Mia?" tanya Julian dengan mata berbinar-binar. Sudut
da menunggu sampai waktunya pulang? Saya tid
selidik Julian dengan a
a rasa, tantangan itu akan menghantui pikiran Anda seharian. Sa
enang saja, aku tidak akan terpengaruh. Lagipula, hari ini sudah tidak ada pertemuan
ituk
, sang pria
menarik kursi di depan meja
Anda. Masing-masing merepresentasikan kebe
ya Julian dengan s
dengan sifat egois? Jika egoisme berarti hanya mementingkan diri sendir
engirimkan sinyal kepada Mia untuk berhenti bicara. "Apakah mung
ngkat bahu. "Entahlah, tantangan ked
nap
jika nanti tidak terlaksana. Itu hanya akan membuang waktu dan sua
emehkanku?" gerutu Julian
eremehkan, tapi memprediksi masa depan. Kemungkinan
sang pria otomatis mengepal. "Kenapa seren
ari tantangan ini. Kemarin, Tuan berkata ingin membuktik
ah menggebrak meja dengan semangat. "Baiklah! Berarti, kau harus men
guk. "Ya. Tapi jika sebaliknya, Anda harus berhe
n yang terlalu kejam," prote
iki firasat akan gagal?" tantang
al. "Baiklah! Lagipula, kegagalan itu tidak akan
g misterius. "Jadi, apakah Anda siap menghadapinya akhir pek
sa menganggapnya sebagai kencan?" tany
nyodorkan tablet yang menampilkan
sembari meneliti gamba
pingsan, itu berarti Anda sudah berhasil menjadi
ai memucat. "T-tunggu dulu. Apakah kau serius?
h saja sekarang," sahut M
ahitan ususku kembali terbuka, apakah kau mau bertanggung jawab?" ta
orang teman yang bekerja di sana. Dia mengataka
yai ucapannya? Dia bekerja di sana, Mia. Tentu saja dia menjawab begitu. Temanmu itu
i, saya juga bertanya kepada dokter. Jawabannya sam
CEO mulai meringis. "Tapi, itu terlihat ting
nggiannya sek
" seru pria yang mengira telinganya salah mendengar. Namun, begitu s
tanya Mia dengan tampang tanpa dosa. Gadis itu tern
ku menerima tantangan, kemungkinan besar, aku akan mati terkena serangan jantung di udara. Tapi, jika aku menolak
ain untuk terjun bersamaku?" tanya
uan ingin men
Aku hanya perlu terjun dan tetap sadar, 'kan?" t
g tegas. "Tuan Max tidak bol
nap
gkat menyentuh kepala. "Karena d
tidak boleh, sedangkan aku yang pernah menjalani operasi lebih
ax," ucap Mia datar. Ia tidak habis pikir mengapa dirinya bisa jatuh cint
ng CEO menghela napas tak berdaya. "Baikla
at dalam kepala. Ternyata, Mia memang sangat mengenal dirinya. Tantangan it
*
a Max begitu melihat sang kaka
riella, Julian membalas tatapan sang adik dengan wajah tanpa hara
Max dan Gabri
ee ju
an tawa. Bayi yang sedang asyik menjilati
as ini," celetuk Max samb
asah keberanian Julian," sambung Gabriella sembari memer
yaya
-geleng kecewa. "Kenapa kalian malah mendukung Mia? Apakah kalian tidak k
ak mengulurkan tangan, menepuk pundak sang kakak. "Sudahlah, da
k mati, Max," sambung Jul
anya melompat dengan tali pengaman,
itulah, aku menyiapkan surat warisan untuk Cayden. Jika
sang bayi den
ha, Cayden," angguk Gabriella sambil m
enggelengkan kepala. Telunjuknya terayun-
ajah Julian akhirnya sedikit berwarna.
g bayi pun risih dengan sikapmu ini, Julian," c
iki," ucapnya penuh sesal. Sedetik kemudian, ia menepuk tangan hingga Cayden tersentak. "Baiklah! Mula
sedang kal
pintu. Begitu melihat seorang pria tua yang be