img Biar Cinta Bicara  /  Bab 3 BCB 3 | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 BCB 3

Jumlah Kata:1547    |    Dirilis Pada: 12/08/2023

jalanan kami semakin lambat. Tanpa disadari ternyata langit sudah semakin mendung d

juanku malah memintaku untuk terus melannjutkan perjalanan. "Lanjut aja Gar, tanggung s

banget, Gin!" jawabku

sa ganti pake baju adeku

nti di depan sebuah rumah besar dengan pagar yang juga menjulang tinggi membu

n motor ke dalam garasi rumahnya. Aku perhatikan Regina masuk mela

i sebelah dapur. Aku mnjawab dengan anggukan, lalu berjalan sedikit jiggat

nggu di situ dul

gan membawa handuk dan satu stel

ur adeku mirip sama kamu," ujarny

dan berganti pakaian, aku pun berjalan ke arah ruang tamu yang kuperhatikan meski simple namu

u tertuju pada sebuah frame besar di depanku. Sepertinya foto keluarga Regina. Papa, Ibu, Regina dan adik

piriku yang sedang duduk termangu melihat penampilannya saat

h. Bagian perutnya yang terlihat ramping dan mulus berpadu dengan hotpants pendek berwarna putih yang k

it pikiran jorok tentang Regina meski banyak gosip miring tentangn

kamu tahu itu, Regina?' gerutuku dalam hati. 'Ah andai ak

ang di hadapanku sambil merapihkan beberapa majalah

nyanya sekali lagi karena be

yang baru sadar dari l

bawakan segelas air putih d

akan gelas dan botol tersebut pada meja di hadapanku. Dia pun duduk tep

t gelagapan. Namun aku hanya bisa berusaha membuat kondisiku terlihat normal dan Reg

npa menoleh ke arahnya, menghilangkan akt

ada di rumah, dia sibuk dengan bisnis-bisn

-jam segini?" lanjutku bertanya deng

di jarang ketemu. Adiku pulang sekolah pasti main, tapi sebelum jam enam sore biasanya udah sampai ruma

n tetap memalingkan pandang, jangan sampai memandang

ng mungkin melihat gelagatku sedikit aneh karena tidak biasany

ik baik saja walaupun sebenarnya tidak. Lalu aku mengambil gelas yang ada

ali di meja dan memegang wajahku tepat di dagu dengan tangan lembutnya. Aku terpasa menolah ke arahn

Regina dengan suara

wab, Regina semakin mendekatkan wajahnya ke wajahhku. Tatapannya

i menghancurkan tembok moralku dan memajukan wajahku semakin dekat ke wajahnya. Mendekatkan bibirku deng

Regina yang mulai terpejam kuanggap sebagai jawaban ya. Tak berapa lam kemudian, bibir kami akhirnya bertemu. Ber

alu bergantian begitu terus. Kami berciuman hingga Regina mulai memainkan lidahnya yang aku s

ak munafik aku memang sering nonton film dewasa dan membaca cerita-cerita h

buhku seakan terus meningkat dan membuat tangan ini mulai bergerak ke arah bahu Regina yang mulu

rayap ke depan tepat di atas rudalku yang sudah berdiri dengan gagah dan songong

tangan dia memainkan rudalku ketika tiba-tiba terdengan suara pintu pagar dibuka. Sont

dian berjalan ke arah sebuah kamar utama

nya. Kali ini Regina duduk di sofa yang posisinya bersebrangan denganku. Dia tersenyum saat mata k

adaku yang menurut Regina hanya berbeda setahun usianya dengan dia. N

ngulurkan tangan untuk be

adik Regina den

gina kenalkan sama aku namanya Bobby. Ini beda

na sambil memukul dan mendorong Ni

n dianggap serius ya," ucap Nicko sam

tuh anak!" c

Gak enak nanti kalau sampai k

bertubi-tubi di pundaku. Pukulan yang lem

dan anehnya aku pun mulai merasakan sesuatu yang sangat berbeda. Ca

ama yang sebegitu dahsyatnya dalam kehidupanku. Dan entah mengapa hasrat itu benar-benar sa

ubungi Regina. Malam onani lagi yang aku lakukan karena hasrat ini semakin lama semakin ta

n onani di kamar bahkan di kamar mandi. Padahal sebelumnya tak per

ya sebatas melihat tanpa sekalipun terobsesi lebih jauh. Aku bahkan onani untuk pertama kali pun setelah pertengahan kelas

perasaan kangen yang sangat aneh. Libur hari Minggu terasa sangat panjang dan lama sekali. Ingin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY