ata dengan suara parau. Raut wajahnya terlihat merasa bersalah. Namun,
apa-apa, Ayah. Erina ikhlas," jawab gadis itu, "Erina akan melakukan apa pun untuk membantu Ayah
asuki ruangan itu, diikuti b
pindahkan ke ruang operas
gan keduanya. Pada saat yang sama, seorang pria
harus segera per
i salah satu perwakilan dari keluarga mempelai lak
panjang, memantapkan n
Ayah," ujarnya, sebelum akhirnya mantap be
, mereka telah memutuskan bahwa hanya Zena dan Vanya yang akan mendampingi Eri
erlebih, ia akan menikahi pria yang tidak ia kenal, tetapi gadis itu tida
kan menjadi wali gadis itu. Namun, Erina merasa aneh begitu tiba di sebuah ruangan yang akan menjadi tempat di
arga Erina, beberapa saksi dari pi
ap sumpah." Diam-diam, Vanya berbisik kepada Zena. Keduanya terus berdiri bersisian. Tuga
ai prianya lumpuh." Zena
alang sekali,
menikah dengan pria i
an gaun pengantin berkelas. Tempat di mana mereka bisa bersenang-senang dan be
, tetapi ia tidak menggubris. Gadis itu terus
gan calon suamiku?" tanya Erina kep
e arah gadis yang sudah ia anggap seperti adik sendiri itu. "Apakah kamu benar-benar yakin akan menikah? Saya bisa mem
dan tahu bagaimana perangai kakak-kakak Erina. Gadis itu pasti menikah atas dorongan kedua kakaknya. Karena itu,
eratan jika Erina tidak senang. Ia b
ya terlihat jernih oleh kejujuran da
, "Aku akan melakukan i
an Erina dengan pria yang usianya belasan tahun di atasny
asanya benar-benar aneh mengucap janji masing-masing. Entah
ah
ksi, menunjukkan kes
ng tangan suaminya, tetapi tidak. Gadis itu hanya terdiam dengan
g kembali?" tanya Erina ke
! Kami harus mengunjungi ayah setelah
serta. Ia melakukan semua ini demi sang ayah d
ka?" tanya Erina kepada pria yang
rap. Sayangnya, pria itu memba
e mana pun setelah proses ijab kabul selesai," jawab pria
ap baiklah kepada suamimu!" ujar Zena, kemudian berdua mereka berjalan
n baik-baik saja?" Ti
a. Namun, tidak mungkin ia membuat keributan di tempat seper
an teriris-iris. Dia mengangguk. "
Tanpa berkedip. Pria yang juga masih lajang itu s
an pulang sekarang," u
eninggalkan ruangan, membuat Erina masih tidak percaya jika ia benar-benar
s pergi," ujar pria yang s
ya gadis itu d
u saja, Nona,"
hat wajah sang suami saat di rumah nanti. Semoga saja hal i
*
besar itu. Luasnya hampir seperti dibangun di atas lapangan bola. Tidak hanya besar dan
mu, duduk di sebuah sofa yang t
emakin mendekat. Hingga ketika Erina menoleh, ia mendapati seorang pria bertubuh atletis yang tegap. Rambu
ria itu ada
Pasalnya, sosok yang hadir di depannya tam
" jawab pria itu, "Saya adalah
Sedikit merasa malu
ukan Bastian. Bastian lumpuh, semen
Nona." Alex menjelaskan dengan suara tenang. "Tapi, sebagai gantinya Nona bisa bela
lihan selain mengangguk
ajah suaminya, bahkan setelah mereka menikah. Tidak hanya itu, ia
rindu...," gumam
yang kelak akan menjadi kamarnya, ponsel
m saat membaca nama y
va
anggilan dar