k, kenapa kam
a cemas karena perlakuannya yang k
ini? Atau apa jangan-jangan selama ini kamu memang b
et kenapa Kak Lusi ada di k
perlu kamu bersikap be
A sudah berani main kasar sama orang yang lebih tua, mau jadi ap
u dan Kak Tuti d
ribut-ribut
ah sikapnya kasar begitu, mau j
i Bu si
ebelum anak itu selesai b
adi kamar kami, biar si Lula tid
a gitu dong, Kak," protesnya,
atas kasur kan? Darimana uangnya kalau bukan d
sadar sampai sekarang hidup mereka yang la
an sodara-sodaraku uang, tapi saat tadi kudengar sendiri
iar Kakak dan Kak Lusi tidur di kamar Ibu
Eh jangan dong, gak enak sama sua
kami di k
angan, meningan udah di kamar Lula aja,
tak santai seperti ingin berontak, tapi mau
an sambil berlari ke kamar
punya sopan-santun sedikitpun," pungkasku seraya mengambil n
Lusi masuk kemb
ian lututnya, kasihan mungkin Lusi sangat kesakitan karena t
Aku bertanya sambil berjo
atas lutut. Niat hati ingin melihat seberapa besar luka lebam akibat benturan ya
usi, ini apa? Da
merah di bagian paha istriku, entah ini l
punggung Lusi, benar saja, luka-luka memar yang sama
ta Lusi, ia mencoba
n ini? Siapa yang berani sakitin kamu sampai begini?"
is. "Perih Bang, pe
gak bener. Kuteliti lagi dengan baik
Lus, apa kamu dipukul pakai ka
an dengan sorot mata
bu? Jangan-jangan bambu yang ada di kamar i
tapi apa pantas istriku dipukul pak
mbu? Apa jangan-jangan karena
kepala lalu ke
n begini, sebenar
nya matanya saja yang terus mengeluarkan air mata s
a kenapa istriku dipukuli? Dan siapa pelakunya? Tapi sekarang rasanya sulit sekali aku mendapatkan i
an perlahan. Aku kembali menatap istriku dan meme
lihat
gangka
a yang udah mukul kamu?
a tampak sedang meng
ng di sini sekarang." Aku meyakinkannya la
a," ucapnya kemudian sambi