Shintia masih berusaha menata hidup setelah berpisah dari sang kekasih. Selagi bersusah payah melupakan Arya, pria itu justru muncul sebagai CEO di tempatnya bekerja. Rindu yang meluap-luap tidak terelakkan, rasa cinta yang berusaha dikubur malah bangkit lagi. Sayangnya, Arya tidak merasakan hal yang sama. Pria itu membenci Shintia, bahkan tidak ragu memaki untuk membalas sakit hatinya. Kesalahpahaman di masa lalu masih belum terselesaikan, lalu muncul skandal Shintia bersama Felix yang makin membuat Arya makin berang dan bersikap kejam pada sang mantan kekasih. Mampukah Shintia memperbaiki hubungannya dengan Arya? Akankah pria itu berhenti membencinya setelah tahu semua alasan di balik perpisahan tragis mereka dua tahun lalu?
Jakarta, 14 Maret 2022
"Oh, ya ampun. Gue telat!"
Seorang gadis bertubuh molek menyibak selimut, dia loncat dari tempat tidur.
"Aduh, sakit," pekiknya dengan meringis, karena tergesa dia menabrak kursi nakas. "Dasar kayu bodoh, beraninya nabrak gue!" omelnya dengan memukul meja itu. "Anjir malah tangan gue yang sakit," gerutunya kesal. Lalu dia berlari pergi ke kamar mandi. Gadis ceroboh itu, bernama Shintia. Dia bekerja di perusahaan terbesar di Indonesia. Acsimid company.
***
"Telat lagi, lo? Gak mandi lagi?" Belum sempat Sintia mendaratkan bokongnya di kursi kerjanya sang teman sudah menyambutnya dengan ocehan.
"Ya gitu deh." Shintia mengangkat bahu, acuh tak acuh.
"Astaga, Shin!" Nola menepuk jidatnya. "Elu tau kan, hari ini akan datang CEO baru. Anak-anak yang lain dandan abis-abisan. Eh, elu malah nggak mandi. Parah lo ya." Nola menggeleng lemah.
"Terus gue peduli gitu?"
"Ya mau sampai kapan elu terus seperti ini. Move on dong. Semua udah berakhir dan coba deh elu memulai hidup baru. Buka hati agar dapat pengganti. Ya, kali aja kalau elu dandan sekarang tuh CEO baru suka sama elu gitu."
Shintia mengorek kupingnya yang terasa gatal dia sudah bosan mendengar ceramah sahabatnya Nola. Meminta dia move on, menjodohkan, menyuruh berdandan agar banyak pria yang suka. Namun, semua itu dianggap angin lalu. Bagi Shintia hanya ada satu cinta meskipun pria yang sangat dicintai berada di masa lalu tapi semua tak bisa mengurangi perasaannya yang dalam.
"Shin! Elu dengar gue kan!" Nola kesal karena diabaikan. Namun, Shintia tak menjawab. Dia menyimpan tas di loker dan menggeser kursi kerja, menekan tombol monitor.
"Eh, vangke. Elu denger gue kan?" Nola mendorong bahu Shintia.
"Iya, bawel!"
"Terus kenapa gue diabaikan?"
"Ya elu, gue baru datang bukan disuguhi kopi malah dimarahi. Nih ya, mau gue mandi atau kagak tetap aja cantik, yang penting kan wangi."
"Iya yang suka banyak tapi elunya gak mau mulu percuma!"
"Udah gak usah bahas aneh-aneh. Sekarang buruan bikinin gue kopi."
"Gue buatin lu kopi?" Nola menunjuk dirinya dengan jari.
"Iya. Sana gih," jawab Shintia.
"Ogaaaah!" tolak Nola.
"Kalau nggak mau berbaik hati sama gue, sekarang elu kerja sono! Jangan ngoceh mulu, dimarahi Pak Felix, nangis kejer lo."
"Gak usah rusak mood gue dengan bawa-bawa nama si tua itu pagi-pagi deh."
"Jangan gitu sama pacar, Nol," goda Shintia.
"Bacot lu!" Nola melempar bolpoin ke arah temannya. Bukan marah Shintia justru tertawa geli melihat wajah temannya yang kesal.
Suasana menjadi hening dalam beberapa saat, mereka sibuk memeriksa laporan pengeluaran barang dari operator gudang. Kening Shintia mengerut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan monitor memastikan penglihatannya tidak salah.
"Napa lo, Shin?" tanya Noli.
Shintia tak menjawab, dia masih fokus dengan semua laporan yang ada di layar monitor. Tangannya dengan lincah menekan mouse, membuka setiap file. Nola menyadari itu. Dia menyodorkan sebuah buku agenda pada Shintia.
"Shin, lo lihat ini deh."
"Apa sih? Gue lagi pusing nih," jawabnya tanpa menoleh.
"Gue tahu, makanya elu lihat dulu buku ini."
Bukan menjawab Shintia justru berbicara sendiri. "Perasaan gue kasih rincian harga nggak gini deh, kok sekarang beda ya? Apa gue lupa?"
"Nah, Lo pasti aneh kan? Makanya lihat buku ini juga." Nola melemparkan agenda itu ke atas meja Shintia. Gadis cantik dan molek itu menerima buku itu.
"Kenapa?"
"Lo lihat catatan pengambilan material Eva 10, deh."
"Iya. Kenapa dengan Eva 10?"
"Lu perhatikan, disini catatan operator saat mengambil material Eva 10 di siang hari. Satu operator 6 bag. Dan, lu lihat saat sif malam, satu operator ngabisin 10 bag. Aneh gak sih?" Jari Nola menunjuk sebuah catatan pengambilan barang yang tertulis di buku.
"Lembur kali dia? Atau mungkin mesin mereka lancar. Jadi dapat banyak barang, otomatis ngabisin material banyak kan?"
"Gue udah selidiki ini. Gue lihat laporan wip. Semua barang yang dihasilkan di bawah target. Lalu kemana material mereka?"
"Banyak reject kali. Coba cek laporan Q.C."
"Normal. Gue udah email leader QC. Gue juga udah nanya manager maintenance dan gak ada mesin rusak yang mengakibatkan banyak reject. Gue tanya admin produksi, target mereka normal. Antara sif satu dan sif dua pendapatan setara."
Mendengar penjelasan Nola Shintia mengetuk-ngetuk jari di atas meja "Harusnya mereka sama-sama ambil enam kan? Lalu empat lagi ke mana? Siapa yang ambil material saat malam? Dan, elu udah tanya penjaga gudang sif malam?" cecar Shintia.
"Gak masuk dia. Katanya semalam izin. Pak Satpam yang ambil."
"Hah! Kok bisa? Bahaya ini sih? Kita bisa dituduh curang."
"Kita harus segera urus ini. Daripada kita kena masalah. Lo tahu gak, CEO baru akan memecat siapa pun yang main curang."
"Lah kita nggak curang, Nol."
"Terus semua bukti ngarah ke divisi kita."
"Kalau gitu, coba hubungi Pak Felix."
"Justru gue curiga dia ada di balik ini dan kita jadi kambing hitamnya."
Shintia tak menjawab, dia membolak-balik buku data pengambilan barang manual, kemudian dia mencocokkan dengan yang ada di layar. Shintia melempar buku itu ke meja kerja dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia memijat pelipisnya dengan menghembuskan napas lelah.
"Gue udah beberapa kali bilang hal ini ke Pak Felix. Tapi dia bilang banyak reject dan alasan lainnya yang masuk akal. Hingga kemarin gue baru selidiki semua pada masing-masing departemen inilah hasilnya," lanjut Noli.
"Gue juga masih pusing, gue lihat rincian harga barang yang diorder. Semua tidak masuk akal. Satu gunting aja harganya lima juta."
"Apa?" Mata Noli terbelalak.
"Lo nulis harga segitu? Parah lo korupsi ya?"
"Elu nyangka gitu kan? Apalagi orang lain?" keluh Shintia.
"Jangan bilang ini dilakukan Pak Felix?"
Shintia mengangguk. "Gue harus gimana sekarang?"
"Harusnya kita curiga saat Pak Felix minta kita untuk liburan dan ambil cuti secara bersamaan," sesal Nola. Shintia hanya mengangguk. Mereka menoleh saling bertatapan dan menghembuskan napas kasar.
"Nah, elu coba cek agenda dan struk belanja yang ada di dokumen manual. Itu jadi bukti."
"Elu lupa, semua berkas ada di ruangan Pak Felix?"
"Anjirlah tuh orang." Shintia mengusap wajah dengan kasar.
"Dengan cara apa pun kita harus ambil berkas itu, Nol," ucap Shintia bersemangat. Tapi kemudian dia menghembuskan napas lelah, "tapi gue bingung caranya gimana?"
"Elu goda dia aja, kasih deh tuh bongkahan gunung lu yang besar, pasti dia kasih apa yang lo mau," cicit Noli dan mendapat pukulan keras di kepala.
Ketukan pintu kaca menghentikan ocehan kotor Nola. Keduanya tampak pucat saat seseorang meminta mereka untuk segera bersiap-siap, karena hari ini sang CEO baru akan datang.
"Mati kita, Shin."
Shintia tak mengindahkan ucapan Nola. Dia segera beranjak tanpa merapikan setelah kerjanya. Berbeda dengan Nola yang tiba-tiba sibuk merapikan riasan. Padahal tadi Nola tampak suram.
"Elu kenapa dah? Buruan ayo!"
"Kali aja Pak CEO maafin gue karena lihat muka gue yang cantik."
Shintia hanya merotasikan mata, jengah, bisa-bisanya dalam kondisi seperti ini gadis itu masih sempat-sempatnya dandan.
"Menjanda lagi, menjanda lagi. Mau berapa kali kamu menikah Aah? Bapak sudah lelah menjadi walimu. Tujuh kali menikah, tujuh kali pula kamu bercerai." Sarboah janda tujuh kali yang memiliki hasrat berlebih. Dia tidak bisa mengendalikan syahwatnya. Sedangkan Adrian pria Impoten yang ingin sembuh dari penyakitnya. Mereka dipertemukan oleh garis takdir. Dan peristiwa yang tak terduga membuat mereka terpaksa harus menikah. Bagaimana bahtera rumah tangga yang dijalani Sarboah dan Adrian?
"Sekarang kau bisa bahagia setelah dia pergi, Halilintar!" "Demi Tuhan, bukan ini yang kuinginkan!" Penderitaan tidak pernah surut menyelimuti Rubby. Siksaan ibu tiri selalu memberikan luka pada tubuh. Kehadiran Rain—sahabat Rubby, menguatkan dirinya. Rain menjanjikan cinta yang tulus. Ketika bunga cinta mulai tumbuh di hati Rubby untuk Rain. Tiba-tiba Rubby dijodohkan dengan Halilintar. Dia tidak tahu, Halilintar memiliki niat buruk padanya. Namun pesona Halilintar, menggetarkan hati Rubby. Siapakah yang akan Rubby pilih untuk menemani sisa hidupnya?
just for 21++++...🙏 Carl Davidson pemuda kecil itu mempunyai kebiasaan suka mendudukkan Samantha Walker di atas meja tinggi agar gadis kecil itu berteriak ketakutan dan menangis sekeras-kerasnya , minta tolong diturunkan ke lantai. alhasil, akhirnya kebiasaan mereka dari kecil terbawa sampai dewasa.. Carl Davidson pengusaha sukses otomotif yang tampan dan milyuner itu mempunyai kebiasaan suka mendudukkan Samantha Walker gadis cantik di atas meja tinggi agar ia berteriak ketakutan dan menangis sekeras-kerasnya , minta tolong diturunkan ke lantai.. dengan sigap, Carl Davidson pun menurunkan Samantha Walker dari atas meja tinggi ke ranjangnya dan semua orang meresmikan titel GADIS SIMPANAN bagi Samantha Walker. apa bisa Samantha Walker di hargai semua orang dan bersama Carl Davidson melangkah dalam pernikahan .?
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Cerita Khusus Dewasa... Banyak sekali adegan panas di konten ini. Mohon Bijak dalam Membaca. Basah, Tegang, bukan Tanggung Jawab Autor. Menceritakan seorang pria tampan, bekerja sebagai sopir, hingga akhirnya, seorang majikan dan anaknya terlibat perang diatas ranjang.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!