. Tara, gadis manis yang baru minginjak masa remaja, dan baru sa
mendengar nama wanita lain selain mamanya, tapi ia tidak sanggup untuk me
bertalikan tambang, tempat yang menurutnya aman dan nyaman. Pohon mangga yang rindang it
ersadar bahwa hujan mulai turun. Tara pun bersiap untuk berteduh,
lebat, kamu bisa sakit nant
anganya. Disana Tara tercengang dengan jantung berdebar. Wajahnya semula merah me
rang disini, padahal tembok pembatas
kan, sudah menjadi banyangan makhluk halus, tapi ia tak menga
beberapa langkah saja, ia merasakan keanehan. Kepalanya takbasah ? Padahal deras
ung ditangannya. Wajah orang itu tak nampak, berkat jaket kulit berwarna
Dari mana asal kamu
depan, kan kau jump
Namun tak ia lihat ibu dan bibinya berdiri d
terkejut setengah mati, o
ia melihat sosok ibunya. Ibu dengan hati-hati meletakkan nampan beris
B
memandang d
a bi
i, ia kan sedang diluarkota
ata orang itu..." ucap
rang ?
ayungiku hingga teras rumah
ain kamu di sini ?" ucap
pi.
na, ibu harus
ya. Ia cemberut sambil menahan dagu dengan kedua tangannya
langi lagi tatapan kosong, dengan tangan menggenggam tali. Kakinya belum mau men
an," ucap oran
g mendadak, sebentar la
arka
iapa dan kenapa pakai baju serba hitam ?
a kamu h
udes amat," sambi
gitula
sterius itu masih menggerakkan ayunan
? Oh iya nam
lhe
apa
ja sendir
na kamu tahu s
enti. Rasa penasaran yang begitu kuat dari dalam diri tara membuat ia mencoba mencari manusia misterius itu. Ia mencari di antara semak-semak,
? Valhen..." ter
ai, meski ia tak berfikir mengapa bisa terjatuh. Ia melihat seseorang dengan rambut agak k
kejadian ini. Tentang si misterius dan Valhen yang
u gelisah. Sambil berharap-harap cemas dan menung
saya beri resep ini, silahk
ya tak menglami pe
. Tara hanya kecapekan sa
er p
bat sesuai resep yan
a masih terasa pusing. Tara coba duduk dengan menyandardi kepal
iri dan memutar badan, melangkah dan menghilang di b
uar. Namun saying langkah tara terhent
mau ke
hen bu, ia te
imana kamu
siapa itu V
siapa
k misterius yang menem
pa
inya, tragis s
a kakakmu. Ia pernah ingin mem
a dengan baju yang
tahun yang ke tujuh belas, karena sudah lama terletak dan warna
eaksi dia ?
sau kearah ibu. Ayah tiba-tiba datang dan lalu menendangny
h hidup
ibu pun panik tak mau ayah masuk penjara, dan kami sepakat menguburinya di baw
Ibu dan ayah tak salah dalam hal ini. Buktinya ia tak mengusik ket
a dikuburkan, di bawah pohon yang dihiasi ayunan itu, dan berharap semoga arwah nya diterima dis