umpuh?" Bastian berkata dengan sua
di hadapan Erina dan Erina langsung melamun se
a pria yang terduduk di atas kursi roda itu, s
nya. "Aku hanya... tidak menyangka jik
n menjadi sangat tampan. Bastian memang terduduk di kursi roda, tetapi dia memiliki tubuh yang atletis dengan punggung tegap dan bahu leba
ti seorang model untuk m
kan alis mendengar
mperingatkan dengan tajam, "Dari
erjap dan memusatkan perhatia
karena tidak memberitahumu lebih dahulu," jawab Erina d
memperhatikan wajah Erina dan matany
ia baru saj
enikah karena kedua orang tua. Tidak ada cinta di antara kita. Karena itu, kita tidak perlu melakuk
harapkan dari pertemuan mereka. Apakah... Bastian
. "Apakah... kau kecewa karena mendapatkanku?" Erina bert
g menjawab. Alih-alih, Basti
itu, tidak menyangka dengan
nya kau bisa menikah dengan Kak Zena atau Kak Vanya, tapi kau justru mendapatkank
ngan gugup. Selama ini, Erina tahu ia tidak pernah dianggap di atas kakaknya. Bahkan, kali ini suaminya lang
tidak peduli dengan siapa yang aku nikahi," Bastian membuka suara
sama saja seperti kakak-ka
sung menggeleng. Ia tidak ingin dianggap sama dengan kakak-kakaknya. Ia je
a, aku akan tetap berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Aku akan membuat
k atas dasar cinta, Erina bertekad untuk mencurahkan semua perhatiannya kepada pria itu dan menjadi
an, singkat. Membuat Erina
a..
iku atau berbakti kepadaku layaknya seorang istri. Lebih baik
erlihat kehangatan di matanya. Seakan d
dan pria itu
nggangguku. Kita juga akan tidur di kamar yang berbeda. Kau
mencengkeram ujung pakaiannya. Ini bukanlah pernikahan yang
n tidak boleh membantumu. Lalu, apa yang harus
baru saja hendak mengabdikan dirinya, dan
tidak akan melarangmu jika ingin melakukan sesuatu. Bekerja, pergi, atau apa pun. Aku ak
mberikan batas yang jelas terhadap mereka. Kini, Bastian berada tepat di dep
kamu tidak ada." Bastian menambahkan, kemudian memutar kursi ro
ng menganggap tidak ada? Pernikahan mereka
da di sisi kamar Bastian saat pria itu datan
fasilitas apa pun
a Erina. Ia harap pria itu akan terlihat senang atau bersyukur. Namun, raut wajah Bastian
ar itu menjadi ujiannya. Kita lihat, apakah dia sama seperti kakak-kakaknya." Bastian menjelaskan. Suaranya terd
yangka jika Bastian akan memberikan ultimatum seper
Tuan,"
ke arah Alex. "Aku hanya ingin memastikan, tapi
ng dengan pertanyaan yang t
r bergetar dan kecil,
an te
na benar ha