img Aku Dan Ayahku Super Tajir Melintir  /  Bab 7 Satu Apartemen | 23.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Satu Apartemen

Jumlah Kata:1048    |    Dirilis Pada: 22/09/2023

mbuat cengkeraman mereka terlepas. Dia seg

persidangan itu. Kau

mana mungkin Ana menanyakan itu? Dia mengangkat salah satu alisnya, sema

saat itu belum lahir

menceritakan kepadanya. Mana mungkin ada rahasia Ibu dan anak," la

li menatap Ana dan memegang kedua pundaknya. "Katakan kepada anak kita kalau kita sering berte

ai. Ya, karena kita tidak pernah bertemu dan melakukan hubungan seperti itu. Ah, maksud aku ...." Ana menyatukan telapak tangan ke arah A

ulang," ucap Ana sembari memperlihatkan wajah angker ke arah Pen yang berusaha

Ana menelan ludah, menatap wajah ayahn

apa ....," bal

nggara sekarang melihat di hadapannya adalah Pen. Tapi ... tetap saja Ana yang berada di d

. Tubuhnya semakin kaku saat melihat Anggara sang

ggara semakin mendarat tepat di sana. Tak dia sangka, Ana me

sendiri? Huek, wek ...

ontan mendorong Anggara dan berjalan cepat mendekati Pen. "Kita akan pulang," ucap Ana sembari menarik lenga

Ana, meninggalkan Anggara yang hanya berdiri kaku menatap mereka. Hingga ... m

" ucap Ana sembari mengedarkan pandangan ke semua ar

Pen sambil menunjukkan jemarinya tepat ke wajah Ana yang masih menganga. "Sudah bertahun-tahun Ibu menjagam

s, apalagi semua siswa masih menatapnya tanpa berkedip. "Lihatlah, Bu. Semua

na dan menunjuknya. "Tidak ada

rah dan tidak akan bisa berbuat apa pun. Raden memiliki kekuasaan yang tak terbatas. Bisa melakukan apa

an pulang bersama," ucap Anggara mengej

ergi. Tapi, Ana menahan tubuhnya dan malah tersenyum. "Ana, kau tidak tahu aka

Anggara. Ana sengaja duduk di depan, tepat di sebelah kursi kemudi. Dia ingin Pen bersama dengan Anggara, walaupun

u. Mungkin ... kalian bisa berbicara dan cocok," ucap

membingungkan sekaligus melelahkan buatnya. Hingga dia mengingat sesuatu. Perceraia

dekap dan melebarkan kedua matanya. Jantungnya berdebar. Bagaimana

sud aku, kau bercerai dengan ibuku. Aku bahkan sudah membaca surat itu.

unya wanita yang bisa membuatku gila. Aku ... membayar s

mbuatnya tidak bisa bernapas dengan baik. Perutnya mendadak

t beruntung. Aku akan membuat mereka bersatu lagi. Ah, aku gak sabar menj

sembari memukul

embali melotot dari kaca spion. Tapi, Ana masih saja tersenyum. Mendadak Pen menatap An

ang Ayah tidak akan bersembunyi lagi," balas Anggara dengan wajah sayu. Pen seketika

sar pembohong," batin Ana saat t

emennya. Namun, ada sesuatu yang sangat mengganjal hatinya

ini. Ana, sekarang apartemen ini

pa

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY