
ra menemui Prabasari. Halangan apa pun akan dia hindari demi mencapai k
rtarik pada Raras, tapi aku menahan diri. Aku harus menahan kesedihan karena harus
nya tumpangan menginap, walau hanya semalam. Memang hanya ingin menginap sema
anti dirinya sudah sampai tujuan. Rencananya, Permana nanti akan menginap lagi di kota Kerajaan Pulungwarih. Sedangkan p
ang ke arah Raras Arum. Setelah itu, dia segera membalikkan tubuhnya. Menyongsong sinar matahari ya
galkan Genturan. Sepertinya ada sesuatu yang membahayakan
ikerjakan, maka Raras tidak bisa berbuat banyak. Selain itu, Raras tak mungki
secepatnya meneruskan perjalanan menuju Pulungwarih. Tanpa sepengetahuan ketiga penduduk Genturan it
mana meninggalkan rumah Soma, mendadak dari arah selatan terlihat gerombol
itu. Wajah ketiga penduduk Genturan tersebut memucat.
etujuh orang berpakaian mewah, menunjukkan kalau mereka berasal dari kota Kadipa
dengan anggapan bahwa sosok pemuda itu tidak ada di situ. Ketujuh
a
anggap tiada. Hidup dianggap mati. Hidup dimatikan. Masih hidup telah dimatikan. Seburuk-buruknya nas
a
. Keenam prajurit Moncer yang berada di bawah kendalinya juga berhenti
*