/0/8503/coverbig.jpg?v=66adb89a16bb0be9224c0425652eafa0)
Hidup yang kau kira hanya bisa menyiksamu, bisa saja dengan sekejap mata berbalik dan berubah. Menjadikan hidupmu lebih baik, bahkan tanpa kau belum bisa menyadari, kehidupanmu menjadikanmu pahlawan. Hidup yang dulu kau caci maki tanpa terasa berjalan dengan cepat dan membuatmu harus menarik kembali caci maki yang pernah kau lontarkan dulu. Hidup yang membuatmu terasingkan, tanpa benar-benar dipahami telah memberimu keramaian dan jauh dari kata 'sepi' yang dulunya selalu menemani harimu. Terserah, percaya atau tidak, hidupmu adalah yang terbaik untukmu, maka dari itu jangan pernah menyesali takdir yang telah tertulis di hidupmu, karena tanpa kau sadari hidup menyimpan alasan kenapa ia membuatmu sengsara dan tak berniat membuka mata di pagi hari.
Baca, Nikmati dan Share!
Mungkin orang beranggapan aku aneh, gila, atau apa yang bisa menjadi sebutan orang-orang. Menurutku aku memang aneh, sampai aku bisa gila memikirkannya. Ini semua bukan karena kekonyolan yang sering dilakukan orang-orang, aku bukan orang yang konyol, juga ini bukan tentang orang yang idiot, aku bukan orang yang idiot.
Aku orang yang normal, tetapi memiliki gelar orang aneh. Sekarang, saat ini juga, aku kembali dijauhi karena keanehan dan apa yang bisa kulakukan? Hanya memandang dengan pandangan sedih ke arah orang-orang yang menjauhiku. Kembali ku dengar kata-kata itu, 'orang aneh' yang memang tertuju padaku. Aku tidak bisa marah, apalagi untuk mengatakan tidak baik mengatakan 'orang aneh kepadaku' aku di sini hanya bisa terdiam dan tertunduk dengan pasrah.
Wajar saja mereka mengatakan aku orang aneh, meskipun menurutku aku orang yang normal. Setelah aku menginjakkan kaki di SMP, aku mencoba mengerti mengapa orang-orang mengatakan aku orang aneh, dan setelah SMA aku sadar aku benar-benar aneh, tapi meskipun begitu aku merasa aku adalah orang yang normal. Memiliki mata, hidung, wajah, dan aku bisa bersekolah. Bukankah aku orang normal?
Yang membedakan aku dengan yang lain hanya penglihatan, pendengaran, dan peraba. Apa kalian berpikir aku buta, aku tuli atau aku cacat, sehingga tidak bisa menyentuh ataupun meraba benda-benda, maka itulah penyebabnya aku dianggap aneh? Tidak, aku bisa melihat, aku juga tidak tuli, aku mempunyai tangan dan tidak cacat. Sudah kukatakan bahwa aku orang normal, tapi jika kalian penasaran mengapa aku dianggap aneh, baiklah akan ku beri tahu.
Semua ini terjadi ketika aku berumur 5 tahun, terjadi begitu saja tanpa diperintah. Saat itu aku berada di rumah tua yang terletak di tengah-tengah hutan, aku tahu mungkin kalian beranggapan hal itu mustahil. Bagaimana mungkin ada rumah tua di tengah-tengah hutan, tapi percaya atau tidak, itulah kenyataannya. Aku hingga saat ini masih bertanya-tanya mengapa bisa berada di rumah tua itu, pandanganku gelap, dan tiba-tiba saja aku berada di sana.
Aku menangis dengan suara yang kuat, memecah keheningan di tengah-tengah hutan. Dan saat itulah semuanya terjadi, benda-benda yang berada di rumah tua itu berbicara padaku, menenangkanku yang masih menangis. Aku semakin menangis, tapi benda-benda mati itu tidak lelah, mereka masih mencoba untuk menenangkan ku sampai pada akhirnya aku tertawa karena ada boneka yang menjadi temanku.
Percaya pasti tidak, tapi aku tidak peduli, karena aku yakin ini memang benar-benar ada, maka aku akan tetap bercerita. Di saat aku bergembira bermain bersama boneka, seseorang mendatangiku, tapi bukan. Maaf, aku salah, bukan seseorang, tapi beberapa ranting yang masih ada daunnya. Seharusnya aku takut dan langsung lari, itu seharusnya, tapi saat itu beda. Aku tidak takut dengan ranting-ranting itu dan aku menyambut kehadiran ranting-ranting itu dengan senyuman manis.
Ranting itu berbicara. "Pulanglah, ke dunia asalmu dan kembali lagi setelah kau mengerti."
Di akhir kalimatnya, aku tiba-tiba berada lagi di rumahku, di kamarku, di duniaku. Aku terdiam, lalu menangis dengan kuat karena waktu itu aku berpikir semua itu hanya mimpi buruk. Aku sadar itu bukan mimpi buruk, karena setelah hari itu, aku bisa mendengar benda mati berbicara. Yang paling ku herankan aku hanya bisa mendengar benda mati berbicara dan melihat mereka bergerak, tapi aku tidak bisa melihat makhluk halus, hantu, jin atau bahkan setan. Ketika beberapa orang yang lain dijauhi dan dianggap orang aneh karena bisa melihat atau berbicara dengan makhluk halus, aku berbeda.
Mungkin aku satu-satunya manusia yang bisa melihat dan mendengar benda-benda mati berbicara, jam wekerku pernah berkata kepadaku. Semua ini terjadi padaku karena aku dipercaya untuk menyelesaikan masalah yang sangat besar dan penting, aku bertanya masalah apa, dia menggelengkan kepala. Kenapa harus aku yang terpilih, kenapa tidak yang lain saja. Aku yakin 100% aku pasti bisa hidup dengan bahagia bersama teman-teman yang lain jika aku tak begini. Selama 12 tahun aku tak pernah memiliki teman, jika ada hanya satu atau dua hari saja dan setelah itu mereka pergi.
Apa kalian tidak ingin menanyakan kepadaku, apakah aku tersiksa atau tidak. Aku bahkan tidak tahu harus menjawab apa, karena sekarang aku sendiri bingung, aku tersiksa atau tidak, tapi jujur aku ingin menjalani hariku dengan biasa nya dengan normal. Oh, aku benci mengatakan ini karena aku merasa hidup normal, aku tidak akan pernah mengakui bahwa sebenarnya aku orang aneh sekarang. Sebisa mungkin aku bersikap biasa saja, tapi ketika aku mencoba untuk tak menghiraukan benda-benda mati yang berbicara.
Orang-orang yang berada di sekitarku tetap saja mengataiku orang aneh, aku lelah kenapa mereka tak bisa menerima usahaku yang telah bersusah payah. Tak menghiraukan suara-suara berisik benda mati yang berbicara. Kenapa mereka tak bisa membuka hati mereka sedikit saja untuk menerimaku sebagai teman mereka. Aku tidak menyakiti mereka, aku hanya ingin berteman, itu saja.
"Sampai kapan kau ingin berada di sini? Apa kau tidak sadar bel sudah dari tadi berbunyi."
Aku tersenyum memikirkan hidupku, takkan bisa menjadikannya seperti sedia kala. Aku berdiri berpamitan dengan pohon mangga yang berada di hadapanku, baru saja satu langkah memasuki kelasku, mereka, teman-temanku mengatakan bahwa aku harus dihindari karena aku orang aneh dan mereka tidak lupa menghadiahiku dengan tatapan sinis. Dan apa yang bisa kulakukan? Hanya bisa terdiam dan berjalan dengan tertunduk menuju bangku.
Jam dinding di kelas ini tersenyum padaku, menyemangatiku agar aku tak terlalu rapuh. Aku akan bertahan satu minggu lagi, setelah itu aku berniat pindah ke sekolah lain. Meskipun aku tahu sekolah yang akan datang akan menolak juga dan akan tetap mengatakan aku aneh, tapi aku bertekad dengan kuat tidak akan pernah berbicara dengan benda mati lagi, dulu sebelum aku tahu arti kehidupan, aku berpikir semua manusia bisa berbicara dengan benda mati. Semua manusia bisa merasakan apa yang kurasa, setelah gelar orang aneh itu tertuju padaku, perlahan aku mulai sadar bahwa ternyata aku punya kelainan. Oh, sudah kukatakan tadi aku tidak suka dianggap tidak normal.
"Hai, Hana, mengapa wajahmu seperti itu."
Meja dan bangku bertanya bersamaan, aku tersenyum, setidaknya aku masih mempunyai teman walaupun benda mati yang bisa berbicara ini. Aku duduk dan berbisik.
"Memangnya wajahku seperti apa? Wajahmu kusut, kau ada masalah? Mungkin kami bisa mendengarkan dan sedikit membantulah."
Bersambung ke episode selanjutnya.
Umurnya bahkan belum genap 10 tahun ketika ayahnya menyuruh Radif untuk masuk ke dalam pesantren. Anak kecil itu harus melewati suka dan dukanya, bergaul dengan kakak-kakak yang lebih tua darinya. Perjalanan Radif banyak menimbulkan air mata, bisakah ia melewati hari-harinya dengan tenang? Sementara di rumah ia amat di manja kedua orangtuanya.
Melody tahu hatinya berdosa, mencintai pria yang sudah menikah. Bahkan ia sanggup menjadi istri kedua lelaki itu, dan memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Hidup hanya sekali, maka lakukanlah kesenanganmu, sekalipun itu merusak kebahagiaan orang lain.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Bagi yang belum cukup umur, DILARANG KERAS Membaca Cerita ini, karena banyak sekali adegan Dewasa. Mohon Bijak Dalam Membaca.⚠️ Menceritakan seorang anak muda, yang terjerumus kedalam lubang hitam, hingga akhirnya, pemuda tampan kecanduan seks dengan Guru dan keluarganya sendiri.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?