Aura yang berdir
atanya mengarah ke arah pintu masuk yang terlihat sepi. Devian tersenyum tipis saat melihat pu
kamar, ya?" pinta devian mem
Pi," ucap Alya seraya menyandarkan
mpiri mereka yang masih saja
uk!" ajak Aura begitu manis pada
gan om Saka," jawabnya semba
tidak meneruskan kata-katanya. Aura tersenyum. Ia tak menyangka
membuat sang buah hati tert
i sini!" pinta Devian yang membuat senyum aura memudar.
orang yang sama? Hah, bicara apa aku ini. Nama Saka kan banyak, dan tak mungkin Saka yang di
*
enuju ke arah administrasi rumah sakit. Khawatir, cemas
ini dengan nafas
tanya Santi yang begitu sena
baik saja?" tanya Arini penasaran. Ia terlihat begitu panik. Tatapan
ng satu sudah meninggal dan ...," kata sa
i yang spontan mena
Tanpa banyak buang waktu, arini memberikan minyak angin tepat di hidung sang i
korban kecelakaan itu saudar
ti. Ia terlihat begitu syok jika korban
Rin?" tanya Santi melihat Arini menganggu
ngsannya. Arini mencoba untuk tegar
i, Bu. Semua akan baik-baik saja!" kat
lah. Karena ucapannya, me
ninggal itu remaja, bukan bapak-bapak!" tutur S
ggak bo'ong 'kan?" t
ti menganggukkan kepala. Rasa syukur tak be
daan ayahku, San?" t
e ruang rawat sama dokter Saka." Kata
?" tanya Ari
ka, mungkin hal buruk terjadi
jika dokter yang selama ini ia benci, ia maki setiap hari
*
Saka miliki. Kedua matanya tak berhenti mena
enatap saya seperti itu?" t
a kamu yang terbilang masih muda, kamu bisa men
i saya tidak ada apa-apanya jik
ah, andai saja saya memiliki anak perempuan, saya pasti akan melamar kamu u
yang terpampang jelas di layar ponselnya. Ia tak sabar menungg
anmu," ucapnya seray
melihat arah jarum jam yan
udah malam. Berarti, pern
Lagi-lagi ia tak bisa menghad
*
ik Saka. Besar, megah dan mewah. Kehidupa
ga yang kaya raya," gumamnya seakan masih tak percaya. Kedua matanya berputar melihat lampu hias yang terpaj
ijin terlebih dulu sama saya?" tanya
nya saya lancang. Tadi pintu pagarnya sedikit terbuka, jadi saya langsung masuk saja. Apa
ty tersebut. Arini mengangguk pelan. Ia bingung dengan sec
enatap ke arah halaman yang se
angan dia salah satu kekasih devian?" tanyanya menebak seorang diri. A
t ini mas saka belum pulang!
lo begitu saya permisi dulu!
engan wajah Arini, dengan ce
iak Aura meng
ya terbelalak kaget melihat wanita yang
carnya dokter Saka? tanya ba
angat jauh di bandingkan dengan dirinya. Terlalu santai
ura seraya menopangka
badinya dokter Saka," ucap Arini yan
ter