untuk mogok sekolah. Orang tuanya faha
ndel. Mereka yakin, ada orang yang senga
a juga jarang makan. Terkada
jak Rani yang sudah memb
, aku malu, Ma," kata
tidak melakukan apapun. Dia meminta cium saja Sabila m
lagi. Sabila mengurung diri di dalam rumah. Kedua orang tuanya te
ak Sabila histeris saat bayanga
ar hujatan teman-temannya. Seakan-akan se
al dan guling ke arah mereka. Tentu ke ar
elac
ita mu
kingan
Jal
us menghantui Sab
ah datri hadapanku." Sabila mulai m
au digoyang siapa saja." Kata-
isteris. Bahkan Rani yang menungguinya saja Sabila umpat h
ngan erat, "Bila, istigh
terlalap sebentar Sabila sudah histeris lagi. Rani tida
nya sekolah karena keadaan Sabila juga tidak memungkin
iri Sabila, Sabila du
acam-macam," ucap Bu Sindi tetangganya. Dia juga punya anak seu
alau malu mah udah nggak kel
kalian jahat. Ini fitnah," katanya mengejar mereka. Sesekali Sa
uk ke rumah. Namun, hinaan mer
teriaknya setelah b
di pihaknya. Rani tidak berani meninggalkan Sabila sendirian d
a karyawannya karena keadaan Sabila ini.
luk Fahmi meminta perlindungan. Saat
makan ya!"
tu Sabila mandi, Sabila histeris kembali saat melihat
tanya Fahmi membuk
n handuk. Dia dengan telaten membil
ai baju. Seperti yang dia lakukan
penderitaan kamu. Jika nanti aku t
menyayangi Sabila sejak Sabila kecil hingga saat
ni juga pulang. Setelah salat magri
temanku itu vidio telah diedit, wajah s
melihat keadaan Adikmu," kata Dika tamp
n mereka. Tetapi pikirannya m
Bila ke psikiater
Papa atur jadwal
elempari Ibu-ibu dengan kerikil." Cerita Rani. "Aku takut jika in
ya pada dia. Jadi kita harus buat dia semnga
h dukungan dan Support kita s
Sabila mengamuk. Dika dan Fahmi mencegahn
a, aku bukan pel
gga terdengar ramai di depan
k-bapak, Ibu-ib
lam selalu berisik. Kalau gila kenapa nggak
sedang sakit, dia tid
mendapat perlakuan tidak baik dari
udah menjual diri pada lelaki hidung belang. Itu me
lagi yang punya anak seusia Sabila. Pasti
. Ada orang lain yang sudah mengedit vidi
ai gila, pasti dia memang melakukannya dan sud
g baru saja datang karena melihat
ak Dika sudah menjual
udah itu menuduh. Kalau salah jadin
mereka," te
g keluar. Sabila mengamuk pada
tidak gila!" teriakny
hmi menenangkan Sabila. Set
indi. Tangis Sabila semakin keras. Sabi
r!" Pak RT mem
ala yang sangat hebat. Sa
nepuk pipinya. Namun, Sabi
k, setelah itu Sabila