. Rintik air hujan turun dengan derasnya da
percikan air hujan. Dia tampak gelisah karena khawatir hujan tidak akan reda. Melihat langit sen
am. Doa-doa yang dipanjatkan setidaknya menjadi kekuatan baginya. Walau tak henti memanjatkan d
ang matahari bersinar sangat terik," batinnya se
upi pandangannya. Dia kini tampak panik hingga membuatnya ketakutan. Dia lalu menyembunyikan wajahnya di ba
engarkanmu, pasti aku tidak akan terjebak di sini." Kembali suara ta
rsediaan tanaman obat kita masih ada. Ibu hanya lelah. Jika kondi
ni permintaan obat sedang ramai-ramainya. Jika aku tidak mencari tanam
Dia tinggal dengan ibunya di perbatasan
al ke pasar. Karena pekerjaan yang mengharuskan keluar masuk gunung, mereka akhir
ya, Zhi Ruo akhirnya pergi ke gu
patkan tanaman obat yang sudah memenuhi keranjangnya. Namun, karena banyaknya tanaman obat yang tu
an hutan itu, tetapi hujan tiba-tiba turun
engangkat kepalanya dan melihat langit yang sudah meng
udah tidak mungkin baginya untuk kembali karena jalanan tampak
depan pintu karena mengkhawatirkan anak gadisnya yang belum juga pulang. "Putriku, kenap
unung sendirian. Rasanya, dia ingin menyusul putrinya itu, tetapi apalah dayanya.
an sendirian tidak membuatnya takut. Namun, dia tidak bisa menyembunyikan ketakutanny
ua. Suara tangisnya menggema di dinding ruangan itu. Walau matanya terbuka, nyatanya dia tidak bisa melihat
. Di luar, hujan mulai reda. Walau begitu, dia t
a. Melihat sumber cahaya, Zhi Ruo lalu bangkit dan mendekati cahay
nang. Sekilas, dia tersenyum saat melihat keindaha
i sini? Apa kalian datang
an itu. Dia lantas mengambil salah satu caha
antik. Terima kasih karena k
Rupanya, ruangan di dalam gua cukup luas. Walau hari telah larut dan angin
api di dekatnya. Kunang-kunang bahkan terlihat begitu indah karena beterbangan mengeli
idak sendirian karena ada kunang-kunang cantik ya
yang entah sudah ada sejak kapan. Rumput-rumput itu begit
rbang di sisi wajahnya seakan-akan wajahnya senga
an biarkan dia terbangun dan han
g-kunang. Perlahan, kunang-kunang mengerubungi tubu
au dengan cahaya kunang-kunang yang menyinari wajahnya. Rambutnya yang terurai panjang t
ia? Bukankah, manusia hanya se
ang terdengar berat dan datar itu ru
sih karena kalian sudah membantuku untuk menjaganya. Denga
tam keluar dari dalam gua dan me
saat ayam hutan berkokok. Di saat itulah, gadis itu merasa kedin
g menerangi di dalam gua. Matahari pagi tampak bersinar
hidungnya. Dia lalu menghirup aroma khas itu dan m
an obat, tetapi juga memiliki udara yang sangat segar. Aku menyu
bibirnya. Gigi putihnya tersusun rapi yang dipadukan dengan bibir yang merah alami. Hidung
masih teronggok di lantai gua. Dengan
a. "Terima kasih karena semalam sudah menemaniku. Aku tahu, tidak mungkin kunang-kunang itu sengaja
lanya saat embusan angin menerpa wajahnya. Seketika
atikannya. Tatapan mata yang tajam bak
atikan Zhi Ruo yang perlahan
m hutan dan tiba di rumahnya dengan selamat. Melihatn
u khawatir." Wanita renta itu menangis karena put
ku sudah mau pulang, tetapi tiba-tiba saja hujan turun sangat deras dan kabut tebal menutup jalanku. Un
n sore tidak ada hujan yang turun. Bahkan, dari rumahnya dia bis
melihat sesuatu y
Mereka menemaniku dan menerangi di dalam gua. Aku belum pernah merasakan tidur yang begitu lela
ada sesuatu yang aneh. Hujan yang turun dan kabut ya
rdahulu. Konon katanya, hutan itu dijaga oleh makhluk tak kasa
aman obat di sekitar hutan ini saja. Ibu khawatir karena menurut cerita, ada makhluk men
makhluk itu ada, tidak mungkin dia akan membiarkanku kembali ke desa dengan selamat. Bisa saja dia akan membunuhku dan
t yang sudah kudapat. Pulang nanti aku akan membeli kebutuhan
t yang sebenarnya cukup langka. Hal itulah yang membuatnya berani memasuki kawasan hutan yang telah menjadi hutan ter
rkelebat di atas pohon. Sosok yang menyerupai bayangan manusia
ingga membuat burung-burung di hutan beterbangan. Suara ta
emua penduduk akan masuk ke ru
ap ke arah hutan. "Diamlah, kamu sudah membuat orang-orang ketakutan dengan suaramu itu.
ra itu tidak
pnya dari balik pohon yang menjulang. Tatap
pa dia sama sekali
Contin