u yang layak unt
e
gar kalimat Arkan. Meski terdengar bia
itu. Ia ingin marah, tetapi ia tak memiliki ke
ke arah Belia dengan tatapan menyenangkan, berbeda dengan
mencarikan baju terbaik unt
ar kalimat yang barusan diuca
gal Belia dan Arkan di dalam ruangan itu. Sejam kemudian, B
suk paman Arkan yang bernama Senopati Haditama. Pria itu
yang nenek pilihkan untukmu
lihkan. Aku nggak bisa ngap
gak cocok deng
begitu," tambah Ark
luka dan sakit hati. Tetapi ia hanya bisa menahan rasa sakitn
netes, dengan cepat Bel
kalian nggak henti-hentinya men
gi untuk mencari pakaian yang bagus untuk Belia. Sikap lembut dan sopan yang ditunjukkan oleh sekretaris itu,
a pun jenis pakaian yang Ibu mau, pilih aja. Semu
rang di sini sangat maha
rdekatnya menggunakan barang-barang biasa
itu. B
ani oleh pelayan toko juga. Seraya mencari paka
u. Dia sebenarnya orang yang baik. Kepada semua karyawan dia sangat baik dan ka
tak yakin dengan penuturan si sekretaris. Tetapi ia tak bisa menyangkal, ia hanya m
a, aku pilih tiga pakaian ini aj
kaian itu, dan ukurannya pas sekali. Ia langsung mengambiln
ainanya. Sesampainya di sana, seluruh mata tertuju pada kecantikannya.
Pak. Ini tagihannya,
Ia memindai tubuh Belia dari atas sampai bawah. Hatinya mul
i ke acara temanku. Dia ulang
, aku me
*
nuju ke sebuah bar. Sesampainya di sana, Arkan lang
memberikan selamat pada sa
apa nih? Pacar
membisik Ben. "
memiliki calon istri. Meski Arkan berbicara serius, tetapi ia masih belum percaya. Ia tah
kamu bawa ini sangat cantik. Jadi aku nggak meragukannya," ungkap Ben. "
Belia agar tak terbentur orang yang berdesak-desakan. Lalu i
ia. Ternyata ada seorang pria yang mengganggu Beli
u
mendarat di w
menyentuhnya, bren
pa k
a," jawab Ar
wajah Arkan. Sehingga sudut bibirnya terluka. Namun, Arkan berhasil me
hingga mabuk. Sehingga mau tahu mau, Belia yang menyetir mobil menuju ke apartemennya. Ia sengaja tak
nih orang,"
enariknya dan mendekapnya. Belia pun tak bisa berkutik. Ia hanya menuruti permin
us ku lakukan
dengan erat. Belia berusaha melepaskan diri, tetapi pelukan Arkan terlalu kuat
menyangka berada pada situasi ini. Ia takut Arkan
ukan. Ponsel Arkan bergetar, membuat pria itu terkej
" tanya Arkan kesal. Ia langsung melepas peluka
yang bergetar sejak tadi. Lalu
o, N
napa semaleman ka
Nek.
di apartemennya. Aku ingin bertemu dia, ak
aik,
lau dia sedang bersama Belia saat ini. Setelah itu, ia membangun
ta ke tempat ne
kar
kesal Arkan. "I
arena tadi malam mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak
obil Arkan. Ia langsung membuka pintu mobiln
a membisu. Namun Arkan penasaran dengan
terjadi
u ... aku antar
u menid
*