at mobilku. Besar, bagus, kinclong. Mobil Mas
obrolan dengan tersenyum sembari meninggalkan adiknya ya
ya?" tanya Eva pada
ik,
sedikit bibirnya karena memandang Riska yang datang ke ru
yang ada di ruang tamu memandang ke arah kaki Riska. Ibu Gunawan, Ayahnya, dan suami Eva sa
setelah menyapa k
lek gitu? Kayaknya bisa jalan aja sukur." Mobil taft tahu
l itu, Va. Udah lam
ak ada AC-nya. Katanya istri kamu juga kerja, mana hasilnya
mewah. La kamu, mobil aja butut gitu. Coba ibu lihat foto rumah ya
diam mendengarkan
t. Cucu-cucu kita juga sehat. Mau rumah mer
gitu. Mana apek. Lagian beli mobil gak ada
gada. Orang bapak udah cium m
i. Mampet, ya
itan ke kamar. Ia berniat mem
rang tua lagi ngomon
istirahat. Kasian
istirahat, Bu. Cap
s yang gak bikin capek ka
an kedua anak mer
g hanya lulusan STM menjadi bahan olok-olok keluarga ibunya. Sedari muda, ia merantau di kota Metropolitan dan
nk swasta. Posisi yang cukup bagus di bank itu hingga bisa mengangkat derajat kedua orang tua. S
kota. Berpindah-pindah kota sering dilakukannya. Hingga pernah terusir dari kos-kosan k
mandiri, sopan, sederhana, baik, dan tidak suka bermewah-mewah. Sedari kecil, didikan ayahnya tak mengijinkan
rumah meski ia memiliki rumah tiga lantai. Berteman dengan sia
olok teman-temannya di sekolah. Sebagai orang mampu,
isekolahin ama majikan, ya?" ejek Dinda. Gadis cantik na
pakai duet gue sendiri. Walaupun murah, s
Awas aja, ya, lo k
. Entar ketularan miskin lagi." Dinda dan t
n-temannya yang berada tepat di belakang Riska ber
usai. Beberapa menit ia mengajaknya mengobrol. Tanpa disadari, Dinda dengan teman yang lain,
Ia berpura-pura terkejut dan segera menye
tulis, juga beberapa benda lain miliknya jatuh ber
kesal. Murid yang lain hanya melihat ke arah Riska. Tanpa menjawab, gadis itu segera berlari keluar sekolah. Ia tak menangis, hanya saja teramat kesal. T
engar papanya berbicara ditelepon. Nada yang cukup mengkhaw
apa,
kecelakaan, Sayang. Sekara
al? Pak Mukti, P
Pak
ernah nolongin Riska pa
sih inga
ska ikut
ni setia bekerja pada sang papa. Saat Riska kecil, ia hafal betul dengan sosok
erkejut. Ada gadis seumuran dirinya me
Gadis itu
is
Pak Mukti?"
guk disertai
anya Dinda setelah melihat R
ya
ngan erat. Dipelukan gadis yang sel
. Gue udah keterlaluan sama lo. Gu
akut sama
. Gue janji, apa yang lo minta gue t
. Semua manusia lahir gak bawa apa-apa. Jadi, gue minta sama lo, hargai manusia entah siapa pun dia. Gue gak sakit
selama ini ia hina dan sempat ia kerjai itu
begitu menghargai dan menghormati Riska. Mereka kini tak mempermasalahka
pun bekerja di kantor Riska. Kantor yang ia dir
a Alpart, Bun? Seenggaknya, Eva
pa harta itu untuk dipamerkan? Toh, dari dulu Ibu sam
Bun? Tiap kita ke si
n mereka itu hargai kita dengan
u memang sepert
bunda masih sekolah juga sering diejek c
punya istri s
*
beristirahat di kamar, Eva tiba-tiba
bil aku mau lewat. Takut kegores, so
ranjak tanpa m
ak mungkin dong mobil butut belum lunas
enahan emosi terhadap sang adik. Andai bukan mulut adiknya yang be
mbung