epat beristirahat. Ia juga tak berniat bersih-bersi
dur, Deron mendapati pemandangan yang tak pernah d
Lily tengah menggosok kain handuk ke seluruh tubuh. Ia bisa m
" lirih Deron yang tak berkedip. Ia justru mene
ingin mengabaikan momen ini ke dalam rekaman v
hendak mengambil pakaian di dalam koper seketika terkeju
ly sambil menutupi tubuh bagian atas d
p sen
er
n ucapannya. Hal itu membuat Lily yang malu sekaligus kesal b
kamar Deron. Sesudah itu barulah dia lanjut memak
yum jahil di wajah lelaki itu. Ekspresi itu mem
mu gak terlalu
ang mulutmu sekalian itu-mu, Ron!" te
i rumahku sekarang," balas Deron dengan mi
u dapat masalah. Bukannya bantuin
a-sama untung. Jujur, meskipun kita bersahabat aku
lau gitu apa
tidurku samp
atnya kepala Deron y
ya tidur beralaskan tikar atau Deron yang tidur di atas lantai, yang jelas Lily me
on yang sanggup membuat bola m
hal begituan?! Lagian kita sahaba
, kamu bisa pe
teriak Lily kala lengan kana
n sahabat baiknya ini. Bahkan sekaran
terulur ke kenop itu
na lagi itu pun berseru, "Oke-oke! Huh ... y
menuruti semua perintahku, Ly," ujar Deron sembari mengunci pintu rumahnya. La
Maksudmu tugas be
au wajib kamu turut
a p
u harus siap angkat
aku se
dah. Jika saja dirinya tidak ditipu oleh Bella yang kabur entah
andalkan olehnya di dunia
ka dulu tinggal di panti asuhan. Sementara Bella adal
ella tinggal di tempat kos yang sama. Bahkan kamar k
yebarkan rumor yang tidak benar tentangnya, baik di lingkungan ke
esahnya. Siang tadi Lily menghampiri Deron ke tempat kerja, dan menceritakan semua masalahnya. Hingga b
Maha
andang ke arah Deron bingung. Ia tidak sadar kal
am waktun
jalan menuju kamar tidur dan melakukan apa y
ranya tak lagi mengantuk. Baik pikiran dan tubuh Deron justru tak ingin beri
nduk. Ia merasa gugup saat melihat Deron sudah berbar
sahabatnya itu belum juga bisa tertidur. Sialnya lagi, ia ingin sekal
an kanannya ke perut. Ketika kelopak matanya terbuka, tampak
pat di sebelah kanannya. Barulah menatap Lily lagi beberap
tang. "Ka-kamu mau apa?" tanyanya tanpa melirik De
mut sampai dada. Lalu memindah tangan kanannya dari perut
lam mimpi. Namun tidak bisa langsung, dan membutuhkan waktu sangat la
erlebih lagi pelukan seorang Deron yang pendiam. Karena sikap lelaki ini yang dari kecil tidak pe
g seperti sekarang. Terlebih-lebih dengan jarak tubuh mereka yang sangat a
mbuat Lily merasa nyaman. Pelukan hangat ditambah deru napas
engan tingkah Deron kini benar-benar larut dalam kantu
ergerak naik ke atas. Ia yang penasaran dengan daging kemba
y satu-persatu. Begitu berhasil, kelima jari sebelah kanannya pun
ung buah dada. "Jangan-jangan ...." Sontak tangannya turun ke perut bagian