img Eleanor  /  Bab 10 Keinginan | 52.63%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 10 Keinginan

Jumlah Kata:1839    |    Dirilis Pada: 28/12/2023

an tubuhnya, kulit yang terasa lengket rasanya ingin segera berdiri di bawah shower dengan air dingin yang menghujaninya. Membayangkannya saja sudah membuat Elena nyaman. Tapi apa daya keinginannya

, tapi mata mengintimidasi Alva memb

tiga langkah kakinya berjalan, sua

k bilang d

Alva yang menyoroti matany

kamu a

ang mau pula

aaf aku k

ggunakan panggilan itu setelah beberapa hari mengalami perubahan. Apa dia ma

kat. Mata Elena membulat dii

pulang bukan," ucapnya yang kini tepat berdir

kamu." Elena menyunggingkan seny

Mata Elena mengerjap lucu mendengar penutur

telah itu kita makan." E

ali turun menemui Alva yang

ini berdiri di samping Alva.

u c

" tanya

va seraya menaika

dok itu ke arah Elena setelah meniupnya sebentar. Elena

nya seraya mengibaskan t

bibir Elena begitu saja, membuatnya terdi

rna beriringan dengan jantung yang bedetak cepat. Elena panik, ia pun meng

lva tersadah dan mengalihkan pa

untai kalimat yang Elena keluarkan. Alva belum juga m

emilih diam menunggu apa yang akan Alva katakan selanjutnya. Tapi beberapa saat tak ada p

dan mengalihkan perhatiannya pada

in besar. Tapi ia kesampingkan terle

ian. Elena tahu dirinya suka dengan suasana sepi, tapi kali ini sepi yang ia rasakan berbed

ucap Elena lebih dulu. A

setelah beberapa d

sudn

mu, cuci

keningnya "Gapapa

"Keputusanku gak bisa diubah," ucapn

a mau, dan kini keduanya berdiri berdampingan di depan wastafel. Kerja sama yang tak buruk, Elena yang menyabuni cucian itu dan

an tangan Elena dengan handuk kecil. Cukup membuat Elena terkejut d

an jantung yang beritme cepat. Tanpa berkata apa-apa ia langsung berlari kecil menaiki tangga, memasu

irinya sendiri. Belum juga mered

lena bangkit dan menghampiri pintu bercat putih itu. Membukan

k?" tan

an matanya. "Mm be..bel

, ayo turun

kembali me

tubi-tubi bagi Elena. Entahlah itu kalimat sederhana yang seharusnya

ntak Elena kaget bukan main, tapi ia tak berontak. Alva mendudukan Ele

" Alva duduk di

ters

ia mengganti posisi duduk mencari kenyamanan

tiin!" Suara Elen

nyala, gak seru," jawab A

itu masih bisa Alva lihat karena p

Alva dengan

Tak lama Elena mengangkat sebuah majalah, entah untuk apa. Alva ta

, melindungi pandangannya dari sesuatu yang menyeramkan dari apa yang sedang mereka tonton. Sungguh Alva ingin terkekeh, tapi ia taha

terdiam, nafas

anda," lirih Elena yan

yang be

lv

ben

yang ia dapat raih sedapat-dapatnya dalam keadaan gel

va duduk leb

kamu s

sah ne

ini k

oblem m

cari tau, gumam Alva. Ia merasakan Elena yang memegang erat

ketakutannya. Walaupun tak dapat melihat ekspresinya dengan je

bangkit dii

p Alva yang kini meng

enyum senang, apa dirinya mem

film horror dan tiba-tiba listrik mati membuat jantungnya tak karuan saja. Ia merasa

ngambil ponselnya yang tertinggal di san

rcakapan yang ia dengar, bahwa ada sedikit masalah yang tak perlu di

unakan ponselnya untuk penerangan

k?" tan

gera merebahkan diri. Tapi tak berani untuk naik seorang diri

yo ke atas aku temani," ucapa

ekehan terdengar, siapa

?" tan

E..e

arinya, satu hal yang menjadi pengetahu

*

a. Matanya menoleh ke kanan dan kiri, rupanya semalam ia tertidur di sofa dalam

tiduran gini sih, gerutunya dalam hati. Sedikit kesal memang pada orang yang semalam mengatakan bahwa ia hanya

an kembali duduk. Mata Elena membulat, Alva me

ban, Alva sibuk denga

dan Alva, tangannya pun menggantung bingung berpegang kemana. Alva mengubah posisinya, kini wa

lva tetap diam m

an tidur

kat yang terdengar, Elen

ui Alva tersenyum

*

masing menjadi pemandangannya kali ini, tapi tidak dengan pikirannya

lva seraya terpejam. Hal itu diluar dugaan Alva, dan sepertinya Elena juga benar-benar tak menyadari i

tu membuyarkan lamunan Alva, mengubah

radaan Erick di sana. Tawa terdengar, Erick

hah?" ucap Erick yang ikut duduk pada sala

orang," jawab Alva yang mulai menengga

s besar?" Alva mengangkat seb

y sudah kembali?" A

Erick mengeru

an mata menyelidik. Bagaimana bisa sahabatnya ini lebih tahu dari pada dir

pet ketemu sama bokap lo di bandara," je

au kenapa gue

" jawab Alva sekenanya dan h

ar begitu bersemangat. Alva pun menoleh, walau tak ingin mengakuinya tetap saja ada rasa penasaran dalam diri Al

menepuk pundak Erick. "

model dengan posisi setara dengan lo," uca

inan lo?" pertanyaan Alva me

di seperti ini sekarang kalau bukan karena kem

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY