un mencintaiku?" tanya Julian deng
n kepalanya yang kaku untuk bergerak. "Ya
as. "Kau jelas menyimpan perasaan yang sama denganku, Mia. Beberapa ka
pernah memiliki perasaan semacam itu. Hubung
hon
ngis. "Kalau kau tidak pernah mencintaiku, lalu kenap
Evans. Sudah menjadi kewajiban saya unt
s saat aku hampir mati dulu. Kebaikan dan perhatianmu bukan hanya karena patuh, Mia, tapi karena ci
ng sekretaris mul
anggap perhatian saya selama ini sebagai bentuk kasih sayang, maaf, Tuan. Anda salah. Ketimbang cinta, itu lebih mendekati iba
adaku?" gumam Julian denga
tarakan alasan mengapa saya tidak bisa menerima Anda. Sudah jelas bahwa Tuan akan terluk
lekat. Ia tidak melihat kejujuran di dalamnya. Namun me
a itu dengan suara pelan. Ia masih berharap menemuk
engenal sejak kecil. Baik buruknya sifat Anda t
na sosok Julian Evans di matamu? A
tidak memiliki keberanian. Dalam satu hari saja, jari tangan ini tidak cukup untuk menghitung berapa kali Anda
bicara. "Selain itu, Anda juga tidak memiliki pengendalian diri. Apakah
itu. Apakah tidak ada yang lain?" tan
hwa gadis itu akan tergagap atau kebingungan mencari alasan.
dikatakan sebagai pengecut ataupun memiliki kontrol emosi yang rendah. Kau pasti tahu bahwa aku
aim bahwa cinta Anda berbalas? Kurasa sudah lebih dari ratusan, atau bahkan ribuan
aha menyadarkanmu agar menerima kenyataan, tapi kau malah menyebutku egois?" Sambil menggele
menerima cinta Anda," pinta Mia lantang meski kerongkongan telah menye
bilnya belum panas. Darahnya yang mendidih telah mencapai kepala. Jika perdebata
s kaca depan, ia mempertahankan tampang dingin. Sesungguhnya, jantung gadis itu ju
nlah gadis yang tidak tahu diri. Aku tegar dan mandiri. Rasa ini pasti akan berlalu asa
*
Pangera
oleh. Begitu melihat kehadiran Julian, ia langsung melambaikan jari-j
gaman sang ibu, Cayden langsung
begini?" tanya Julian sembari
tanpa perlu menyertakan detail. Sang kakak ipar su
anya Julian setelah men
r hangat, wanita itu menjawab, "Di ruang k
ya menoleh ke arah pintu. "Lalu, di mana Mi
ang pria. "Itulah yang ingin kubahas denganmu. Kami bertengkar hebat
ngan handuk, sang wanita men
dan egois. Tapi aku yakin, itu semua hanya karangan
a. Setelah berkedip-kedip cepat, ia berjalan menuju kamar dengan
tiannya kepadaku selama ini adalah bentuk dari rasa
seorang Mia bisa berkata seperti itu. Kita tidak sedang membicarakan
endadak kaku. "Apa mungkin ... Mia bersikap begitu k
dia sosialnya. Dia sedang bermain seluncur salju entah di
buka lemari. "Perempuan licik seperti Amber tidak boleh mudah dipercaya. Dia mempunyai sejuta cara
i kau jangan lupa. Pada akhirnya, dia melepas Max dan beralih kepadamu. Setelah itu, tidak ada
s. "Bagaimana kalau kita kembali fokus pada masalah utama. Apa yang
sukses menguraikan keruta
Julian. Anak seusianya saja tahu harus bagaimana," timpal
k itu, sang pria pun mengerjap. "M
rah dan terus
cara dan hasilnya malah seperti ini, Gabriella," ucapnya hampir putus asa. "Kurasa, s
ng dijabarkan oleh Mia tadi sebagai suatu kejujuran. Apa yang akan
sungguhnya, maka aku haru
au tunjukkan kesungguhanmu untuk memenuhi kriterianya? Mungkin saja, Mia bi
tang
kan senyum penuh makna meski ma