02 Pe
ek Marwan dan Nenek Sundari yang menatap Kakek Wawan, mereka kesal karena merasa mer
a. Tapi, Marwan hanya bisa memendam kekesalannya di dalam hati, karena dia juga tahu apa yang dikatakan Wawan ada ben
o, lu tidur, udah malem!'' seru Kakek W
ya,'' jawab Gavin dengan
ak sanggup menahan emosinya, berun
pintunya!... Udah malem, si Runa di r
jawab Gavin sam
si kembar di rumah sakit, enggak ada yang gantiin
asih sibuk ngurus di sini...''
tanya nenek Halimah lagi, dia tu
yang juga rajin nemenin dia di Rumah sakit'' jawab Gavin, tapi dia ti
malem pulang cuma sekelebatan do
iarin Aruna sendirian tidur ngegeletak di tempat umu
pulang,'' ujar Kakek Wawan mendoakan, memberi sem
wab doa Kakek Wawan den
janggal dengan Aruna dan Ardan, tapi tidak sampai hati menanyakannya pada Gavin yang sudah terlihat sangat lelah, raut depresi juga terpampang jelas di wajah remaja muda yang baru saja menyelesaikan u
buran jenazah. Karena Pak RT dan yang lainnya sudah lebih dulu pulang dan sudah mengkoordinir semuanya, segala sesuatunya sudah siap
n si kembar masih harus dipantau karena mereka lahir di saat situasi darurat di mana mereka belum cukup waktu untuk lahir ke duni
alus mereka sempat menolak jenazah Ibu Aisyah di kubur di sana. Tapi, Ardan dan Gavin tetap bersikukuh agar Bu Aisyah dimakamkan bersebelahan dengan Pak Arga. Atau kalau tidak, maka Ardan dan Gavin memilih untuk
*
barang. Nenek Halimah, adik dari Almarhum nenek Gavin (Nenek Bibi) yang melihat Aruna m
k beberes baju. Bapak ama emak lu barusan doang di k
na cuma mau rapihin dikit aja biar nggak bolak-balik nantinya,'' ujar Aruna menjawab dengan lemah lembut, dia menjelas
kan malah bagus,'' ujar Karsih dengan nada ketu
omong asal jeplak aja lu...'' sahu
a biarin aja, ngapain juga di alang-alangi
aru tahu rasa lu...'' seru Darman menghardik Karsih istrinya saat
enek Halimah, ''Run, mamang tinggal dulu'' segera setelahnya d
m punggung tangan Darman dan K
gimana encing lu, si Karsih, kalau ngomong...'
karang nggak punya waktu buat mikirin yan
aju, mau ke mana?'' tanya Nen
an si kembar masih di rawat
... Iya, anak si Arga ya,'' ujar Nenek Halimah, s
kak iparnya, ibu Pak Arga. Nenek Halimah yang paling sering memperhatikan Arga dan Ardan saat itu. Dia sering membawa
nenek nangis melulu...'' ujar Aruna
tinggalkan keponakan yang selama ini sudah seperti anaknya sendiri. Nenek Halimah da
tuanya dulu. Tapi, seiring waktu. Penggusuran karena pengembangan kota menghilangkan mata pencahariannya sebagai petani. Sedikit demi sedikit tanah
membangun rumah kontrakan sebanyak 20 pintu. Karena Pak Arga hanya dua bersaudara dengan Ardan, tanah miliknya lumayan besar jika dibanding saudara-saudara sepupunya yang lain. Apa lagi kedua o
kak beradik. Di antara ke sepuluh saudara sepupu, hanya Ardan yang menikmati bangku kuliah. Bahkan dia telah mendapatkan ijazah S3, dengan dorongan dan dukungan Pak Arga. Ardan
ek masih doyan nangis aja,'' tanya Kakek Wawan yang datang bersa
is?!'' seru Gavin bertanya deng
ab Gavin, ''Tapi... Iya sih, dikit...'' ujar Aruna men
...'' sahut Gavin dengan
sedih keinget bapak lagi...'' ujar Runa dengan w
.. Cuma nenek aja yang masih belom bisa ngelepas ke
gan disambung lagi. Cukup sekarang aja encing nangisnya ya...'' ujar Ardan
ini gua bisa ngeliat lu lama-lama anteng diem di rumah...'' ujar Nenek Ha