dasar negeri yang berada di sebuah
n sekolah, ada yang berlarian dan ada yan
um dan tawa canda mengiringi
rang anak yang tubuhnya kerempeng dan berkulit agak hitam, Bamb
an kayu milik Perum Perhut
i ataupun kayu jenis lainnya seperti Sonokeling dan Maho
bertubuh agak pendek tapi berisi, wajahnya bulat dan agak ber
anak yang di panggil Satya tersebut, yang tampaknya mem
ang, wajahnya memancarkan aura ceria dan penuh seman
s dan terbagi menjadi dua lokasi. TP
ar, terpisah menjadi dua karena dibelah oleh jalanan desa yang m
rukuran sangat besar yang menurut orang orang tua di sekitar tempat ini di
ai diameter dua sampai tiga meter dengan ketinggian mencapai kurang lebih tiga
engan diameter yang rata-rata sangat besar lebih dari satu meter,
nggupinya untuk berkumpul sehabi
rasa sampailah di jalan raya beraspal yang melintas
an antara dua kabupaten. K
pal menghubungkan antar desa ya
mulai terpisah, sebagian berbe
adalah Bambang, Yon, To, A
usuri jalan raya menuju ke dukuh Ja
an desa tersebut , Likin namanya, anak
ng jalan raya tersebut dan berjal
dari perempatan jalan tersebut dan ber
ekatan dengan rumah Satya, hanya berjarak lima puluh meteran sa
ederhana dan berdinding anyaman bambu (gedeg, ba
a sambil melambaikan ta
jutkan perjalanan nya bersama kawan-kawan yang lain yang
o juga sudah sampai di depan rumahnya
terpisahkan oleh rel kereta api yang me
dan merupakan rumah dinas milik Perhutani. Karena Ayahnya seo
terdengar sahutan dari dalam rumah. Dia seger
eragam merah putih yang di kenakannya denga
a kebelakang ke kiwan (kamar
tertutup rapat dan ada airnya m
ndungi dari gedeg yang sudah t
up, yang ada hanyalah sebuah gentong dari tanah liat sebag
tya kembali ke dalam rumah, di c
ambal kesukaannya tanpa lauk apapun, karena memang
anya nasi dan sambal belaka. Usai maka
plinteng (blandring)
, segala mainan bisa di buatnya dengan
i dan berlari-lari kecil ke tepeka tem
ndik yang sangat besar dengan daun-daun yang rindang melindungi b
kas anak-anak kecil den
dap hadapan saling
ya meliuk-liuk melewati law
ian sangat lincah menghadapi kawan
Ardian selalu menjadi momok bagi lawan-lawannya, tak ad
ak-anak kecil tersebut berjalan keluar komplek tepeka dan berlarian di
ang gembira diselingi ta
h saja!" Ajak Satya pa
dan bermain di sungai. Salah satunya adalah Watu Gajah, karena ada ba
ermain adalah di bawah jembatan dan j
k pak Mo'in, sehingga di b
ak kecil tersebut segera melepas semua paka
loncat dari ketinggian b
ekaligus melompat terjun ke sun
ngnya. Mereka tidak takut akan tenggelam kar
annya Satya tumbuh menjadi
g bernama Mbah Wiguno, seorang kakek yang sudah sangat tua, usianya s
umah, entahlah apa yang dikerjakan d
eh kakek buyutnya, ibunya
ayah dari kakeknya yang sudah
h Mbah Wiguno kearah sunga
ng, itu merupakan sebuah lembah kecil dimana aliran sungai nya cuk
l yang di tumbuhi tanaman perdu dan semak-
asih banyak di jumpai ay