u to the point. Pastinya ia bukan tak tahu,
r," jawabk
pir taksi
alas menanggapi ocehan
mlo terus. Nunggu apa, sih? Lu 'kan ca
yak hal yang membuatku malas datang ke acara reuni.
rus datang ke acar
habat sejak kelas satu SMA itu sangat gigih mengajakku datang ke a
a. Aku bisa menghasilkan ratusan dolar dalam waktu sesingkat itu. Lalu, untuk apa menyia-nyiakan
lu udah pacaran lama sama Dika?" tanya Meta.
aja, kali," j
ng reuni, lho. Ajaibnya, hari in
kutkan ternyata terjadi. Mangkir dari reu
betulan aja
ahasan tentang Dika. Nama itu akan membuat semua yang hadir menging
?" tanya Meta lagi. "Nggak pernah ada
penga
ara maksudnya?" kali in
anya menjelaskan ke orang seperti Winda, bahwa statusku memang ju
nggak pakai baju yang kerenan dikit, sih?" E
yedihkan itu nasib lu? Bahkan cincin sebiji aja lu nggak pak
erhiaskan emas permata. Niar merangkul bahuku. Gadis itu tetap d
nggak sanggup beli emas." Seutas sen
aunya m
i sana tertawa men
Winda yang bicara. Suaranya terlalu keras hingga beberapa orang yang duduk di sudut lain memanda
Meta, dan Niar bangkit. Mereka pindah ke sudut lainnya
a. Apa
ai
kamu lagi. Udah berapa ta
pul
ya? Sampai kamu pun ingat
ual mendengar kalima
hina dan memperlihatkan penolakan, karena aku
lu menghela napas dan
berpikir Ibu akan memp
a. Udah l
mulai menari bersama. Tak peduli pria atau wanita, dan sudah menikah atau belum. Ini satu hal
tiba-tiba memecah kehe
p tajam. Membuatku jengah dan ing
Dika berta
an teman-temannya bahkan sampai menoleh memperhatikan kami di tengah akti
i yang cantiknya diakui sejagat, mana mung
par pada lelaki itu, masih
puluh tahun lalu justru dicampakkan o
omongnya? Kam
untuk sesuatu yang j
sok di panggung itu menyampaikan bahwa sudah tiba saatnya acara beralih pada lelang amal. Hasilnya ak
ta rupiah untuk satu kaos bertuliskan nama sekolah kami. Benda itu dilelang pertama kali. Setelahnya ada beberapa benda la
n yang menampakkan sekolah kita dari sudut paling menakjubkan. Dibuka de
ocok kalau kuletakkan di perpustakaan kantor. Pemikiran itu membu
ka ternyata sedang menatap
teringat sesuatu yang luc
r kalimatku. Ia membuang p
diberikan oleh Angga. Lima puluh juta rupiah. Pembawa acara mulai menghitung. Jika sampa
atau ingin pamer kekayaan. Ini tidak lebih sebagai kontribusi di ac
at, aku berdiri dan mengangkat tangan. Dika terkejut
Berapa tawaran yan
lima pu
tengah terbuka. Aku ingin lihat, bagaimana sikap mereka setelah ini pada seor
*
sam