u?" Suara tenang pendeta tua dengan kacamata bulannya itu terdengar lagi, ujung jubahnya yang pudar berkibar ditiup angin bulan Oktober yang menyebarkan hawa dingi
ang dan membuat debar jantungnya melompat sejak tadi. Alice yang pandangannya mulai kabur karena a
ubah pemikirannya tentang 'akhir yang buruk' seperti yang telah terjadi pada orang tuanya. Ayah Alice pemabuk dan suka memukuli ibunya, sedangkan
mbilan belas dan pindah ke sebuah flat kumuh kawasan pinggir kota untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.
engan pria bertubuh tinggi seperti tukang pukul, datang mengunjungi tempat tinggal Alice untuk basa-basi. Menanyakan keadaan Alice dan kehidupannya selama be
Suara lain mendadak menyela
a ke mata kaki dalam lipatan-lipatan besar yang menonjolkan lekuk pinggulnya. Rambutnya yang pendek ditata apik,
itkan mata sambil mengamati wanita yan
, mengayunkan langkah panjang yang anggun, dengan suara keletak dari tumit sepa
ia ada di luar kota?" gumam Alice yang sempat tergoda unt
yan
tiba-tiba bergolak hebat, dan ekspresi Dean yang menata
kan saran dokter." Dean bergegas turun dari altar untuk menghampiri Penelope yang berhenti d
a sendiri. Dean hanya pernah bertemu Penelope dua kali. Waktu itu,
Darah menggelegak di kedua pipinya. Dia bahkan tidak butuh penjelasan
u, milik Dean." Penelope membeberkan segalanya sebelum
, memandangi wajah Dean dan Penelope berg
perutnya. "Adalah bayi kami, Alice. Apa kau
" Air mata Alice mengalir, te
sesuatu yang telah terjadi di belakangmu selama dua bulan te
baikan bisik-bisik dan kesiap para tamu, yang kebanyakan berasal dari rekan kerjanya, untuk membalas pengkhianmurah?" Alice mengangguk dengan tawa puas yang dibuat-buat, menj
ang memutar tubuhnya menghadap Dean.
u sama sekali tid
lu repot-repot
i luar kehendakku. Semuanya jadi
e melirik Dean sekilas dan ke
pah itu hanya kecelakaan. Kami bertemu di
ami be
Dean yang mengac
tmu." Penelope mengangkat satu
jemari Alice, menggenggamnya erat, mat
e yang menarik diri dan mengacu
kohol. Kami hanya melakukannya satu kali." Dean l
hkan menyebut jalang kotor itu dengan 'sayangku
ntaimu, tetapi aku menginginkan bayinya. Dia b
antara mereka, kepalanya sakit, dia pikir dia hanya akan mengasingkan diri di rumah
Mungkin pernikahan memang bukan untukku, simpul Alice. Mungkin perni
kau. Insiden pada malam itu membuatku sadar bahwa
mua yang kau lakukan, apa kau pikir aku bisa percaya padamu lagi?
han, Ali
ah dengan
hangnya, yang ditutupi jambang halus, mengetat oleh kepanikan yang luar
knya demi bayi kalian." Alice mengulangi permintaannya dengan nada tenang, meskipun h
*