▬▬▬
rik
▬▬▬
tika tangan lain yang berukuran lebih kecil berhasil melayan
anan Gerhan. Padahal di kotak itu terdapat beberapa potong roti isi, teta
ak makannya pada Gerhan, tetapi langsung terkesiap kala tang
anjir. Gue cuma ngambil satu, ng
Cyrin kontan mengamuk. Butuh waktu beberapa saat bagi Gerhan untuk menenangkan Cyrin agar merelakan potongan-potongan roti isi yang sudah berpindah tempat ke dalam perut Beryl dan Xylo. Perempuan itu akhirnya meny
antin. Tidak peduli pada Cyrin yang masih belum rela roti isinya ia jarah. Berbeda dengan Xylo ya
a keduanya sempat bersirobok, sebelum akhirnya perempuan itu memutuskan kontak mata dan berjalan menuju salah satu stand untuk membe
g di mulutnya. "Omong-omong,
layangkan tatapan bingung, pun denga
yang
rempuan itu langsung menanggapi sewot. "Lo kan udah tau, ng
cuma nanya.
l menelan bakwan di mulutnya. "Cewek
po
, Xylo kontan memelotot. "Jangan bilang
yang m
Yang itu?
a eman
adinya mau gue
edak. "Apa
a disangkal jika perempuan yang kemarin mereka antar pulang itu memiliki wajah yang menarik. Dia cantik. Sangat malah. Dan jujur saja, ketika pertama kali melihatnya, Xylo
berani-
yrin tidak suka. Di sampingnya, Gerhan anteng
gak tau kalo nanti." Beryl menjawab enteng
ir Cyrin. "Emang dia ma
apa? Gue
u, Xylo langsung pura-pura muntah, sementara C
perlu untuk mengatakan ini. "Tapi, Ber, mending kalo sama
rin di depannya. Satu alis laki-lak
akan be
sud
m jus apel kemasannya sebelum lanjut berka
belum ngelak
ti. Gue pernah sekelas sama dia, dan bukan sedikit cowok yang coba dekati dia. Tapi ya g
ak peduli. "Kita
k akan
diri Beryl saat ini. Berkat kata-kata Cyrin ketika istirahat tadi, sesu
ia bahkan belum mencoba, dan Cyrin sudah berkata demik
gi jika teringat pada kejadian waktu itu, ketika Beryl tertimpuk sepatu Simfoni, entah kenapa ekspresi ketakutannya justru
Beryl justru membengkak. Jika tadinya rasa itu berangsur memudar, kini justr
a dirinya mampu mena
itu? Sudah berapa banyak laki-laki yang ditolak Simfoni
capkan Cyrin. Dia tidak suka mempermainkan perasaan perempuan, karena dia tahu, bukan hal baik bermain dengan hati orang.
ada Cyrin yang tela
li jika Bu Inneke masih berada di dalam kelas. Ia bahkan baru selesai menerangkan materi
sosok Beryl sudah benar-benar tak terlihat. Ia ha
ketika sampai di sana ia sama sekali tak menemukan Simfoni. Pada seorang laki-laki yang baru melewati pintu
b. Ia melongok ke dalam kelas sebelum akhirnya menj
i melesat, kali ini menuju temp
menemui Simfoni. Beryl bukan anti dengan tempat ini. Dia juga sering ke perpustakaan untuk mengembalikan buku atau merapikan buku, atau ya ... sekadar numpang tidur. Selain UKS, pe
atau apa, tetapi hal itu ia lakukan atas perintah guru yang tak lain adalah sebuah bentuk h
tuk masuk. Bu Farah selaku penjaga perpustakaan langsung menyapa dengan logat Sunda-nya yang khas. Beryl cuma me
berhasil menemukan keberadaan Simfoni. Perempuan itu tengah menelungkupkan waj
dirinya yang suka tidur di perpusta
perempuan itu pelan. Ia hanya duduk di sana, seraya menikmati wajah ti
mahami situasi. Beryl di tempatnya tetap bergeming, tak berniat mengusik. Hingga mata Simfoni tertuju padanya
geli melihat r
panik. Perempuan itu segera membereskan
gan tenang. "Lo yang ngapain di sini? Perp
an itu berusaha untuk tak menunjukkannya. Selesai merapikan buku-buku, Simfoni lekas berdir
eryl justru menahan tangannya hingga membikin Simfoni segera menarik dan menyembunyikannya
ud mendekati Simfoni ketika perempuan itu justru
ya yang tadi disembunyikan di belakang tubuh kini j
tak mampu menutupi kebing
malah kembali menarik langkah mundur kala Beryl lagi-lagi berusah
ncoba mencari tahu apa yang membuat Simfoni tampak ketakutan sepert
ku dul
menyelesaikan ucapannya k
napa tu
▬▬ to be