an tubuhnya, kulit yang terasa lengket rasanya ingin segera berdiri di bawah shower dengan air dingin yang menghujaninya. Membayangkannya saja sudah membuat Elena nyaman. Tapi apa daya keinginannya
, tapi mata mengintimidasi Alva memb
tiga langkah kakinya berjalan, sua
k bilang d
Alva yang menyoroti matany
kamu a
ang mau pula
aaf aku k
ggunakan panggilan itu setelah beberapa hari mengalami perubahan. Apa dia ma
kat. Mata Elena membulat dii
pulang bukan," ucapnya yang kini tepat berdir
kamu." Elena menyunggingkan seny
Mata Elena mengerjap lucu mendengar penutur
telah itu kita makan." E
ali turun menemui Alva yang
ini berdiri di samping Alva.
u c
" tanya
va seraya menaika
dok itu ke arah Elena setelah meniupnya sebentar. Elena
nya seraya mengibaskan t
bibir Elena begitu saja, membuatnya terdi
rna beriringan dengan jantung yang bedetak cepat. Elena panik, ia pun meng
lva tersadah dan mengalihkan pa
untai kalimat yang Elena keluarkan. Alva belum juga m
emilih diam menunggu apa yang akan Alva katakan selanjutnya. Tapi beberapa saat tak ada p
dan mengalihkan perhatiannya pada
in besar. Tapi ia kesampingkan terle
ian. Elena tahu dirinya suka dengan suasana sepi, tapi kali ini sepi yang ia rasakan berbed
ucap Elena lebih dulu. A
setelah beberapa d
sudn
mu, cuci
keningnya "Gapapa
"Keputusanku gak bisa diubah," ucapn
a mau, dan kini keduanya berdiri berdampingan di depan wastafel. Kerja sama yang tak buruk, Elena yang menyabuni cucian itu dan
an tangan Elena dengan handuk kecil. Cukup membuat Elena terkejut d
an jantung yang beritme cepat. Tanpa berkata apa-apa ia langsung berlari kecil menaiki tangga, memasu
irinya sendiri. Belum juga mered
lena bangkit dan menghampiri pintu bercat putih itu. Membukan
k?" tan
an matanya. "Mm be..bel
, ayo turun
kembali me
tubi-tubi bagi Elena. Entahlah itu kalimat sederhana yang seharusnya
ntak Elena kaget bukan main, tapi ia tak berontak. Alva mendudukan Ele
" Alva duduk di
ters
ia mengganti posisi duduk mencari kenyamanan
tiin!" Suara Elen
nyala, gak seru," jawab A
itu masih bisa Alva lihat karena p
Alva dengan
Tak lama Elena mengangkat sebuah majalah, entah untuk apa. Alva ta
, melindungi pandangannya dari sesuatu yang menyeramkan dari apa yang sedang mereka tonton. Sungguh Alva ingin terkekeh, tapi ia taha
terdiam, nafas
anda," lirih Elena yan
yang be
lv
ben
yang ia dapat raih sedapat-dapatnya dalam keadaan gel
va duduk leb
kamu s
sah ne
ini k
oblem m
cari tau, gumam Alva. Ia merasakan Elena yang memegang erat
ketakutannya. Walaupun tak dapat melihat ekspresinya dengan je
bangkit dii
p Alva yang kini meng
enyum senang, apa dirinya mem
film horror dan tiba-tiba listrik mati membuat jantungnya tak karuan saja. Ia merasa
ngambil ponselnya yang tertinggal di san
rcakapan yang ia dengar, bahwa ada sedikit masalah yang tak perlu di
unakan ponselnya untuk penerangan
k?" tan
gera merebahkan diri. Tapi tak berani untuk naik seorang diri
yo ke atas aku temani," ucapa
ekehan terdengar, siapa
?" tan
E..e
arinya, satu hal yang menjadi pengetahu
*
a. Matanya menoleh ke kanan dan kiri, rupanya semalam ia tertidur di sofa dalam
tiduran gini sih, gerutunya dalam hati. Sedikit kesal memang pada orang yang semalam mengatakan bahwa ia hanya
an kembali duduk. Mata Elena membulat, Alva me
ban, Alva sibuk denga
dan Alva, tangannya pun menggantung bingung berpegang kemana. Alva mengubah posisinya, kini wa
lva tetap diam m
an tidur
kat yang terdengar, Elen
ui Alva tersenyum
*
masing menjadi pemandangannya kali ini, tapi tidak dengan pikirannya
lva seraya terpejam. Hal itu diluar dugaan Alva, dan sepertinya Elena juga benar-benar tak menyadari i
tu membuyarkan lamunan Alva, mengubah
radaan Erick di sana. Tawa terdengar, Erick
hah?" ucap Erick yang ikut duduk pada sala
orang," jawab Alva yang mulai menengga
s besar?" Alva mengangkat seb
y sudah kembali?" A
Erick mengeru
an mata menyelidik. Bagaimana bisa sahabatnya ini lebih tahu dari pada dir
pet ketemu sama bokap lo di bandara," je
au kenapa gue
" jawab Alva sekenanya dan h
ar begitu bersemangat. Alva pun menoleh, walau tak ingin mengakuinya tetap saja ada rasa penasaran dalam diri Al
menepuk pundak Erick. "
model dengan posisi setara dengan lo," uca
inan lo?" pertanyaan Alva me
di seperti ini sekarang kalau bukan karena kem
*