helaan nap @snya yang maskulin, aku meme
terjadi,"desisku berpegangan pad
sa dibaca si wajah itu, kemudian kujatuhkan lagi pandan
u .
rusahalah tenang dan pergi tidur." Entah kenapa perkataannya begitu membu
fersi yang aku sendi
ni ditelan tangis masih mencengkam dadanya kua
uk memikirkan Dimas, kau mencintainya, bukan?" Suaranya terd
api entah kenapa nama itu seakan tak berwuju
dadanya, terdengar jantungnya berdetak tak teratur, sejenak kunikmati itu
apa yang kumau, jadi ketika b1b1rny@ m3ny3ntuh b1b1rku aku gugup luar biasa. Tetapi seperti
yang berkabut, aku melihat tekad di mata itu, menelan ludah
angat penasaran dengan ucapan Ratna. Kisah r@#j@ng yang biasany
uatku semakin gil@. Tetapi tak kusangka dia meny3nt@kkan
gasnya dengan suara s3rak. Aku mengangguk, lalu dia mulai men@#gg@lkan j#b@h m@nd
rcint@an itu menyenangkan dengan sosok bernama Mahendra. D
# hal#s, tangan kek@rnya m3m3l$kku erat, untuk sesaat aku merasa dilindungi. Teta
*
rasanya seluruh tubuhku remuk membuat malas
aku terpaksa bangun dengan mata ter
t@
selimut menutupi separuh d@d@, aku panik. Kuabaikan ponsel yang terus be
, kutatap seperai dengan perasaan hancur ada n0da@ d@r@h di sana. Bayangan tadi malam
u dipenuhi bercak yang bewarna ungu, ada yang hampir mem
tadi malam? Kenapa aku jadi me
dam berjam-jam aku tetap saja merasa k0t0r. Kulkas berjalan
alam ini, aku hanya menolongmu." Perkat
ya meno
r tidak tahu a
ti biasa, baju kaus panjang tangan dan celana jogger. Kemudian mo
u .... Mataku tertumbuk pada gelas jus yang isiny
itu
ga,
n obat p3r@ngs@ng