na jingga langit menyuguhkan suasana asri khas pedesaa
ani sang kakek. Sesekali mereka mengajak kakeknya bermain bersa
Ayo, mandi ter
ana,
ah Mas
beranjak dan mas
nek ke rumah Mas Fajri. Bu
a berangkat dulu, ya. Nant
or
mendandani anak gadisnya. Riska sengaja memakaikan baju yang cukup bermerek. Hal
Assalamualaikum." Kedua anak ma
udah pada mandi?" Ibu mer
Anak-anak
hampir sama ka
rnanya, tapi mere
nanya kok gelap gitu. Kalau milih baju itu yang terang dong, yang cerah biar
b, tapi sudah didahu
emua, Nek. Gak ada yang belinya di pasar. Apalagi baju lebaran kemaren, pesennya di butik, lho
mer gitu sama Nene
erus sama Nenek. Gil
ng anak, tidaklah salah. Memang sesekali, nenek Gilang
sana. Inget, ya. Jan
p Bu
alan dengan kedua orang tua Gunawan. Hal pertama kali yang ditanya Ibu mertuanya adalah harta. Padahal, waktu itu keuangan perusahaan s
ang digelontorkan untuk berobat tidaklah sedikit. Bukan lagi rumah sakit
nar-benar diuji. Rumah megah tiga lantai harus tergadai demi menutupi biaya pengobatan sa
atanya sampai lantai tiga. Mobil di garasi berjejer-jejer
sakit. Biayanya gak murah, Bu. Rumah d
on besan ibu
il uang perusahaan sedikit pun karena mikirin karyawan. Beliau mengalah menjual
was, ya. Kalau pas kamu nikah nanti a
rsedu di pojok kamar. Ia tak menyangka, calon mertuanya begitu kasar kepada
picik itu, Mas. Gak ada sama seka
kal bicara begitu. Mas janji, kita akan tinggal
ragu sama
ini beda dengan ibu, Mas. Ke
dihargai sedikit pun sama ibu
meski calon menantunya itu hanya karyawan biasa dan seorang peranta
n ocehan ibu Gunawan, tapi rasanya tak sampai hati apalag
ihat, Gunawan itu orangnya baik, penyayang, perhatian. Buktinya, dia juga mau biayai adiknya
tentang Gunawan meski sang
dunia. Semua acara yang sudah diatur sejak jauh-jauh hari berantak
a, ya. Ibu udah keluar modal banyak. Bolak-balik ke Jakarta, beli ini beli itu, sampai ikut
gal. Gak mungkin acara dila
ang, suatu saat ibu gak akan terima Riska sebagai
Bapak memang sengaja siapkan sawah itu untuk anak-anak. Kenapa Ibu bilang gitu? Ki
pak ini s
ak perempuan. Sejak kejadian ini, pak Suryo cukup mengerti sifat keluarga Gunawan. Sedikit banyak ia
Hal ini bertujuan untuk menjaga nama baik sang bes
*
wan. Di sana banyak sanak saudara yang baru datang karena lusa anak pertaman
enginjak di rumah berwarna hijau tersebut. Ia langsung meraih tan
. Sini, Ris. Si
adik mertuanya yang lain. Setelah selesai menyalami semua orang di sana, Riska pun
pa gram? Lumayan gede, ba
paknya Niko pulang dari Lampung. Ini
dua empat, to
ayan sih kalo b
usaha, ya, di Jakarta?
Ada usaha
itu. Banyak d
tangan sama jarinya gak ada pake emas. Jangankan dia, a
gus lho. Artis-artis banyak yang
ap ke rumah pasti bawa pizza, martabak, sate, buah. Macem-macem yang dibawa." Ibu
engah membela Riska ikut diam karena takut salah bicara.
dikit sumringah. Ia berjabat tangan deng
ke kamar ak
riknya ibu mertua yang tampak cuek saja. Bersikap sabar selalu ia lakukan meski ia sudah membelikan gamis bes
kan Eva beserta sang suami saat Riska baru saja tiba. Belum lagi amplop uang yang sengaja Riska siapkan untuk ibu me
tua masih saja mencaci saat Riska beranjak. Entah haru
mbung