as." Dastan melirik pada Augusta, pengurus rumah tangganya, wanita paruh baya k
diperlukan Dastan ke kamarnya. Dia mengetuk pintu kamar dengan sopan, menaruh barang-barang yang majikannya mint
mbaringkan Alice yang masih belum sadar di ranjang. Pakaian Alice basah dan
ti dahulu." Dastan berbisik di dekat bibir Alice, jemarinya menyentuh ujung ramb
nya itu lebih cocok untuk wajah Alice. Dan bagi Dastan, bibirnya, bibir Alice juga merupakan salah satu aset terbaik
bisa melihat warna kamisol milik Alice yang mencetak siluet tubuhnya dari balik b
ggup lari dari jerat yang merantai hatinya. Tidak peduli kesalahpahaman di masa lalu telah membuat mereka berdua asing s
langan kendali," gerutu Dastan parau, seolah-ola
ya, dan menukar blus juga celana panjang wanita itu dengan kemeja dari lemarinya sendiri. Ukurannya tidak
eram Dastan menginga
mun, Dastan adalah pria normal dan sehat yang memiliki hasrat. Berada seruangan dengan Alice
ahu bukan udara segar yang dibutuhkan oleh tubuhnya saat ini. Tubuh Dastan meraungkan nama Alice
tan. Jika dia tidak pergi meninggalkan Alice tanpa kabar malam itu, apa segalanya akan be
di posisi yang mustahil dia jangkau. Dastan pikir mereka tampak sera
gi, Alice?" Dastan menggumamkan pertanya
atau menikmati waktu libur yang memang jarang dilakukannya. Dastan tidak pernah percaya pada omong kos
emandangan feminin dari balik pintu sorong kaca yang memisahkan jarak mereka di
panjangmu?" tegur Dastan yang kini menyandarkan satu sisi tubuh
erti pria yang pernah dikenalnya di masa lalu, kecuali jambang halus yang tumbuh menutupi garis rahangnya
peri jahat. Sesuatu seperti ciuman," sa
elenyar memalukan di perutnya. Hanya Dastan yang bisa membuat Alice salah tingkah, ti
perti yang sedang kupikirkan. Apa aku benar?" Dastan membisikkan kalimatnya, teta
aja," sanggah Alice meninggikan nada, kemudi
s. Itu kemejaku. Aku ti
an serat kain, kepalanya menunduk mengamati ba
eratan dengan ide itu, tetapi kau pasti punya prinsip yang berb
?" Alice hampir saj
ku akan dengan senang hati menyaksikan mant
antara mereka sama sekali tidak terjadi. Dastan menyerangnya secara verba
kanmu merasa senang," g
an sepasang kakinya ke lantai yang dilapisi karpet. Namun, Dastan mendadak menekan tubuhnya ke ranja
at Alice tidak berdaya. Tangannya menggapai tangan Alice. Menelikungnya ke atas kepala, menahan kedua pergelan
ekik Alice yang meronta b
balik, Alice? Bagaimana bila
*