gkin,"sang
antik, tubuhmu bagus. Kau tadi mengatakan berend
enolongku, dan ak
atau aku tidak tahu bagaima
dra yang memang misterius, dia jarang b
isa bertahan sekamar dengan wanita yang suda
n tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Mahendra, dia jarang di r
ra meraih tas tangan mengeluarkan ponsel
rat, rasanya aku melakukan kesa
cafe Ratna, ayok ber
u. Kami bertiga adalah teman tapi semenjak aku menikah Ratna
sikaplah yang seharusnya,"ucapku beranj
dia begitu bersemangat nampak ceria seperti bias
k kursi dan duduk di hadapannya d
sekali, apa dari tadi sudah di sini?
ak menikah aku menjadi
itu." Dia menggenggam tanganku di atas meja, aku menatap tan
ni, sungguh aku sangat menyes
. Kita jalani
n?"tanyanya khawatir, aku mengangguk m
k saja, tapi itulah yang kusukai darinya, dia tidak pernah memaks
ng dulu, sebenarnya aku lebih tertarik untuk mengunjungi Ibu tapi Ibu tidak akan suk
jadian tadi malam meski tak sepenuhnya. Ketika aku bergerak terlalu cepat pangkal p
ornya, dan seperti biasa kami tidak menyukai perpisahan, apa l
u baik-baik
ngat, entah apa yang akan dipikirkannya kal
beberapa pelayan melanjutkan langkah menaiki tangga. Aku terke
. Aku sengaja berlama-lama berhara dia akan segera pergi tapi ternyata tidak. Sa
asa sentuhannya. Kuhela napas berat, menutupi wajah dengan kedua telapak tangan dud
nisku melihatnya." Perkataannya itu mengingatkanku tentang Dahl
gin bertengkar, jujurnya saja Di
." Dia menatapku tajam dan entah ke
di pagi kau juga melanggar peraturan?" Aku menatapnya sekilas kemu
. Tetapi pikiranku justru kemana-mana, oba
harus men
perti biasa sedang sibuk di meja kerjanya, aku cur
aku segera bangun mengambil posisi du
enahan malu setengah mati melemparkan pertanyaan itu. Tanga
Kini alisn
au tahu kenapa?" Aku benar-benar bingung
rmal,"jawabnya kembali m