ma July. July yang memang begitu mengidam-idamkan sebuah pernikahan bak seorang putri, nyatanya harus kandas karena pria bernama Alex memilih pergi seperti angin lalu. Tak
n, Alex berjongkok dengan kaki tertekuk di had
asa iri. Tersenyum penuh kekaguman atas keberanian sosok Alex yan
gsung menjadi topik utama dalam pemberitaan di layar kaca hiburan tanah air. Hampir sem
marry me' membuat semua orang serta wartawan yang ada di kerumunan tersebut bersorak histeris. Siulan d
! Terim
erima!
y bersemu merah. Apalagi ketika kerlingan mata dari Alex t
ran tersebut. Memakai cincin berlian itu, hingga suara tepuk tangan l
pa semua ini
kau jaha
ang tiba-tiba terasa sesak, seolah sedang mencekik membuat raga tak bisa ber
X!!!
sebesar biji jagung memenuhi seluruh tubuhnya. Menetes secara perlahan,
sendiri. Dion sedang pulang dan menjemput Davi
raih tubuh July yang di hujani peluh dingin
r sambil satu tangan menggenggam tangan July yang gemetaran. "Tenang
gan yang bernuansa putih ini dengan tatapan bingung. Bisa di pastika
Tentu saja saat ini Tesa masih bisa merasakan bagaimana tubuh J
, sayang." Mengusap lemb
. Tangan dalam genggaman pun sudah ia kib
n dokter. Kau harus di periksa terlebih dulu." Berl
apasan dengan Dion dan David. Mereka sama-sama terkejut
ik saja?" tanya Dion sambil mendarat
njawab, "Panggilkan dokter, se
tin. Rasa lega langsung menyeli
" Dion memastikan. Tesa
r." Tanpa menunggu persetujuan, David sudah b
dokter, Tesa dan Dion bergegas
dalam posisi semula, kini July terliha
Sebentar lagi. David seda
mendingan bukan?" tanya Di
" Dion terkekeh. Sadar atau tidak, perlahan senyum di bibir July
isa menciut. Ingat itu." Ocehan terus keluar dari mulut Dion membuat Ju
uara pintu dengan kaca persegi di tengah terbuka. Jordan, D
u memeriksa keadaan July-. Mendekat ke arah sang suami, lant
rdan dan Tesa. Saling berbisik sambil
David. Kepalanya miring lebih
k saja." Dion lantas terkekeh membuat
ah membaik. Tak ada yang perlu di khaw
sang dokter langsung be
mengelak. Biarkan itu menjadi sebuah pengalaman buruk dalam h
u." Tesa membantu July
uly saja. Para lelaki sudah menunggu di luar sana. Yang satu menungg
asem, tak masalah. Nanti bisa di lap setelah sampai di rumah. Yang terpenting
esa memast
ntai. Sempat sempoyongan, tapi dengan sigak kedua tangan Tesa langsung mer
elan saj
at. Aku bisa jalan sendiri," ucap July santa
ntak. "Sini ibu bantu kau berjalan." Meraih lengan July lagi t
bergegas meraih lengan J
ampai dituntun-tuntun." Menyingkirkan lengan ayah.