kibat terkena siraman kopi. Ia merasa kesal karena baru saja be
banget
enapa gak hati-hati?" Reno suam
pleset. Kaki aku
ju kamu ini harganya mahal. Awas,
kenapa kalo aku minta
u kamu yang ini harganya mahal. Mana mampu aku.
aat mendengar suara suami istri itu di dapur. Ada rasa bersalah terbesit di hatin
ak ia memandangi gamis itu. Gamis yang dibelikan Gunawan di butik ternama bahkan belum sempat ia pakai. Sedikit ragu karena itu p
aku aja. Baju k
Ia juga mengambil kasar gamis yang ditawarkan oleh Kakak iparnya
g ada kulit aku bisa gatel-gatel. Lebih baik aku pulang dulu aja, daripada
uat dan berkata demikian. Meski sang adik ipar adalah wanita k
cara Eva dan Reno yang cukup besar itu
*
, sempat dibuat terkejut. Mobil mewah seharga setengah miliar itu tertata rapi di halaman rumahnya. Dengan berh
s tampak serasi. Lain betul dengan Gunawan dan Riska yang hanya memakai
a aku misalnya. Mana modelnya itu-itu aja. Emang gak bosen ap
kaya gini
pa gajinya? Kasian banget, sih, Mbak. Beda, sih sama aku."
melirik dengan bibir sebelah yang tertekuk ke bawah. Dengan mudah ia menyepelekan soal gaji kakaknya, pa
ang di belakangnya. Eva yang tadinya sedang mengobrol r
k mobil,
kan, ke sini gak bawa
losnya anak itu menunjuk mobil berwa
n. Sini, sini. Jangan bua
ng. Itu tulisan di belakangny
berpikir perkataan keponakannya itu benar kare
g dan mengajak Gilang dan Riana masuk untuk berfoto dengan pengan
embali ke dalam dan be
kaya nama Gilang, ya? Apa iya itu mobil Mas Gun? Tapi
ah kaya gitu. Kalau itu benar punya Masmu, kenapa gak di
nya, tapi kenapa plat nomer itu bis
t gitu yang pen
Dengan santainya ia kemudian maju ke pelaminan dan bergaya saat difoto dengan kedua mempelai. Ia bahka
itu kan, identik sama perhiasan Mbak. Selain bisa untuk ta
yang kamu pakai ini cuma bisa mengundang orang berbuat k
bak aku
hat perhiasan di tengah keramaian tamu undangan.
Gak enak dil
ak itu emas putih yang murahan itu, kan
barang mewah, tapi pemberian suaminya sangat ia hargai. Termasuk perhiasan ma
*
ebih dulu datang ke rumah bibi Maryam untuk membersihkan rumah. Sejak
di istri Imran, gak ada yang
k. Aku ud
duduk di ruang tamu b
nyak kerjaan, apa ga
Yuni gak bisa b
? kamu boho
ceritakan. Saya cuma pegawai biasa di sana." Imran memberanikan diri be
kamu apa
atu, orang tua saya ada di kampung
i, begitu? Dasar gak tau malu. Kamu nikahi anakku dengan
siapa-siapa kecuali Mas Imran." Tangis Yuni pecah. Sementara dari arah dapur Eva berjalan setengah berlar
u untuk masa depan kamu sendiri. Cinta, cinta, apa bisa
ran agar pernikahan mereka lancar tanpa halangan. Imran memang bukan orang yang kaya harta, tapi sedikit banyak say
reka buat bohongi bibi. Bibi b
t apabila Yuni dan Imran berbuat nekad. Bisa-bisa mer
kibat marah, kini terlihat kembali seperti semula. Ma
suami kamu menetap di sini. Gak Sudi ibu lihat m
kan ikut saya, Bi.
n dan juga Riska. Meski ibunya sudah memaafkannya, perkataan
s dengan mobil mewah yang katanya milik Imran itu. Barulah kini ia