eva
ah keluar dari mulutnya. Dia kembali dipertemukan dengan sosok
g sudah lama tak dia sebut. Debaran jantungnya tetap sama. Dia tetap b
ya terjatuh membasahi pipinya. Di hadapan semua orang, dia tidak akan menjadi sosok yang lemah. Arletta m
dalah pria yang telah menghancurkan hidupnya. Pria yang bahkan tak ingin
letta tak akan mungkin bekerja di perusahaan ini. Wanita itu rasanya ingin ber
yak biaya. Dia tidak bisa bersikap egois. Jika dia nekat pergi, maka pasti
putranya. Arletta pernah merasakan sulitnya hidup, dan dia tak akan membiarkan Keanu merasakan kesulitan. Hidup Ar
ik Arletta yang menunjukan kegelisahan. Dalam diam, Keevan sedikit terkejut melihat Arletta ada di hadapannya. Sosok gadis polos yang
nggi semampai. Meski tatapan Arletta menunjukan pancaran kegelisahan tetapi sorot mata Arletta menunjuk
et kuat di antara mereka yang membuat mereka tetap saling ber
k hanya mereka saja. Tatapan yang seperti menunjukan penuh arti dan maksud. Tatapan itu pun telah
bu Arletta. Beliau adalah arsitek baru di Maha
ru yang dimaksud oleh Angga. Dia ingin mengeluarkan kata, tapi entah kenapa hatinya tera
etta. Pria itu duduk di kursi kebesarannya. Pun semua karyawan yang
tta yang masih terus menatap Keevan. Dia mulai curiga. Pasalnya tatapan Arlet
sangat berbahaya. Detik selanjutnya, Arletta mengangkat dagunya. Memasang wajah dingin seakan tak mengenal siapa pun di ruangan ini. W
nalnya," jawab Arletta
lagi curiga di kala Arletta mengatakan tidak mengenal Keevan. Mung
Bernuansa Italia dan bercampur dengan nuansa Indonesia. Lalu kita juga memiliki project pembangunan perumahan di Kawasan Tangerang dan K
di hadapannya, membaca seksama isi dari dokumen itu. "Apa dari k
nuansa Indonesia hanya sebagai pemanis. Dan untuk pembangunan perumahan kita bisa membuat dengan kontemporer sedik
kan desain Italia dan menjadikan nuansa Indonesia hanya sebagai pemanis. Itu bukanlah pilihan yang tepa
angannya begitu pesat. Dan selama ini Keevan juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa in
an client-nya. Tentu para arsitek yang bekerja di Mahadika Company bukan hanya paham tentan
kan saran dalam penataan ruangan. Selebihnya dalam penataan
rla mengangguk sopan m
bertanya. Matanya menatap dingin sem
idak mau menjadi seorang pengecut. Detik selanjutnya, Arletta mengangkat tan
memberikan tatapan yang begitu lekat pada Arletta. "Katakan,
Tapi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan." Arletta dengan berani mengeluarkan s
ta dengan tatapan se