yang mendeka
ami bertemu. Di sekolah dulu pun bukan aku yang mendeka
ya. Ah, sudahlah. Aku tak peduli. Sekarang yang penting aku menyiapkan hati untuk perjalan
ampak Evan menunggu sambil bersandar di dinding. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam
an memandang
k apa
tadi itu c
Evan menggelen
rempuan nyiny
ari ma
n calon mer
tak menghindar. Kami berjalan
ya Evan saat kami s
lihkan pandang
n kemudian saat aku tetap diam, bahkan
nggung. Hanya malas membaha
a. Apakah lengkapnya
ana kam
alu kembali fokus pada la
kita mengenal orang ya
pan kamu
elakangan cukup terkenal di kalangan pengusaha.
ntor dalam rangka pengajuan kerja sama. Sampai detik terakhir pemapara
akinkan orang lain. Akhirnya kupilih untuk
erja sama dengan perusah
janggut tipis di dagunya itu bergeming.
u bis
lam tas. Nama Dika terpampang di layar. Evan ikut menatap benda berwar
ualaikum
am. Maaf, Ta. A
kok. K
ain tentang ke
nggak bisa sekarang. In
Lusa aku telepon
ke
jalan? Da
"Baru pulang dari ac
buku juga k
mpat berbinc
bahu dengan malas, dan te
g sama
tem
i-la
. Ke
a. Hati-h
Assalamu
ikumus
n ponsel
jasama?" tanya Evan tanpa menga
Y
u te
n komisaris. Apalagi ini tidak termasuk langkah ekspansi y
. Dika dan orang di belakan
rkenal sombong di sekolah, dan selalu merasa harus mendapatkan apa yang diinginkannya. Namun, kupik
jomlo 'kan? Lalu, siapa perempuan di toilet tadi? Hu
k malah
timbangkan usulmu agar menolak kerjasama
ai dari pekerjaan, pendidikan, hobi, sampai makanan. Laki-laki di sebe
kerja pada sebuah perusahaan otomotif di sana. Namun, itu hanya dua tahun. Sa
pang pasti mem
Tatapannya be
ago masak karena lama tin
all
in kali, kamu haru
ke
tku mengantuk, dan Evan
ntuk, tidu
a kamu jadi sopir ba
Atau, kamu mau
ebih baik daripada tidur dan merasa tidak enak pada Ev
ku jadu
erlalu mengikuti perkembangan mu
a Le
nge
kepala, membuat sosok yang duduk di sampingku ini tertawa. S
dengan yang lain. Tak hanya Letto, kami juga mendengarkan Sheila On 7, Padi,
Mang Udin membuka gerbang. Sepertinya ada yang aneh
k b
pa
sa tahu
u yang ng
itu terlalu terbuka pada si
ang ia boco
ini bisa ngobrol banyak dengan anak
ah jendela. Saat ini pi
erita tentang
emangnya
tap Evan
Hana, aku nggak pantas
andar pantas tidaknya dua orang
eda kas
ajaan, Ta. Memangnya masi
tu alasan ibunya
masuk
Tinggal di gang sempit dan kumuh. Sementara keluarga Dika seperti priyayi, berada ja
t. Tanpa suara. Aku
r les untuk putra bungsunya yang masih kelas lima SD. Siapa sangka anak pert
Evan mengusap pung
kut tinggal di rumah itu, dan diangkat menjadi anaknya. Semua biaya hidup dan
an ingin mencoba berkarir sesuai pendidikan. Menjadi pengacara. Namun, tahun lalu Mama benar-benar memoh
termasuk aku, di luar kendali masing-masing. Ada tangan ya
mudian mengangguk paha
a dengan namamu? Bukankah perusahaan itu sudah a
ebenarnya agak berbeda. Art
a. Kebetulan ya
setelah kami kembali
ah malam. Kamu jug
anganku. Ia turun dari mobil lebih dahulu, lalu
ma ka
atap mata cokelatnya yang tak terbaca. E
Aku pu
mudi. Ia melambaikan tangan dan berlalu meninggal
ng berbeda nantinya. Entahlah. Yang jelas, saat aku mas
pikir cerdas setel
kirimkan setel
*
sam