h sebelumnya aku memperlihatkan bagian badanku ke pada gadis mana pun. U
koin dan minyak tanah di sana terasa sedikit sakit. Uswa be
ah jauh, nih aku ngerokinnya,"
sanya kaya
pernah di
tau kalau aku di
emutuskan untuk ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di sini. Kepercayaan dari orang tua tak aku sia-siakan, nyatanya meski aku di s
n. Kali ini ia memelankan gerak koin y
kat. Rupanya ia cukup perhatian padaku. Aku mengusap lembut kain sarung saat aku terbangun oleh azan ashar. Sikap perhatian
rna putih susu bertuliskan papa mama di tangannya. Ia pun du
. Minum, ya. Bia
rhatikan Bang Adam yang tengah berbicara pad
ya Bang Adam. Aku hanya me
mah bi Tini. Mau ngembaliin
p bersamaan dengan aroma jahe yang begitu wangi. Ada setitik aroma terapi yang membuat
panas melewati lidah langsung ke kerongko
ak?" tanya
k, B
bahu kananku. Sedangkan aku masih terdiam sejenak. Ternyata benar ini adalah buatan Uswa. Hati ini
*
gegas bangkit dan melepas kopiah. Selepas berdoa, aku lantas keluar dari ruang
ku berpapasan dengannya. Dengan berbalut hijab
agaikan suara takbiran di malam idul fitri
Apa ada yang lebih membahagiakan untukku selain melihat senyum Uswa? Karna teringat sejak kemarin ia ha
yal, aku merasakan pintu diketuk dari luar. Uswa masuk saat aku menjauh dari sisi belakang pintu. Segera kucari smart ph
ja menunjukkan bagian dalam lemari ini. Aku terkesima. Isi di dalamnya ternyata sangat rapi. Di sana juga
. Tak lupa dengan smart phone di tangan. Kini, bau sabun berpadu dengan sampo tercium bergantian. Ternyata Uswa tengah mengeringkan rambutnya yang basah dengan hand
menyapu ke dua tangan lalu me
n dengan cepat. Wajahnya menunjukkan bahwa ia terkejut. Tak
idur." Suaranya
ru kamu buka hijabnya?" Uswa
bibir bawahnya. Sungguh, aku benar-benar harus
mbung