besaran. Hans menghembuskan napas kasar dan memi
ka kamu ingin memberantas kekacauan, kesampingkan ego dan urusan pribadi. Kita harus membuka mata. S
dah, saat aku sudah mulai menata hidup kembali, dia kembali muncul dan kamu tahu, dia bahkan ingin menyentuhku. Baga
, dia sangat ingat sekacau apa
harus tahu yang sebenarnya. Kalau kita bisa membongkar kasus ini kamu bisa pergi dan terserah mau melakukan ap
nya sementara di pe
kita pergi seperti bi
adikan pekerjaan sebagai pelampiasan, tanpa dia duga setelah dia berhasil menata hati dan mulai menerima perempuan yang dijodohkan. Shinti
*
sekarang, dia bisa melihat bahwa Felix sedang berbicara dengan security. Kecurigaan semakin me
il remote AC dan mematikannya, hingga tiba-tiba ruangan yang biasanya dingin
u sebodoh itu, Shintia." Felix mencondongkan tubuhnya. Shintia hanya membalas dengan tersen
kancing kemeja bagian atas, Felix menelan ludahnya dengan susah payah. Di
dengan mengibaskan ta
langan fokus. Hasratnya membaur, tetapi dia menggelengkan kepalanya. Tidak
bakku, Shintia? G
hat, tuh saya sudah mulai mengemasi barang
ar, di sana ada sebuah dus yang berisi ba
ekerjaan, aku cantik dan seksi. Siapa
jadi wanita m
erkata dengan menyentuh kancing kemeja Felix
engah mati dikejar dan selalu menolak, gadis cantik yang sulit di
arkan tubuhnya di kursi, satu tangannya menarik ujung kemeja ke bawah hingga bongkahan gunung itu
tarifnya?" tanya
n aku kan?" tanya Shintia dengan bergerak sensual, jarinya yang lentik membelai rahang Felix, membuat pria itu meradang.
agian dada yang begitu menggoda, tetapi dengan cepat
kan tubuhnya, dia melihat ke sekeliling dan menghembuskan napas lega saat menyadari tid
menegakkan tubuhnya. Felix meng
Nggak pernah ada yang ke sana
ntuk tubuh ideal, besar di bagian-bagian yang seharusnya. Felix menyapu giginya dengan lida
dan mengirimkan pesan pada seseorang. Dia tersenyum tipis
, Nol. Bangsat jadikan gue umpan. Awas aja kalau el
annya. Felix masuk ke dalam bilik kamar mandi dan segera mendorong tubuh Shintia. Dia menghimpitnya. Shintia
ng muasin kamu,
Bapak? Kamu gak sopa
lai kumis Felix. Pria itu hendak menciumnya. Namun,
a aku hah!" Felix k
s bagian sensitif Felix yang
h geli. Dia merasakan tangan le
waktu, takut ada yang lih
guk setuju dan hendak membuka ge
tangannya mulai mengelus lembut area sensitif Felix mem