img Cerita Horor Dan Misteri  /  Bab 7 Tumbal | 70.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Tumbal

Jumlah Kata:2113    |    Dirilis Pada: 22/12/2023

mengelupas sehingga menampakkan warna asli bangunan itu, putih. Bangunan yang sebenarnya adalah te

amu Laveindisc". Tulisan nama toko itu cukup besar dan jelas sehingga dari jarak yang cuku

yawan di sana untuk bertanya. Herannya tidak ada satu orang pun yang terlihat. Hanya ada sofa tua, deretan lemari yang berisi obat-obat dan jamu, meja kecil yang di atasnya ada sebuah buku kecil lengkap dengan

ha, calon pegawai yang akan bekerja di toko ini," seru

g diduduki Alikha sudah dimakan usia. Kulitnya banyak yang sudah terkelupas dan sofa itu tidak cukup empuk lagi bagi Alikha. Alikha masih tetap menunggu

kha sambil melemaskan tubuhnya mencari po

pembeli ya? Sepi sekal

ngu. Alikha menduga usia gadis itu sekitar dua puluh satu seperti dirinya. Melihat ada orang lain selain dirinya di sini

l telapak tangan?" tanya gadis itu s

i belum tahu ada atau tidak. Pemilik tokonya entah ada di mana," jawab Alikha yang tiba-tiba m

itu sambil mengangkat tangan kanannya dan ditunjukkannya tepat di depan wajah Ali

erubah menjadi wajah seram berwarna hitam dengan bola mata meloncat keluar. Rambutnya sudah sangat berantakan dan pakaian p

tan Alikha meme

erubah menjadi hantu menakutkan yang begitu dipenuhi ke dendaman. Seolah-olah hantu itu ingin membalaskan dendamnya pada Alikha. Alikha tidak dapat melaku

luar!" jerit lirih hantu wan

hantu tadi yang menyuruhnya keluar. Apa hantu itu tidak menyukai keberadaannya di sini ya, pikir Alikha. Dari lantai atas terdengar ada langkah kaki seseorang menuruni tangga. Alikha terperanjat dan membayangkan jika itu adalah hantu tadi yang masi

bangunkan saya?" tanya bapak berkumis penuh sel

ni. Bapak kemarin menghubungi saya kan kalau sa

a kamu menjerit de

enempel di sepatu saya, Pa

hantu barusan. Takut itu hanya halusinasinya

terlihat sangar itu menanggapi pernyataa

aja. Mulai besok baru diperbolehkan untuk pulang pergi. Pak Amir berpesan agar Alikha bisa menempati kamar di lantai dua dan dilarang naik ke lantai tiga. Sebenarnya A

r sana. Kamar ini cukup besar dan nyaman untuk Alikha. Tempat tidurnya empuk dan ada kamar mandi dengan keramik berwarna hijau, warn

jibannya shalat maghrib, Alikha ingin membaca Al Quran, tapi ternyata Al Quran Alikha tidak ada di dalam tasnya. Mungkin tertinggal di rumah karena mema

bangun. Dia mendengar suara berisik di

ooong

ada apa sebenarnya. Belum habis kebingungan Alikha, ada suara hentakan keras seperti suara kayu yang mengenai sesuatu. Jeritan meminta tolong semakin jelas. Alikha tid

res dengan sesuatu di la

t tadi membuat Alikha berani. Ternyata di lantai tiga hanya ada satu pintu yang tertutup rapat. Pasti itu pintu kamar Pak Amir. Alikha mendekat

apa di dalam? Saya mendengar suara or

nti. Sekarang hanyalah su

ang kamu naik ke sini. Masih saja di

at pintu kamar yang han

tan meminta pertolongan tadi benar-benar ada," ujar

n darah. Sadar kalau tangannya dilihat Alikha

a Alikha yang kemudian mendorong pintu kamar d

tih. Namun warna putihnya sudah berubah menjadi merah karena darah yang mengalir dari tangan kanan wanita itu yang tidak ada lagi telapak tangan dengan ja

sau besar dan tajam yang masih berlumuran darah segar dari atas meja kemudian m

itu juga wanita-wanita lainnya!" jerit Pak Amir yang s

segera keluar dari toko ini, tapi semua pintu terkunci. Jendela kaca sudah dipecahkanya namun terali besi menghalanginya untuk bisa keluar. Dia menjerit-jerit meminta pertolongan, berharap ada orang lewat dan mendengar jeritannya, tapi keadaa

r menuruni tangga sambil

mu yang halus dan cantik itu akan menjadi telapak tangan yang ke sepuluh untuk saya santap. Kema

g rela memberikan tangannya pada ibli

tergores dan mengeluarkan darah segar. Alikha berlari menghindar ke arah belakang sambil menahan darah yang keluar dari lengannya dengan sapu ta

k dapat dipercaya namun ini nyata dilihat Alikha. Hantu wanita yang menakutinya siang tadi kini mencakar-cakar tubuh Pak Amir. Beberapa saa

tangan Pak Amir. Pak Amir menghembuskan nafasnya ya

ri toko itu sambil menjerit dan berteriak. Entah sampai ke mana ia akan

*

batan. Seorang suster tersenyum padanya. Alikha membalas senyum itu dan meringis

rena kamu baru sadar dari pingsan semalam

ngan tangis haru. Mereka sangat bersyukur karena Alikha berhasil selamat dari

pernah mau melayani pembeli. Membangun toko itu hanyalah salah satu cara Pak Amir untuk mendapatkan tumbal tangan sepuluh orang wanita yang akan diambil sebatas pergelangan tangan saj

lan wanita yang berhasil dibunuhnya itu ternyata membalas dendam. Saat Alikha pingsan di tengah jalan, ia ditemukan serombongan polisi yang baru pulang dari dinas. Polisi-polisi curiga

san kedua orang tuanya yang

-wanita muda yang dibunuh itu akan segera di makamkan, begitu j

nghela na

h Ya Tuhanku," ucapan syukur tak hen

an Sang Maha Pencipta. Segala sesuatu yang mustahil

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY