annya tidak mengenakan kain paling penting. Membuatnya ta
maupun menahan tangannya agar tidak melakukan hal yan
Menginjak lantai ruangan berbau harum nan segar, diperhatikannya jari-j
..." Memerhatika tangan sendiri dengan tatapan tak percaya. Sepertinya
nyalakan shower. Dengan mata terpejam, Deron me
padat milik sahabatnya justru terasa jelas. Perasaan asing dan tek
...! Jadi
menyukai tubuh sahabat sendiri. Terlebih lagi tergoda denga
ik pada Lily. Baginya Lily hanya teman dekat
di terpanggil. Ia menjadi semakin penasaran dengan seluruh aset Lily yang t
dah mengenakan pakaian tidur, naik ke ranjang. Berbaring di sebel
ik. Tak ingin lepas kendali dia memilih membelakangi Lily. Menar
iremas belasan menit lalu. Mengacak rambutnya frustrasi, membuka mata, dan duduk tegak
gun,
ul. "Astaga, ini anak kenapa susah bangun?!" Deron tak kehabis
am. Refleks memukul jari Deron agar tak mengh
baru terbuka lebar. Bersamaan dengan itu
ily mengamuk. Bangun dan menyambar bantal yang menyangga ke
sadar betul bahwa telah keterlaluan, karena membangunkan Lily yang telah larut
r kamu pindah
nda
a? Gak
sini! Kenapa sekarang tiba-tiba ngusir ak
amu mau aku
lagi kesambet a-pa sih, Ron?! A-aku temen kamu! Ki-kita udah temenan dari bocah!" Men
wab Deron pelan. Menjatuhkan kepala ke bantalnya, lalu membelakangi Lily. "Kalau
t jadi temen! Padahal sama sahabat sendiri!" Lelaki itu tetap menutup mata dan mengabaikan
kalau pakaianm
er
u udah bilang kalau
jata
urut sama aku. Aku punya vi
i matanya. Menatap Deron terheran-heran sekaligus de
, jantungnya berdegup kencang. Air mata turun ke pipi be
bangun dan menindih tubuh Lily, hanya sepasang siku yang menjadi to
Tapi berawal dari ... gara-gara aku
Ia sebisa mungkin mengalihkan tatapannya d
ing
i memandang wajahnya. Mengelus rambut teman dekatnya yang selama ini disayangi seper
ngkat. Kawannya ini pasti tidak menduga dengan permintaannya. "Aku mau kamu
an aku,
ngerut. "Ha?
apan dengan muka Lily. Bibirnya mend
ergerak. Menghisap pelan dan mempersilakan jantung berde
g memenuhi rongga dada. Deron seolah-olah ter
Kompak mengizinkan hati untuk ikut
akan diri dan bibirnya yang lumat perlahan. Bahka
isa merasakan sentuhan di perut. Ia menduga kalau jemari Deron se
menjauhkan muka yang otomatis melepas pagutan mereka. "Deron ...." Menangkap kabut gai
, Li ... mulai
ri-nari di kepala. Ia penasaran dengan bagaimana
cup bibir sebegai penutup. Detik selanjutnya bibir lembap
or kecupannya, Deron menghisap dalam-dalam. Bibi
buat Deron kian bersemangat. Tangannya pun mulai meremas benda e
kepalanya menengadah ke langit-langit
em
bawa Bella di
tu tergantung kamu, Li. Kamu tetep mi
a ketika remasan tangan Deron teras
on menatap penuh minta pada be
y begitu sesuatu yang basah berada di benda p