membuat sang sekretaris menghentikan langkah. Dua detik kemudian,
apa,
u, sang CEO mengitari meja kerja dan be
sangat mengenal kami," ujarnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Baru kali in
aris hampir saja mengerutkan alis. Namun, demi mengha
gas dan ambisius, dia tetap bisa menempatkan keluarga sebagai pr
pakah kau pernah me
tak terduga itu, Mia son
idaman banyak wanita. Apakah kau
al semacam itu, Tuan?" balas sang s
as. "Hanya ingin tahu saja. Jadi
engangguk tegas. "Ya. Sampai sek
k karuan. Ia tidak menduga jika pertanyaan sponta
aku? Karena kau masih berada dalam bayang-bayangnya?" d
ela napas tak percaya. "Kenapa Anda
sih menyukainya," sanggah sang
ma-sama? Sejak dulu, aku menganggap Tuan Max sebagai kakakku. Wajar jik
lian berkedip-kedip tanpa kata. Ia tidak tahu
h, Tuan? Pikiran Anda sepertinya agak k
mengujimu saja," gumam Juli
ji bag
O spontan berdecak. "Kesetiaanmu terhadap Gabriella. Siapa tahu, kau
lainkan kesabaran saya, Tuan. Sebelum kita b
berbalik, Julian tiba-tib
danganmu terhadapku. Bagaimana sosok Julian Evans di matamu? Kenapa kau tidak per
ng hangat itu. Sebelum ia tenggelam di dalamnya,
n sekarang adalah jam kerja. Kita tidak boleh
ksana, dan kita tinggal menunggu jam pu
n akan menjelaskan tentang betapa ia mencintai Mia. Lalu, sang gadis
ang tidak bersahabat. Lebih baik, kita bicar
Mau sampai kapan kau m
ta sudah mencapai kesimpulan. Saya
ekretaris sehingga gadis itu terbelalak. "Kau memiliki per
aris menggeleng samar. "Tolo
agaimana paniknya dirimu saat aku diserang oleh penjahat dulu? Apa k
badi Anda, Tuan. Tolong jangan salah paham," kilah Mia s
pandangan, meneliti bola ma
segala jenis kemungkinan. Yang terburuk adalah kau diam-diam menyimpan cinta kepada Max. Namun
ta gadis itu kini bergetar hebat. Namun, bibirnya sama sekali tidak bergerak
eumur hidup?" desak Julian sembari melebarkan pandangan
ati yang terkunci rapat. Mengetahui usahanya gagal lagi, Julian akhirnya tertunduk
diri, atau ... mencari solusi. Tapi jangan gantungkan aku seperti ini," bisik sang pria sebelum kem
khirnya mulai membuka. Secercah harapa
ulian kembali terpejam dan menarik napas panjang. Ben
melepaskan lengan sang sekretaris.
ucapkan maaf ataupun permisi, gadis itu keluar dari
ti ingin memberi hukuman atas kejahatan yang dulu kulakukan," pikir Julian sebelum me
ih ponsel. Begitu alat itu menempel di telinga, ia mendongak,
a seorang wanita tanpa
l. Mia hanya diam dan menatapku dengan
kukan? Apakah ada yang ber
dar bahwa emosinya telah mengacaukan rencana. "Tidak ada. Aku hendak
celetuk wanita di
terdengar seolah menyambung
an keponakanmu s
pat, Julian mengangguk samar
osi, kau tidak akan pernah mendapat kejelasan darinya. Wanita tidak su
kan asa, Julian kembali menegakkan bada
idak mau menerima laporan ke-1000," tegas Gabriel
rtinya ... kau harus segera me