di tangannya, menimbang-nimban
na ia harus menjawab ata
ng, membuat Erina semakin terdesak hingga
na." Suara Alex terden
ukan ponselnya. "Baik!"
uh ponselnya di dalam tas, sebelum ke
luhan, tetapi masih terlihat tampan dengan tubuh tegapnya. Erina in
canggung, bertemu mertuanya sebelum ia bahkan bertemu dengan suam
an, sama sekali tidak menunjukkan usianya yang sudah memasuki usia enam puluhan. "Karena kau sudah menikah deng
jarnya dengan gugup. Namun, panggilan itu sed
i seakan mencari seseorang. "D
rga berharap ia akan disambut oleh Erina dan Bastian saat ia mendatangi r
mu dengannya, Ayah,
annya. Bagaimana tidak? Erina merasa per
ka berubah menjadi serius. "Dia belum menemui
n pandangan ke arah Alex. Anehnya, pria itu langsung memalingka
elum bisa bertemu." Erina menjelaskan, persis se
ikahan ini dan ia sudah memastikan bahwa Bastian bersih dari jadwal apa pun hari ini. Ia me
yum ramah. "Kalau begitu, aku akan
lan pergi. Namun, satu suara
Erina
ita yang tampak menyembunyikan kesedih
a, Erina?"
k melanjutkan kalimatnya, teta
jungi ayahku? Bagaimana kead
perasaan Dirga menghangat. Eri
hasil. Dokter mengatakan dia sudah cukup sehat, tapi dia
eketika terkembang dan bahu g
ngembuskan napas panjang, "Teri
ngkahnya menuju kamar Bastian. Sesuai dug
ati sang putra tengah terduduk di kursi rod
au belum menemuinya?" ujar
sang ayah, Bastian hanya mengangkat pandangannya d
engirim seorang gadis ingusan?" balas
seorang gadis bernama Erina yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Erina baru berusia
. Ia merasa perlu menyiapkan diri dan menata hati sebelum
ar anak dari teman ay
Zena dan Vanya. Bastian sangat mengetahuinya karena pernah bertemu den
becus dalam merawat diri, jauh berbeda dari kedua kakaknya.
iga, namanya Erina Keneshia." Dirga
ar mengenai anak ketiga dalam keluarga itu. Bahkan, saat Bastian pernah mengobrol sekilas d
ita yang tepat. Karena itu, kau harus percaya jika dia adalah
sia sembilan belas tahun? Pandu pasti gila. Namun, sikap Erina telah mengubah pikiran Dirga. Dan m
bereaksi. Pria itu ha
ga melanjutkan, "Bahkan, kau juga harus memberitahu Erina
*
hkan, pria itu tidak menunjukkan diri pada malam hari, me
telah mempersiapkan diri
tahnya kepada Alex. Bastian ma
Alih-alih, pria itu terlihat
dengan setengah segan. Khawatir Ba
ng menukik tajam dan tatap
i tanpa seizinku?
wab Alex. Erina memang pergi pagi-pagi. Beruntung, gadis
a sembilan belas tahun tidak akan benar-benar mengerti tanggung jawa
r-benar m
sepanjang malam dan tidak tahan untuk mengunjungi sang ayah. Karena itu, begitu matahari terbit, gadis itu langsun
tempat sahabatnya untuk
va dengan penasaran. Dia adalah satu-satunya sahab
ngan kepala. "Aku belum berte
i
seketika jatuh. Adiva memandang ke arah sahaba
itu dengan heboh, "Kau yakin jika dia hanya lumpuh, Erin
i yang tahan untuk tidak bertemu istrinya? Ter
ya," protes Erina, meski dalam hati
an tadi malam?" Adiva kembali bertan
edip bingung. Seakan gag
uami istri pada saat malam pertam
dan menantikan cerita dari Er
. "Te–tentu saja tidak!" jawab gadis itu.
ya. "Pergerakkannya mungkin terbatas. Kalau begitu, kau h
Sejak awal, ia datang kemari untuk sarapan dan mencurahkan kekhawat
nannya," ucap gadis itu
rina yakin sang ayah sudah bangun. Ia hanya ingin melihat wajahnya, kemudian kembali
na tidak mendapati ibu ataupun kedua kakaknya.
tenang, tanda pria itu benar-benar nyenyak dalam tidurnya. Namun, t
jar suara seorang wanita. Suara itu terdengar
lah kejadian ini. Aku akan mengh
e
mendengarnya. Suara pria itu juga terde
jalan tanpa suara m
" tanya wanita itu, semakin meyak
kata dokter dia harus banyak beri
ah, tetapi tekad dan rasa penasar
kh! Pelan-pel
nahannya. Kau benar-bena
n pintu. Tangannya menyentuh kenop p
iam-diam menjalin hubungan dengan kakaknya pun dia tidak menyadarin
rahangnya yang mengeras karena meatinya seakan hancur berkeping-keping saat melihat kekasihnya,
tanya Erina den
e arahnya dan mata keduanya memb
Devano mende
a di ini?" Vanya berta
n membeku, tidak dapat beranjak ke mana pun dan ia mem
n kau tega melakukan ini, Devano?" sergah Erina dengan tegas. Meski m
ka bibirnya.
n sorot tidak senang. "Salahmu yang tidak pernah memperlakukannya dengan baik! Tentu saja
dan bekerja di salah satu perusahaan besar. Bagi Vanya, Erina terlalu beruntung mendapatkan sosok seperti Devano. Gadis itu tidak coc
r jawaban sang kakak. Bagaimana mung
untuk menikah? Agar kakak bisa bersama denga
mehkan. "Sekarang, Devano sudah menjadi kekasihku! sana, pergi l
li ini, alih-alih pergi, Erina justru menerjan
aku!!!" te
un dan terus menarik rambut sang kakak dengan penuh kekesall
tika berhenti. Ia memegangi pipinya dan memandang ke arah Devano dengan sorot t
a!" sergah Devano,
mentara Vanya tersenyum licik, me
an. Pintu kamar mandi terbanting di belakangnya, seketika membuat Pandu ter
ina!" Dia
itu terus berjalan pergi, menelusuri kori
t pengkhianatan dari dua orang terdekatnya. Erina sama sekal
epon. Erina mengabaikannya, tetapi ponselnya kembali berdering hingga Erina
bnya dengan
Tuan Bastian ingin me