Hidup yang kau kira hanya bisa menyiksamu, bisa saja dengan sekejap mata berbalik dan berubah. Menjadikan hidupmu lebih baik, bahkan tanpa kau belum bisa menyadari, kehidupanmu menjadikanmu pahlawan. Hidup yang dulu kau caci maki tanpa terasa berjalan dengan cepat dan membuatmu harus menarik kembali caci maki yang pernah kau lontarkan dulu. Hidup yang membuatmu terasingkan, tanpa benar-benar dipahami telah memberimu keramaian dan jauh dari kata 'sepi' yang dulunya selalu menemani harimu. Terserah, percaya atau tidak, hidupmu adalah yang terbaik untukmu, maka dari itu jangan pernah menyesali takdir yang telah tertulis di hidupmu, karena tanpa kau sadari hidup menyimpan alasan kenapa ia membuatmu sengsara dan tak berniat membuka mata di pagi hari.
Baca, Nikmati dan Share!
Mungkin orang beranggapan aku aneh, gila, atau apa yang bisa menjadi sebutan orang-orang. Menurutku aku memang aneh, sampai aku bisa gila memikirkannya. Ini semua bukan karena kekonyolan yang sering dilakukan orang-orang, aku bukan orang yang konyol, juga ini bukan tentang orang yang idiot, aku bukan orang yang idiot.
Aku orang yang normal, tetapi memiliki gelar orang aneh. Sekarang, saat ini juga, aku kembali dijauhi karena keanehan dan apa yang bisa kulakukan? Hanya memandang dengan pandangan sedih ke arah orang-orang yang menjauhiku. Kembali ku dengar kata-kata itu, 'orang aneh' yang memang tertuju padaku. Aku tidak bisa marah, apalagi untuk mengatakan tidak baik mengatakan 'orang aneh kepadaku' aku di sini hanya bisa terdiam dan tertunduk dengan pasrah.
Wajar saja mereka mengatakan aku orang aneh, meskipun menurutku aku orang yang normal. Setelah aku menginjakkan kaki di SMP, aku mencoba mengerti mengapa orang-orang mengatakan aku orang aneh, dan setelah SMA aku sadar aku benar-benar aneh, tapi meskipun begitu aku merasa aku adalah orang yang normal. Memiliki mata, hidung, wajah, dan aku bisa bersekolah. Bukankah aku orang normal?
Yang membedakan aku dengan yang lain hanya penglihatan, pendengaran, dan peraba. Apa kalian berpikir aku buta, aku tuli atau aku cacat, sehingga tidak bisa menyentuh ataupun meraba benda-benda, maka itulah penyebabnya aku dianggap aneh? Tidak, aku bisa melihat, aku juga tidak tuli, aku mempunyai tangan dan tidak cacat. Sudah kukatakan bahwa aku orang normal, tapi jika kalian penasaran mengapa aku dianggap aneh, baiklah akan ku beri tahu.
Semua ini terjadi ketika aku berumur 5 tahun, terjadi begitu saja tanpa diperintah. Saat itu aku berada di rumah tua yang terletak di tengah-tengah hutan, aku tahu mungkin kalian beranggapan hal itu mustahil. Bagaimana mungkin ada rumah tua di tengah-tengah hutan, tapi percaya atau tidak, itulah kenyataannya. Aku hingga saat ini masih bertanya-tanya mengapa bisa berada di rumah tua itu, pandanganku gelap, dan tiba-tiba saja aku berada di sana.
Aku menangis dengan suara yang kuat, memecah keheningan di tengah-tengah hutan. Dan saat itulah semuanya terjadi, benda-benda yang berada di rumah tua itu berbicara padaku, menenangkanku yang masih menangis. Aku semakin menangis, tapi benda-benda mati itu tidak lelah, mereka masih mencoba untuk menenangkan ku sampai pada akhirnya aku tertawa karena ada boneka yang menjadi temanku.
Percaya pasti tidak, tapi aku tidak peduli, karena aku yakin ini memang benar-benar ada, maka aku akan tetap bercerita. Di saat aku bergembira bermain bersama boneka, seseorang mendatangiku, tapi bukan. Maaf, aku salah, bukan seseorang, tapi beberapa ranting yang masih ada daunnya. Seharusnya aku takut dan langsung lari, itu seharusnya, tapi saat itu beda. Aku tidak takut dengan ranting-ranting itu dan aku menyambut kehadiran ranting-ranting itu dengan senyuman manis.
Ranting itu berbicara. "Pulanglah, ke dunia asalmu dan kembali lagi setelah kau mengerti."
Di akhir kalimatnya, aku tiba-tiba berada lagi di rumahku, di kamarku, di duniaku. Aku terdiam, lalu menangis dengan kuat karena waktu itu aku berpikir semua itu hanya mimpi buruk. Aku sadar itu bukan mimpi buruk, karena setelah hari itu, aku bisa mendengar benda mati berbicara. Yang paling ku herankan aku hanya bisa mendengar benda mati berbicara dan melihat mereka bergerak, tapi aku tidak bisa melihat makhluk halus, hantu, jin atau bahkan setan. Ketika beberapa orang yang lain dijauhi dan dianggap orang aneh karena bisa melihat atau berbicara dengan makhluk halus, aku berbeda.
Mungkin aku satu-satunya manusia yang bisa melihat dan mendengar benda-benda mati berbicara, jam wekerku pernah berkata kepadaku. Semua ini terjadi padaku karena aku dipercaya untuk menyelesaikan masalah yang sangat besar dan penting, aku bertanya masalah apa, dia menggelengkan kepala. Kenapa harus aku yang terpilih, kenapa tidak yang lain saja. Aku yakin 100% aku pasti bisa hidup dengan bahagia bersama teman-teman yang lain jika aku tak begini. Selama 12 tahun aku tak pernah memiliki teman, jika ada hanya satu atau dua hari saja dan setelah itu mereka pergi.
Apa kalian tidak ingin menanyakan kepadaku, apakah aku tersiksa atau tidak. Aku bahkan tidak tahu harus menjawab apa, karena sekarang aku sendiri bingung, aku tersiksa atau tidak, tapi jujur aku ingin menjalani hariku dengan biasa nya dengan normal. Oh, aku benci mengatakan ini karena aku merasa hidup normal, aku tidak akan pernah mengakui bahwa sebenarnya aku orang aneh sekarang. Sebisa mungkin aku bersikap biasa saja, tapi ketika aku mencoba untuk tak menghiraukan benda-benda mati yang berbicara.
Orang-orang yang berada di sekitarku tetap saja mengataiku orang aneh, aku lelah kenapa mereka tak bisa menerima usahaku yang telah bersusah payah. Tak menghiraukan suara-suara berisik benda mati yang berbicara. Kenapa mereka tak bisa membuka hati mereka sedikit saja untuk menerimaku sebagai teman mereka. Aku tidak menyakiti mereka, aku hanya ingin berteman, itu saja.
"Sampai kapan kau ingin berada di sini? Apa kau tidak sadar bel sudah dari tadi berbunyi."
Aku tersenyum memikirkan hidupku, takkan bisa menjadikannya seperti sedia kala. Aku berdiri berpamitan dengan pohon mangga yang berada di hadapanku, baru saja satu langkah memasuki kelasku, mereka, teman-temanku mengatakan bahwa aku harus dihindari karena aku orang aneh dan mereka tidak lupa menghadiahiku dengan tatapan sinis. Dan apa yang bisa kulakukan? Hanya bisa terdiam dan berjalan dengan tertunduk menuju bangku.
Jam dinding di kelas ini tersenyum padaku, menyemangatiku agar aku tak terlalu rapuh. Aku akan bertahan satu minggu lagi, setelah itu aku berniat pindah ke sekolah lain. Meskipun aku tahu sekolah yang akan datang akan menolak juga dan akan tetap mengatakan aku aneh, tapi aku bertekad dengan kuat tidak akan pernah berbicara dengan benda mati lagi, dulu sebelum aku tahu arti kehidupan, aku berpikir semua manusia bisa berbicara dengan benda mati. Semua manusia bisa merasakan apa yang kurasa, setelah gelar orang aneh itu tertuju padaku, perlahan aku mulai sadar bahwa ternyata aku punya kelainan. Oh, sudah kukatakan tadi aku tidak suka dianggap tidak normal.
"Hai, Hana, mengapa wajahmu seperti itu."
Meja dan bangku bertanya bersamaan, aku tersenyum, setidaknya aku masih mempunyai teman walaupun benda mati yang bisa berbicara ini. Aku duduk dan berbisik.
"Memangnya wajahku seperti apa? Wajahmu kusut, kau ada masalah? Mungkin kami bisa mendengarkan dan sedikit membantulah."
Bersambung ke episode selanjutnya.
Umurnya bahkan belum genap 10 tahun ketika ayahnya menyuruh Radif untuk masuk ke dalam pesantren. Anak kecil itu harus melewati suka dan dukanya, bergaul dengan kakak-kakak yang lebih tua darinya. Perjalanan Radif banyak menimbulkan air mata, bisakah ia melewati hari-harinya dengan tenang? Sementara di rumah ia amat di manja kedua orangtuanya.
Melody tahu hatinya berdosa, mencintai pria yang sudah menikah. Bahkan ia sanggup menjadi istri kedua lelaki itu, dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Hidup hanya sekali, maka lakukanlah kesenanganmu, sekalipun itu merusak kebahagiaan orang lain.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"