ia benar, dia memutuskan untuk
mobil, aku ambil tas
an bo
usul, gimana? Tapi rapihin dan cuci dulu tuh, anunya." Shintia menunjuk milik pria itu dengan tersenyum nakal. Felix sang
bakku? Pasti dia sudah tergoda
lebih dulu, dia mengirim pe
erhasil
n? Enak gak?'
Gue tanya elu, udah mas
imasukin. Kaget bisa-bisanya aja
ku ng
hasil masuk, ambigu tau gak sih. Gak ada t
u udah masuk ke ruang
k-banyak tanyan
ab aja susa
kek. Jangan sampai ke ruangan ini. Gue lagi cari semua bukti
segera nyusul gue. Tapi elu pastiin semua
a obatny
ue kelar, gue kabarin. Sekalian
ke
esan lo dulu, keburu
usan dia sudah selesai. Shintia sudah harus memutar otak untuk mengulur waktu. Di tidak akan sudi berme
a kursi penumpang dan Shintia segera masuk. Tanpa mereka
mulai tertarik dengan apa yang dilihat. D
mau nyetir? Wah, tu
rya menutup pintu kemudi dengan keras. Dia menan
angkot? Yang benar aja, sekretaris pri
untuknya. Meski sedikit kaget karena atasannya masih berada di kantor, sang GM yang sudah pulang dari tadi menawarkan diri untuk
esok dia tidak akan datang lagi ke rumah
sopir yang menganta
ada yang membuntuti, karena pria itu sibuk dengan hasrat dan terus saja mencari kesempatan untuk meraba paha Shintia
Sayang. Kenapa kamu dulu menolakku, kalau mau aku aja
ak aku ladenin? Serius karena itu, bukan karena Ba
, Shintia." Feli
ngasih aku tiket agar bisa memanipulasi data. Hayo
gen dekat sama Pak Felix tapi malu kalau masih kerja. Sekarang kan ud
ng sebenarnya
a,
Padahal kamu tahu a
gai saat pria itu tanpa sa
a Felix, jika pria itu membantah nanti Shintia sudah punya senjata i
membelai dada bidang pria itu. Dia bahkan menyandarkan wajah di s
kesal, tetapi tak bisa ditunjukkan. Kini aka
bisa menggagalkan Pak Felix. Aku ka
nganku. Aku janji, meskipun kamu nggak kerja,
mbar milik Shintia. Namun, Shintia segera menegakkan tubuhnya. Dia sudah mendapatkan apa yang dimau,
ermainan, tetapi Shintia la
Felix gak hanya akan raba-raba saya. Juga bisa merasa hal yang jau
mu yang seperti ja
hintia cekikikan. Dia sengaja meminta Felix melanjutkan mobil dengan kecepatan
,' batin Shintia. Dia menoleh l ke luar
hotel. Dia mengikuti hingga masuk ke parkiran dan melihat Felix memeluk pinggang Shi
Bunda. Kamu perempuan rendahan." Arya memukul setir mobil dengan kasar sehingga tak sengaja membunyika