▬▬▬
Kencana
▬▬▬
ereta kencana sek
akan rasa takut tiba-tiba menyergap sekujur tubuh, mengepungnya tanpa ampun. Simfoni tahu ini terdengar konyol juga terlampau berlebihan, Beryl tida
k lo nun
yentuh kata membentak, tetapi tetap saja hal itu tidak bisa me
oi
aku,
a, dari tadi ngomo
kembali menunduk. Diremasnya ken
bal
tidak ingin beranjak dari sini. Ti
e ngomong apa?" Beryl
ang sendiri." S
i bergerak pelan, menandakan jika Beryl baru saja menempelkan bokongn
kut sa
l itu terasa sulit dilakukan hingga yang bisa Simfoni berikan seba
esimpulan sendiri setelah sekian sekon te
Simfoni m
lo nggak mau balik sama gue? Dan ke
nggak
? Hei, coba liat gue? Lo
lagi. "Aku nggak bi
lantai. "Ayo balik. Ntar si Cyrin nyerewetin gue." Saat Simfoni tak kunjung beranjak dari tempatnya, Beryl kembali membuka
aja bergeming di tempat, menganggap j
kalo gue orangnya nggak sabaran?" Ucapan itu lagi-lagi tidak diindahkan Simfoni
tanpa aba-aba Beryl segera mendekati Simfoni dan meletakkan tangannya di lekukan leher j
?!" Simfoni b
m miring. "Gue
dengan menggerak-gerakkan kakinya, berharap d
n. Beryl justru menatap kepanikan Simfoni dengan satu alis terangk
, aku mo
empuan, tetapi tatapan Simfoni terlalu sendu sampai-sampai mampu membuat Beryl merasa tak tega. Laki-laki itu
, tetapi perempuan itu tampak tak memiliki pilihan
kaki yang belum memakai sepatu itu kembali menapa
ktu. Syukur-syukur kalau Beryl merasa tak sabar dan berujung dengan meninggalkannya sendiri. Namun, tampaknya keingi
ngan tangan Simfoni berhasil meny
Bery
inget cewek cantik, padahal se
bukan, tetapi yang jelas, perkataan laki-laki itu berhasil memunculkan
Beryl terkekeh pelan.
kamu, kamu ... nggak akan macam-macam 'kan?" ujar perempuan itu polos deng
liat nenek sihir ngamuk-ngamuk." Sepertinya candaan Beryl tidak cukup ampuh untuk membuat Simfoni percaya. Alhasil laki-laki itu menarik napas sebelu
uat Simfoni mendongak. Kening peremp
gapa-ngapain, jadi buat jaga-jaga mending lo ngambil batu atau kayu yang bisa l
ndaan. Namun, mendapati laki-laki itu sama sekali tidak menyelipkan seringaian ataupun ra
apa ninggalin Si
rempuan itu menoleh ke belakang, seolah memastikan keadaan di UKS, yang kin
Gemas dengan Cyrin yang terus-terusan menoleh ke belakang, Gerhan memutuskan untuk menarik tangan pe
pi
ak mungkin ngeaneh-anehin cew
sih. Tap
enoleh mendengar uca
pa-apa e
apa-apa. Ken
aku khaw
awa
napas. "Nggak tau
ih
kan apa-apa, sih. Takutnya si Bery
kan. Ten
ngerti." Cyrin malah j
Kening laki-laki itu agak mengernyit. Agak kesal juga sebetulnya. "Lagian lo a
taulah sendiri gimana." Cyrin enggan melanjutkan ucapannya, dia ngeri sendiri terbayang akan kondisi kaki Simfoni tad
maksudnya? Emang Bery
n si Beryl gitu. Ngeliat yang bening macem Simfoni bukan nggak
cuma bakal ngiseng-ngisengin dikit, ngg
gobatin dia? Kamu mau niat ngobatin dia aja, Simfoni sampe yang kelihatan mau nangis gitu. Apalagi
na? Gue balik lagi te
melebarkan mata. "Nggak!" tolaknya mentah-mentah. "Enak aja! En
. "Yah, padahal gue se
lubang hidung. "Siapa!" serunya. "Gerhan, kamu jangan macam-macam, ya!" Ketika Gerhan malah bergeming dengan bibir terkulum, Cy
a,
Jawab
siapa
ap dengan kepalan tangannya yang siap ia arahkan pada lengan
gga membikin matanya menyipit menyerupai bulan s
akin menjadi memuku
ak a
boncengin cewek! Siapa yang
, gue
, seriu
ni juga
ing boncengin cewek.
apa e
aku j
engulum
yum-senyum! Jawab
abannya benar-benar membuat Cyrin keki total. Dia menipiskan bibir. "Nyokap sa
da laki-laki itu. Gerhan masih bergeming seraya membungkuk. Laki-laki itu tampak puas t
an langkah yang menghentak-hentak. Sesekali ia akan menoleh dan raut wajahnya
tu lantas mengejar Cyrin. Setelah berhasil menyamai langkah Cyrin, Gerhan langsung meli
boncengin." Gerhan malah menggoda. "Gih
eryl dan Xylo bikin lo bik
ang UKS, yang dituju Simfoni bukanlah parkiran, melainkan taman belakang. Ia benar-benar mencari batu, ukurannya pun tidak main-main. Batu berukuran lebih besar dari kepalan tangan menjadi pilihan Simfoni. Hal itu membuat Beryl tergelitik hingg
i cenderung tidak normal, tetapi ia tak ingin dibantu. Beberapa kali Beryl menawarkan bantuan dan langsung ditolak Simfoni mentah-mentah. Perempuan itu
angat berbahaya sampai-sampai Simfoni harus bersikap terlalu defensif begitu? Seolah-olah Beryl akan mencel
arena Simfoni telah menjatuhkan sepatunya ke kepala Beryl' tidak cukup kuat untuk membuat Beryl mau mengantar Simfoni. Ia bahkan sudah tidak mempermasalahkan perihal kejatuhan sepatu itu.
ilaukan. Dan Xylo langsung memasang tampang cemberut saat melihat Beryl muncul. "Lama amat lo ke UKS doang! Nggak tau apa gue udah hampir dikerumuni lalat gara-gara nungguin lo ...." Ucapan Xylo kian
buat Simfoni menunduk tidak nyaman. Terkadang Beryl merasa
ul lagi, genit, "si
geluarkan kunci mobil dan menekan tombol di
di belak
rnya. Laki-laki itu segera meraih kruk dan berdiri di samping pintu penumpang depan. Tangannya sudah be
tangan Beryl menahan pintu. "Lo di
mentah-mentah. "Min
duduk di
? Lo perkara du
ng nger
er
hal tersebut justru dimanfaatkan Xylo dengan begitu purna. Xylo langsung menarik handle pint
i Xylo telah masuk ke dalam mobil dan langsung m
urkan lidah dan me
t, b
foni memanggil di tengah
g," jawab Beryl tanpa menatap Simfoni. Laki-laki itu masih ber
akang aja," ujar
njuk Simfoni melalui kaca jendela mobil yang terbuka. "Dianya aja ma
ustru berpaling pada Simfoni. "Tapi
, ya? Nggak apa-apa, kamu nggak usah nganterin aku. Cyrin juga nggak akan marah." Itu bukan ancaman, melainkan permintaan.
berujar, "Ya udah, lo duduk di belakang." Ia berpindah ke pintu penumpang b
," cicit
▬▬ to be