v Dew
han pada diriku. Aku lebih suka menutup diri, dan memendam masa
ngkin banyak teman. Sifatku yang mudah bergaul, membuat
aku punya banyak teman, bisa dibilang ha
baik, tapi justru akulah yang tak mudah me
na aku yang terbiasa diasingkan oleh saudaraku, hingga membuat
ran Bahasa Indonesia saat itu. Aku sering menceritakan tentang k
, dan cerita-cerita pendek. Dari situ aku
kertas putih. Melalui cairan tinta, aku mengeluh, menangis,
ebahagiaan yang hanya sedikit aku alami, tak akan bisa aku lupak
ma hidupku, aku hanya ditakdirkan menjalani kesedihan, hin
atu hari nanti, aku bisa belajar dari
srama, membuat aku semakin mengerti, jika dari sepuluh
aku temui, maka akan ada seratus kar
tau hanya aku yang salah menilai, entahlah. Aku hany
em aturan militer. Jadi tak heran, jika di sekolahku berlaku sis
n teman seangkatanku alami. Walau kadang ada keinginan untuk melawan,
berlaku, toh pikirku hanya setahun. Bukankah setelah naik k
gal di asrama. Setiap ada hari libur sekolah, atau akhir
umah abah. Bukan benci pada mereka, tapi sejak adanya perjodohanku dengan la
pemisah, antara aku dan keluarga abah, y
, maka sekitar pukul dua sore, aku memutuskan pulang ke rumah ayah, lumayan tiga hari libur,
mengetuk pintu, tapi belum juga tanganku menyentuhnya aku
dengan hati terpaksa, dan dengan langkah ya
Jika tau begini, lebih baik aku liburan di asrama, bersama mer
umah abang, dan
alaikum..
ar suara d
.... kak!" seruk
akak iparku keluar, sep
mu ngapain ke sini?" tanya kaka
entah apa salahku. Padahal, sebelumnya dia lumayan ramah padaku, tak
a Kak! Dewi ke rumah, tapi pintu terkunci
di rumah mereka, bentar lag
un masuk ke dalam, tanpa
an. Dengan berat hati, aku melangk
u dipanggil oleh tetangga sebel
i...
lihat mbok Jum melambaikan tangan
ku setelah sampai
tang..?" tanya
k! Ada apa ya, Mbok m
mah, katanya takut kamu pulang tiba-tiba! Ehh, teryat
am rumahnya mengambilkan kunci
daknya untuk malam ini, aku bisa tidur di kamar
asisten rumah tangga, tapi aku
il membawa gantungan kunci. Ya
ak berani sendirian di rumah, kamu boleh k
anak dari mbok Jum. Walaupun kami berdua tak te
i kok! O..ya, Ayah sama I
cuma bilang, kalau dia akan ke rumah
a! Dewi pulang dulu ya, M
n lupa periksa kunci pintu, sebelum
kan kepala pada mbok Jum. Lal
ubuhku yang terasa gerah. Setelah itu aku la
ernyata, isi kulkas lumayan lengkap, mungkin ibu
asak, terdengar suara azan ma
perut yang keroncongan, aku masuk ke
jutkan kegiatanku. Satu jam berlalu, makan m
hirnya makan juga!
g, terdengar suara azan berkumandang lagi,
anya udah seperti diiris-iris, aku masuk ke kama
a mual, lalu aku ke kamar memuntahkan isi perutku yang masih koso
las. Dengan tertatih aku berjalan ke dapur. Aku mengamb
aturan cara kerja obat magh adalah, ha
t hidangan di depanku. Kepalaku semakin pusing,
pusing. Rasa mual sering menghampiri, bahkan beb
tu, dan menjalani perawatan intensif selama dua bulanan. Tapi aku tak tau, aku sakit apa, dan apa nama penyakitku. Yan
uh menit dari setengah jam. Namun karena pe
kan mual kembali. Dengan susah payah aku beranjak ke kamar mand
. Rencananya aku ingin ke rumah mbok Jum, untuk minta diteman
uk pintu rumah. Aku kaget sekaligus takut, dengan kondis
a abangku sambil meliri
a Ibu sebentar lagi, juga pul
il memandangku lekat. Dapat k
sambil memegang handle pintu,
tau, kalau Ayah bakal menginap? Hmm....!" tany
u ke pintu, "Kenapa Abang dorong Dewi, apa