g, mengisinya dengan n
akak yang membesarkan anak aku nanti, apakah orang-orang tidak tamba
dah menyiapkan rencana ini dengan sangat sempurna. Kalau nantinya
h repot-re
orang akan aku buat percaya kalau aku ha
ngat terobsesi memiliki momongan hanya karena terbawa
Rumah Rio sangat besar dan terkesan sepi karena hanya ditinggali
ibu-ibu yang datang untuk beres-beres rumah. Terserah kamu mau ngapain, asal jangan sampai fisikmu capek.
.." sahut S
asih duduk di halaman belakang sembari men
a belum dapat pekerjaan sejak lulus kuliah, hit
pun jodohn
*
udah sore, hanya selang beberapa
n," ungkap Rio ketika ber
baru," goda Shara. "Aku bua
"Bisa pijat seka
ong Via dulu ... Aku juga
etika t
a haru
mu kan? Kami bisa urus ka
a betul-betul memerintahkan Slavi
emberanikan diri untuk me
Pakai baju basah beg
jar Rio. "Wajar lah kalau basah, tadi
makannya, dikasih suplemen juga biar tahan cuaca ... Wah, segi
tri yang perhatian, karena itu aku tid
ukur-syukur Kak Shara yang
eman-temannya yang suka pamer anak." Rio
lavia meyakinkan. "
Rio, yang kemudian membuka kancing kemejanya satu per sa
elihat Rio yang suda
?" tanya Slavia. "Kalau duduk,
" jawab Rio. "Aku ma
p. Dia bisa merasakan ketika Slavia mulai mengole
Rio dengan kepala terarah ke layar televis
mentar Rio sambil memejamkan mata. "Ce
nya di bahu kekar Rio. Satu tangannya terulur dan memegang leku
kulitnya membuat Rio serasa membeku. Dia memejamkan kedua matanya sambil berus
p enakan ini."
minyak kayu putih kemudian membalur
kujur punggung suaminya dengan tangannya yang halus
tnya tidak nyaman, mendadak dia membalikkan badannya dan ta
!" protes Slavia panik. "Kakak kenapa
dan Kakak!" seru Slavia lagi sambil berusaha ke
alam kamar utama sambil membaw
" Shara terkesiap ketika melihat p
iak Slavia kesal, belum men
eru Shara sambil meletakkan cangkir ja
bungkuk karena lengannya yang masih terhim
yang tertindih melainkan Rio. Jelas-jelas matanya melihat Slavia
iminum." Shara berbalik dan buru-buru perg
ka sebela
nih ..." rengek Slavia. "
kejepit," gumam Rio. Dia membuka matanya dan melih
utan ini ..." keluh Slavia la
g bangun gara-gara
mpai bisa melihat bulu matanya yang panjang dan l
an Rio perlahan turun ke daerah perbukitan yang tersemb
mudian dengan satu tangannya yang masih bebas, dia langsu
malu dan marah. "Bukannya nolong aku, kamu m
ng menunjukkannya ke aku. Jangan menuduhku seakan-aka
a membela diri. "Terus ini gimana urusa
sam