membuatnya sakit badan, karena walaupun empuk tetap saja sofa tidak senyaman tempat tidur. Alva merenggangkan ototnya, ia menoleh ke a
a melihat Alva datang denga
ampiri Elena yang sed
ak berani menatap Alva yang melirik bergantian dirin
t Elena menahan nafasnya sejenak. Senyuman Alva cukup membuatnya terpesona. Alva
sampingnya, ia menarik kursi meja pantry yang
ngerjapkan matanya ia tersadar atas keterp
g, ia sedang mencari alasan agar tidak duduk di sana, kar
jadi tempat tidur Alva tadi malam. Ia melipat selimut lalu membawanya untuk di simpan kembali ke kamar. Alva kembal
" guma
gunakan, Elena kini berjalan mengambil sapu yang menggant
ia melakukan semu
ngannya. Elena menoleh seraya mengangkat sebelah a
Elena dan menyuruhnya duduk di kursi
ah," pi
kemarin aku gak sempat beres-be
epiring nasi goreng yang sebe
ggilkan orang untuk melakukannya," ucap Alva. Ada yang aneh dengan A
aku bisa, aku
t puncak kepala Elena. "Aku mandi dulu," ucapnya kembali
u. Satu jam kemudian, perdebatan kembali dilakukan antara Alva dan Ele
di ada pemotretan pagi, harus
waktu satu
ya dan hendak keluar apartemen tapi sesuatu menahannya. Alva menggenggam tangan Elena, ia tak mengatakan apa-apa tapi langsung m
vaa
*
lirik arloji hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Senyumnya tersungging mengingat dirinya akan kembali menemui seseorang sore ini. Kembali teringat at
ndiri. Entahlah dirinya sangat ingin menggunakan panggil
at ini juga, menuju tempat dimana ia dapat menemukan Elena. Reno
memiliki jam pulang tak menentu. Fleksibel iya, tapi bukan berarti semenyenangkan apa yang dipikirkan orang. Tak jarang ia tak pulang beberapa hari untuk menyelesaikan proyek ya
ya?" ucapnya ketika sa
i, sapaan terdengar dari para k
eluar dari ruangannya p
Elena
nya, tak lama Mei berj
in pula
alau gitu aku har
engan Alva yang hend
mui ibunya, dia iz
sud tante, Elena pulang kampung?
raut kesal dari wajah Alva da
n sama kamu, memang kamu siapanya
.." Alva terlih
ia cuman izi
waktu yang
hannya, ia kini semakin yak
Alva yang sedang mengetikkan sesuatu pa
*
ot ini ma." Naura tersenyum s
spesial untuk anak mama yang cantik ini
mengangguk dengan senyumnya yang
aan yang Elena sangat hindari, pertanyaan ini memang bukan pertama kali ditanyakan tapi entah kesekian kalinya. Naura m
ak nyaman?" Elena tak langsung menjawab, ia menarik nafas terlebih
en milik keponakan bosnya tentu saja ia belum memberitahu Naur
ucap Elena seraya tersenyum berusah
bertemu dengan ke
ng sejujurnya, perasaan tak nyaman timbul karena sungguh Elena tidak suka berbohong, apalagi pada ibun
tau dong si
. ta
ia
nya A
*
tuk kembali menjemput kesibukannya. Tak banyak yang ia bawa, tapi tak lupa Elena membawa
ut kamu s
sebentar lagi ak
perjalanan s
in sekita
Kelam
a sih Va? A
jawaban dari
aku tut
nga
sambil pegang po
ke earph
a aku
n dan tanpa diketahui seseorang di seberang sana berdecak ke
Alva berbicara pada ponselnya sendiri. Tapi bebe
," ucapnya dengan senyum miri
*